• Beranda
  • Berita
  • Profesor Ini Temukan Molekul Ajaib dalam Susu Kambing, Bikin Anak Sehat dan Cerdas!

Profesor Ini Temukan Molekul Ajaib dalam Susu Kambing, Bikin Anak Sehat dan Cerdas!

  • 25 Mei 2025, 09:01 WIB
  • /
  • Dilihat 21 kali
  • /
  • adminpemberitaan

Bogor — Tak banyak yang tahu bahwa di balik tetesan susu kambing, tersembunyi potensi besar bagi masa depan kesehatan dan kecerdasan anak-anak Indonesia. Itulah pesan utama dari orasi ilmiah Prof. Dr. Epi Taufik di IPB University, Bogor, 24 Mei 2025. Dalam pidato pengukuhan sebagai guru besar tetap Fakultas Peternakan, ia menyampaikan satu gagasan yang sederhana tapi kuat: susu bukan sekadar minuman bergizi—ia adalah sumber molekul ajaib.

Molekul itu bernama oligosakarida. “Oligosakarida ini seperti makanan premium bagi bakteri baik di usus kita,” ujar Prof. Epi.

Di dalam tubuh, mereka tak langsung dicerna, tapi justru memberi makan mikroba yang baik. Hasilnya? Sistem imun lebih kuat, pencernaan lebih sehat, dan otak berkembang lebih optimal. Dalam ASI, kandungan oligosakarida jumlahnya ratusan, tapi ternyata kambing juga punya versi yang cukup menjanjikan—khususnya kambing Peranakan Etawah, ras lokal unggulan Indonesia.

Melalui riset bertahun-tahun, Prof. Epi dan timnya berhasil mengidentifikasi oligosakarida jenis 3’-SL dan 6’-SL dalam kolostrum (susu awal) kambing PE. Dua jenis ini dikenal berfungsi sebagai pelindung alami bayi dari infeksi, sekaligus mendukung tumbuh kembang otak. Tak kalah penting, susu kambing punya struktur yang lebih mirip ASI dibanding susu sapi.

“Kandungan laktosanya tinggi. Ini sinyal kuat bahwa ada banyak oligosakarida tersembunyi,” katanya.

Dengan teknologi modern seperti HPLC dan NMR, timnya bahkan mampu memisahkan dan memurnikan molekul-molekul ini. "Bayangkan kalau oligosakarida ini bisa ditambahkan ke dalam produk makanan atau minuman sehari-hari—dari susu bubuk, biskuit, sampai probiotik,” katanya.

Potensi komersialnya tak main-main. Di luar negeri, beberapa perusahaan besar sudah lebih dulu mengembangkan suplemen oligosakarida dari susu untuk bayi dan lansia. Indonesia punya peluang serupa, bahkan bisa lebih unggul karena ragam ternak lokalnya.

Namun, tantangan masih ada. “Selama ini, perhatian kita terhadap molekul bioaktif susu masih minim. Padahal ini peluang strategis, apalagi dengan adanya program nasional Makan Bergizi Gratis,” ujarnya. Ia membayangkan, suatu hari nanti Indonesia bisa memproduksi sendiri oligosakarida berbasis susu lokal, bukan hanya untuk konsumsi dalam negeri, tapi juga sebagai komoditas ekspor bernilai tinggi.

Tri Melasari, Sekretaris Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian, yang turut hadir dalam orasi tersebut, menyambut baik temuan ini dan menegaskan komitmen pemerintah dalam mendorong hilirisasi riset peternakan.

“Apa yang disampaikan Prof. Epi adalah bukti bahwa inovasi tidak hanya soal teknologi besar, tapi juga pada pemanfaatan potensi lokal yang selama ini tersembunyi. Kementerian Pertanian sangat mendukung agar riset-riset semacam ini bisa diadopsi ke dalam kebijakan strategis pangan nasional,” ujar Tri Melasari.

Menurutnya, susu kambing dengan oligosakarida lokal bukan hanya menjawab isu gizi, tapi juga membuka ruang pertumbuhan ekonomi peternak kecil. “Kalau kita bisa kembangkan produk bioaktif dari kambing lokal, kita tidak hanya bantu anak-anak tumbuh sehat dan cerdas, tapi juga beri nilai tambah langsung ke peternak,” ujarnya.

Dalam penutup orasinya, Prof. Epi menyerukan pentingnya kolaborasi antara akademisi, peternak, industri, dan pemerintah. “Kalau kita serius, dari susu kambing lokal saja, kita bisa bangun masa depan pangan, kesehatan, dan ekonomi bangsa,” ucapnya.

Logo

DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN
KEMENTERIAN PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA

Jl. Harsono RM No. 3 Gedung C Lantai 6 - 9, Ragunan
Kecamatan Pasar Minggu Kota Jakarta Selatan
Provinsi Daerah Khusus Jakarta 12550

Tlp: (021) 7815581 - 83, 78847319

Tetaplah Terhubung

Mari jalin silaturahmi dengan mengikuti akun sosial media kami

Copyright © 2021 Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementerian Pertanian - All Rights Reserved

Aksesibilitas

Kontras
Saturasi
Pembaca Layar
D
Ramah Disleksia
Perbesar Teks
Jarak Huruf
Jarak Baris
Perataan Teks
Jeda Animasi
Kursor
Reset