Produksi Pakan Ternak

  • 11 November 2015, 15:28 WIB
  • /
  • Dilihat 15068 kali

Tanpa pakan, hewan tidak dapat bertahan hidup. Itu merupakan realita. Pakan memiliki peranan penting bagi ternak, baik untuk pertumbuhan ternak muda maupun untuk mempertahankan hidup dan menghasilkan produk (susu, telur, daging). Fungsi lain dari pakan adalah memelihara daya tahan tubuh dan kesehatan. Agar ternak tumbuh sesuai dengan yang diharapkan, jenis pakan yang diberikan pada ternak harus bermutu baik dan dalam jumlah cukup.

Kecenderungan dalam industri pakan, perusahaan-perusahaan pakan akan berorientasi pada pencapaian standar kualitas (mutu) yang secara jelas akan menjadi perhatian utama pasar. Kecenderungan ini muncul sebagai akibat dari berkembangnya tingkat pengetahuan dan orientasi konsumsi pangan hewani sebagian besar masyarakat, khususnya di Indonesia. Pemahaman terhadap kandungan gizi yang terdapat dalam bahan pangan asal ternak, akan selalu dikaitkan dengan jenis dan kualitas pakan yang dikonsumsi oleh ternak yang menghasilkan bahan pangan tersebut. Oleh karena itu, orientasi usaha dalam industri pakan harus selalu diikuti dengan inovasi dan dukungan perkembangan teknologi yang berjalan. Persaingan yang ketat antar perusahan/pabrikan, akan mengarahkan “perang“ dalam hal harga dan tentu saja kualitas. Oleh karenanya, diprediksikan dan bahkan sudah mulai sejak saat ini, para pabrikan pakan ternak berusaha menerapkan manajemen kualitas pakan yang meliputi :

1. Kualitas Nutrisi.

Aspek kualitas nutrisi ini terutama sekali berkaitan erat dengan komposisi kimia, di mana kandungan kimianya harus mewakili kebutuhan biologi ternak yang bersangkutan serta mempunyai dampak yang nyata terhadap performa ternak. Nilai utama dari kualitas nutrisi pakan adalah kandungan protein, energi, mineral, lemak dan vitamin;

2. Kualitas Teknis

Aspek kualitas teknis berkaitan dengan karakteristik fisik, ukuran kualitas secara teknis yang meilputi kekerasan/ketahanan pellet. Kualitas teknik akan berpengaruh terhadap daya serap pakan, dan sangat penting untuk industri pakan hewan peliharaan (Pet Animal);

3. Kualitas Emosional.

Aspek kualitas emosi terutama sekali berkaitan dengan standar etika pabrikan untuk dapat meraih pasar dan membuat pembeda untuk sebuah produk berdasarkan variasi komoditi, sehingga dapat berperan signifikan untuk memberikan pertumbuhan yang cepat dibanding produk terdahulunya. Misalnya dengan kualitas plus (omega-3, Vit-E, non kolesterol, pakan organik, dll);

4. Kualitas Keamanan

 Aspek kualitas kemanan berkenaan erat dengan standar keamanan penggunaan pakan untuk ternak, manusia dan lingkungan, kontaminasi mikrobiologi, kemanan pekerja pada proses produksi. Kendali kualitas keamanan berada pada standar GMP dan HACCP.

Jika menilik sejarah, pada mulanya peralatan untuk industri pakan sangatlah sederhana. Bahkan pada kenyataannya, pelopor pabrik pakan ternak pada tahun 1900-an hanya menggunakan sekop untuk mencampur berbagai campuran untuk bahan pakan ternak. Sejalan dengan perluasan usaha dan waktu, maka peralatannya pun makin berkembang (Schoeff W, Robert).

Tahun 1903 perusahaan charter mulai beroperasi di Bolton. perusahaan the sctueiber di St. Joseph, Missouri membuat pakan untuk kuda pada tahun 1905 kemudian setelah itu diganti menjadi Scaimber Mells Inc. Beberapa perusahaan besar di bidang pakan ternak juga tercatat beroperasi setelah Eastern States Farmers Exchange memulai mengoperasikan feedmill di Boffalo, New York, pada tahun 1918. Setelah terjadi Revolusi Hijau ratusan perusahaan pun mulai bergerak di bidang pakan ternak dengan cepat menyebar ke seluruh Negara bagian di Amerika Serikat. Tahun 1918 sebelum kerjasama pertama Persatuan Petani Timur, memulai usaha mereka dalam mengoperasikan penggilingan pakan di Buffalo, New York.

Banyak perusahaan lain memasuki bisnis pakan ketika revolusi agriculture menyebar di Amerika. Meningkatnya kompetisi dan merosotnya keuntungan dalam industri penggilingan tepung menjadikan beberapa perusahaan ini berpindah menjadi perusahaan pakan. Pada tahun 1970-an dan awal 1980-an, terjadi peningkatan dengan bertambahnya pabrik premix. Industri unggas mulai maju dengan pesat selama periode ini, terutama di daerah Delmarva, kemudian meluas sampai bagian Tenggara dan Barat Arkansa dan Texas. Dengan integrasi ini, menghasilkan penghematan kebutuhan pakan dalam produksi dibandingkan dengan pakan untuk kerbau liar. Selama 25 tahun, perkembangan industri terus meningkat.

Di Indonesia pun saat ini telah mulai banyak pabrik pakan yang mendirikan pabriknya di beberapa daerah untuk memenuhi kebutuhan pakan yang terus meningkat seiring dengan peningkatan jumlah populasi ternak. Tidak hanya pabrikan saja yang memproduksi pakan ternak, bahkan kini para peternak ayam petelur (layer) dan beberapa peternak ayam pedaging (broiler) telah mencoba membuat atau memproduksi pakannya sendiri dengan dasar efisiensi dan ketersediaan pakan. Disebut sebagai mini feedmill, mereka mencoba memformulasikan sendiri bahan baku yang mereka miliki untuk nantinya digunakan di farm mereka.

Beberapa produsen mesin feedmill lokal pun mencoba memfasilitasi kebutuhan mini feedmill ini. Kapasitas dan murahnya harga menjadikan pilihan bagi mereka yang ingin membangun feedmill sendiri.

 

Sumber: https://www.poultryindonesia.com/category/news/editorial/

Logo

DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN
KEMENTERIAN PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA

Jl. Harsono RM No. 3 Gedung C Lantai 6 - 9, Ragunan
Kecamatan Pasar Minggu Kota Jakarta Selatan
Provinsi Daerah Khusus Jakarta 12550

Tlp: (021) 7815580 - 83, 7847319
Fax: (021) 7815583

[email protected]
https://ditjenpkh.pertanian.go.id/

Tetaplah Terhubung

Mari jalin silaturahmi dengan mengikuti akun sosial media kami

Copyright © 2021 Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementerian Pertanian - All Rights Reserved

Aksesibilitas

Kontras
Saturasi
Pembaca Layar
D
Ramah Disleksia
Perbesar Teks
Jarak Huruf
Jarak Baris
Perataan Teks
Jeda Animasi
Kursor
Reset