Please ensure Javascript is enabled for purposes of Kementerian Pertanian RI
Logo

Kementan Gandeng Universitas Al Azhar, Saatnya Dunia Kampus Lebih Aktif Tangani Gizi Anak Bangsa

20/07/2025 14:29:00 Pradi 264

Jakarta—Kementerian Pertanian (Kementan) menegaskan komitmennya dalam mendukung program prioritas nasional, termasuk program Makan Bergizi Gratis (MBG) dan pencapaian visi Indonesia Emas 2045. Komitmen tersebut disampaikan langsung oleh Direktur Jenderal PKH, Agung Suganda, dalam Seminar Internasional bertema “Nourishing Minds: Innovation from Poultry, Eggs, and Milk” di Universitas Al Azhar Indonesia (UAI), Jakarta, Sabtu (19/7/2025).

Dalam sambutannya, Agung menyampaikan bahwa hampir seperempat, yaitu secara rata-rata, 25% dari anak-anak di Indonesia mengalami kekurangan gizi. Ia menegaskan bahwa protein hewani memegang peranan penting dalam memperbaiki masalah gizi dan meningkatkan kecerdasan anak, terutama pada periode 1.000 hari pertama kehidupan. Untuk menjawab permasalahan tersebut, pemerintah mencanangkan program MBG.

“Program MBG yang diusung Presiden menjadi intervensi gizi penting. Oleh karena itu Kementerian Pertanian mempunyai tanggung jawab dan peran yang sangat strategis, salah satunya dalam penyediaan protein hewani yang aman, sehat, utuh dan halal (ASUH) melalui skema sertifikasi Nomor Kontrol Veteriner (NKV),” tegas Agung.

Menurut data Kementan, Indonesia telah mencapai swasembada untuk komoditas daging ayam dan telur. Namun untuk daging sapi dan susu sebagian masih didukung oleh impor. Menjawab tantangan tersebut, pemerintah telah mencanangkan Peningkatan Produksi Susu dan Daging Nasional (P2SDN) sebagai bagian dari Proyek Strategis Nasional (PSN) dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025–2029.

Agung menambahkan, "Para produsen produk hewan disamping harus menjaga kualitas dan keamanan produknya, juga harus mampu melakukan inovasi untuk menambah waktu simpan, diversifikasi produk, dan penciptaan pasar baru,” ujarnya.

Selain produksi, program hilirisasi produk hewan juga menjadi fokus perhatian. Kementan mendorong pelaku usaha untuk melakukan inovasi pengolahan seperti pengemasan, pembuatan produk turunan (seperti tepung telur, sosis, susu UHT), yang tidak hanya memperpanjang masa simpan tetapi juga meningkatkan nilai tambah produk hingga ratusan persen.

Pada kesempatan yang sama, Rektor UAI, Asep Saefuddin, menyambut positif kehadiran Kementerian Pertanian dan menyampaikan harapannya agar forum ini dapat mempertemukan perspektif akademik dan kebijakan secara lebih dekat.

“Kami berterima kasih atas kehadiran Kementan melalui Ditjen PKH. Harapannya dari diskusi ini dapat membuka ruang kolaborasi antara dunia pendidikan tinggi dan pemerintah dalam pengembangan sektor peternakan, khususnya dalam kaitannya dengan isu gizi masyarakat,” ujar Asep. (*)

Kategori
WA Layanan Ditjen PKH