Kementan Perkuat Kontribusi Polbangtan Malang Hadapi Lonjakan Kebutuhan Protein Hewani
Malang - Kementerian Pertanian (Kementan) menegaskan bahwa meningkatnya kebutuhan protein hewani bagi Program Makan Bergizi Gratis memerlukan sumber daya manusia (SDM) peternakan yang lebih siap. Mahasiswa Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Malang dipandang memiliki peran strategis untuk menjawab kebutuhan tersebut.
Hal ini disampaikan Sekretaris Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementan, Nuryani Zainuddin, dalam Seminar Nasional Penyuluhan dan Peternakan, Minggu (30/11/2025). Ia menjelaskan bahwa produksi ayam dan telur saat ini surplus, namun kebutuhan konsumsi ke depan diperkirakan meningkat hingga sekitar 774 ribu ton per tahun dengan asumsi pemberian telur tiga kali seminggu.
“Saat ini pemerintah sedang mendorong desentralisasi industri peternakan agar pemerataan produksi terjadi di seluruh wilayah, sekaligus mengurangi disparitas harga”, kata Nuryani.
Ia juga menyampaikan bahwa tantangan ke depan tidak hanya terkait peningkatan produksi, tetapi juga kesiapan sumber daya manusia yang mampu mengikuti perubahan industri.
“Mahasiswa Polbangtan harus bisa mengambil peran memimpin di subsektor peternakan, salah satunya mahasiswa perlu dipersiapkan sebagai inovator teknologi peternakan, pelopor praktik berkelanjutan, wirausahawan muda, sekaligus agen perubahan yang dapat menggerakkan pembangunan peternakan di Indonesia”, jelasnya.
Sejalan dengan arah tersebut, Direktur Polbangtan Malang, Setya Budhi Udrayana, menekankan pentingnya menyiapkan mahasiswa sejak awal melalui pemahaman teori yang kuat, pengalaman praktik, dan pembiasaan membaca perubahan industri.
“Harapannya, semua wawasan hari ini bisa memperluas cara pandang mereka dan Mahasiswa harus siap mengambil peran nyata di lapangan bagi pengembangan peternakan di Indonesia,” tegas Setya.
Dari sisi teknologi, penguatan kapasitas mahasiswa juga menjadi perhatian. Dekan Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya, Muhammad Halim Natsir, menekankan pentingnya penguasaan teknologi baru, termasuk potensi integrasi penelitian kecerdasan buatan dalam pengembangan bahan pakan.
“Pemanfaatan teknologi semacam ini akan menjadi kebutuhan industri ke depan”, kata Halim.
Subsektor peternakan dinilai memiliki peran strategis dalam penyediaan protein dan pendorong ekonomi, sehingga peningkatan kapasitas sumber daya manusia menjadi agenda utama pemerintah. Dalam kerangka itu, mahasiswa Polbangtan dipandang sebagai generasi vokasi yang berperan mempercepat modernisasi dan pemerataan industri peternakan.