Indonesia - Denmark Perkuat Kolaborasi Pengembangan Subsektor Peternakan Berkelanjutan
Jakarta — Indonesia dan Denmark kembali menegaskan komitmen dalam pengembangan subsektor peternakan berkelanjutan melalui Steering Committee Meeting Strategic Sector Cooperation (SSC) Indonesia - Denmark yang digelar di Kantor Pusat Kementerian Pertanian, Selasa (2/12/2025).
Sekretaris Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Nuryani Zainuddin, menyampaikan apresiasi kepada Kedutaan Besar Denmark dan Danish Veterinary Food Administration (DVFA) atas dukungan yang konsisten.
“Kami menyampaikan apresiasi atas dukungan berkelanjutan dari Pemerintah Denmark melalui kerja sama SSC,” ujarnya.
Ia menyebut seluruh kegiatan dari Juni hingga Desember 2025 berjalan baik dan memberi dampak positif bagi penguatan sektor.
Nuryani mengatakan pengembangan organik sejalan dengan target Rencana Jangka Panjang Menengah Nasional (RPJMN) tahun 2025–2029 yang mematok kontribusi komoditas organik sebesar 1,55% pada 2029.
“Kami berharap kerja sama SSC dapat berkontribusi nyata pada pencapaian target nasional tersebut,” tuturnya.
Ia juga menegaskan bahwa pemerintah tengah memperkuat penyediaan protein hewani untuk mendukung Program Makan Bergizi Gratis (MBG) bagi 82,9 juta penerima manfaat.
Di sisi lain, sejumlah tantangan masih perlu ditangani, termasuk terkait kesadaran publik, keterbatasan offtaker, volume produksi yang kecil, serta tingginya biaya sertifikasi.
“Tantangan ini harus diatasi bersama agar pengembangan organik dapat berkelanjutan dan memberi manfaat bagi peternak,” tutur Nuryani.
Ia menyambut baik persiapan menuju SSC Fase 3 dengan catatan ruang lingkup program harus lebih terukur.
Dari pihak Denmark, Hanne Larsen, Head of Center for International Cooperation DVFA, menyampaikan penghargaan atas kerja sama yang terus terjalin.
“Terima kasih banyak atas dukungan Kementan untuk pengembangan sektor organik. Semoga persetujuan rencana kerja 2026 dapat berjalan lancar,” ujar Hanne.
Sejak pertemuan komite pengarah sebelumnya, kedua negara telah melaksanakan satu kunjungan Indonesia ke Denmark, dua kunjungan tim Denmark ke Indonesia, serta sejumlah pertemuan daring. Misi ke Denmark difokuskan pada peningkatan pemahaman tentang industri susu organik, strategi komunikasi, dan model kemitraan petani.
Hanne menilai delegasi Indonesia selalu bekerja keras dalam menerapkan pengetahuan yang diperoleh ke konteks nasional.
“Kami melihat bahwa sebagian besar kegiatan dalam rencana kerja SSC berjalan dengan baik, dan aktivitas untuk semester pertama 2026 telah disiapkan sebagai dasar untuk evaluasi fase kedua dan persiapan fase ketiga,” lanjutnya.
Sementara itu, Hans Ebbensgard Murilo, Minister Counsellor for Food and Agriculture di Kedutaan Besar Denmark, menyoroti sejumlah capaian bersama dalam pelatihan dan penguatan kapasitas.
“Banyak pencapaian yang telah diraih melalui pelatihan di Baturraden maupun di Denmark. Kami berharap sinergi ini dapat terus berlanjut,” kata Hans.
Pertemuan Komite Pengarah ini menjadi momentum kedua negara untuk memperkuat koordinasi dan mematangkan rencana Fase 3 SSC. Kolaborasi ini diharapkan dapat semakin memperkuat sektor peternakan berkelanjutan, meningkatkan kapasitas pelaku usaha, serta mendukung pencapaian target pembangunan nasional.