Fakultas Peternakan UGM Segera Miliki Rumah Potong Ayam Modern
- 01 Desember 2015, 08:05 WIB
- /
- Dilihat 3049 kali

Menelan investasi sekitar Rp 30 – 35 miliar dengan kapasitas mesin terpasang 2.000 ekor per jam, Laboratorium Pascapanen Industri Peternakan dan RPA (Rumah Potong Ayam) ini menjadi wahana pembelajaran dan riset mahasiswa serta dosen,sekaligusunit bisnis yang menguntungkan
Didirikan di lahan 9.832 m2 yang berada di kawasan Pusat Inovasi Agrokompleks (PIA) milik Universitas Gadjah Mada (UGM), masuk wilayah Berbah, Sleman, Yogyakarta. Unit bisnis yang bakal menjadi sarana belajar mahasiswa ini, merupakan perluasan kerjasama saling menguntungkan antara Fakultas Peternakan (Fapet) UGM dengan PT Ciomas Adisatwa, grup dari PT Japfa Comfed Indonesia, yang sudah terjalin belasan tahun.
Sebagaimana dijelaskan Direktur Inovasi dan Inkubasi Bisnis UGM, Hargo utomo dalam sambutan acara groundbreaking atau peletakan batu pertama, mesin RPA yang akan dipasang berkapasitas 2.000 ekor per jam, per harinya akan memotong 12.631 ekor. RPA akan memproduksi karkas ayam yang higienis dan memenuhi kriteria aman, sehat, utuh dan halal (ASUH).
Penandatanganan dokumen kerjasama dilakukan hari itu (26/11) oleh Direktur PT Ciomas Adisatwa, Yahya Djanggola dan Wakil Rektor Bidang SDM dan Aset UGM, Prof Budi Santoso Wignyo S, yang disaksikan Direktur Utama PT Ciomas Adisatwa, Achmad Syaifuddin dan Rektor UGM, Prof Dwikorita Karnawati.
Hargo mengatakan, kerjasama ini diharapkan menjadi model kolaborasi akademia dan industri sekaligus best practice dalam pengembangan lab pascapanen industri peternakan dan RPA di Indonesia. “Secara khusus ini mewujudkan Fakultas Peternakan UGM sebagai rujukan bangsa bidang peternakan dan mewujudkan World Class Faculty of Animal Science,” tandasnya.
Manfaat bagi UGM, lanjut Hargo, ini menjadi tempat pembelajaran, praktikum dan praktek kerja lapang untuk mahasiswa, laboratorium penelitian mahasiswa dan dosen, wahana penumbuhan jiwa wirausaha civitas akademika, penggerak usaha di sekitar lokasi, sumber pendanaan kreatif bagi UGM, serta optimalisasi pemanfaatan aset UGM.
Dwikorita menekankan pentingnya menjaga kemandirian sebagai unit usaha. Sehingga secara bisnis unit ini mampu memberikan keuntungan atau nilai tambah. “Sesuai semangat UGM sebagai sosioenterpreuner university, harus mampu mengimplementasikan pendidikan dan penelitiannya untuk menggerakkan sosial ekonomi, riset dapat diterapkan di industri.” tandasnya lagi.
Dipaparkan Yahya Djanggola, kerjasama pihaknya dengan Fapet UGM telah dimulai sejak 2003 dengan membuat 2 teaching farm berupa kandang broiler. “Masih berjalan sampai sekarang, dengan kapasitas 50 ribu ekor per siklus,” terang Yahya.
Tidak berbeda dengan kerjasama sebelumnya, menurut Yahya, di akhir kerjasama unit bisnis RPA ini akan juga dihibahkan kepada UGM. “Kerjasama akan berjalan 5 tahun, dan setelah itu laboratorium pascapanen dan RPA ini insya Allah akan kami hibahkan kepemilikannya kepada UGM,” ujarnya.
Sumber: https://www.trobos.com/detail_berita.php?sir=57&sid=6776