Kementan Libatkan ASOHI dan GKSI Percepat Vaksinasi PMK
- 15 Januari 2025, 11:32 WIB
- /
- Dilihat 107 kali
- /
- humaspkh

Cibodas – Kementerian Pertanian (Kementan) menggandeng Asosiasi Obat Hewan Indonesia (ASOHI) dan Gabungan Koperasi Susu Indonesia (GKSI) dalam upaya mencegah dan menanggulangi Penyakit Mulut dan Kuku (PMK). Kolaborasi ini menjadi langkah nyata dalam mempercepat vaksinasi ternak dan pemberian bantuan medis kepada peternak (15/1).
Direktur Kesehatan Hewan, Kementan, Imron Suandy, menyampaikan apresiasinya terhadap partisipasi aktif ASOHI dan GKSI.
“Kolaborasi antara pemerintah, asosiasi profesi, dan pihak swasta merupakan kunci keberhasilan penanggulangan PMK. Peran ASOHI dan GKSI menunjukkan bahwa bersama, kita dapat melindungi sektor peternakan dari ancaman PMK,” ujar Imron.
Ketua ASOHI Jawa Barat, Nurvidia Machdum, juga menegaskan komitmen ASOHI untuk terus mendukung pemerintah.
“Kami berupaya bersinergi dengan pemerintah untuk menanggulangi PMK. Hari ini, anggota ASOHI menyerahkan bantuan obat-obatan kepada Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Jawa Barat, yang diterima langsung oleh Bapak Suprijanto. Semoga bantuan ini dapat membantu para peternak dalam menghadapi PMK,” ungkap Nurvidia.
Sementara itu, Ketua GKSI, Dedi Setiadi, mengimbau para peternak agar tidak takut atau tidak menolak program vaksinasi ternak.
“Vaksinasi adalah langkah penting untuk melindungi ternak dari PMK. Mari kita bersama-sama, pemerintah, asosiasi, dan pihak swasta melalui program CSR, bergandengan tangan menyelenggarakan vaksinasi. Peternak adalah garda terdepan, dan kita semua mendukung mereka untuk memastikan produksi susu tetap aman dan berkualitas,” kata Dedi.
Kolaborasi ini membuktikan bahwa pencegahan dan penanggulangan PMK bukan hanya tugas pemerintah, tetapi juga tanggung jawab bersama semua pihak.
Sebagai langkah lanjutan dalam sinergi tersebut, Kementan juga menekankan pentingnya edukasi kepada peternak mengenai pencegahan dan penanganan PMK. Program sosialisasi terus digalakkan, dengan melibatkan penyuluh peternakan dan dokter hewan di lapangan untuk memberikan pendampingan teknis serta informasi terkait manfaat vaksinasi dan protokol biosekuriti.
Pendekatan ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran dan partisipasi aktif peternak dalam menjaga kesehatan hewan ternak mereka, sekaligus mendukung keberlanjutan produksi peternakan nasional.