Pelaku Usaha Impor Sapi Perah Mulai Produksi Susu! Kementan Dorong Kemitraan
- 12 Mei 2025, 14:38 WIB
- /
- Dilihat 65 kali
- /
- adminpemberitaan

Lampung – Investasi sektor sapi perah mulai menunjukkan hasil positif. PT Juang Jaya Abadi Alam (JJAA) yang berlokasi di Kabupaten Lampung Selatan Provinsi Lampung telah memulai produksi susu dari 50 ekor sapi perah impor asal Victoria, Australia. Dari jumlah itu, sebanyak 26 ekor telah memasuki masa laktasi, 19 ekor dalam kondisi bunting, dan telah lahir 24 ekor pedet.
Sekretaris Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian, Tri Melasari, menyambut baik perkembangan ini sebagai langkah nyata dalam mendukung percepatan produksi susu nasional.
“Investasi ini perlu terus didorong melalui skema kemitraan yang kuat dan berkelanjutan dengan koperasi,” ujar Tri Melasari saat melakukan kunjungan lapangan ke PT JJAA, Minggu (11/5/2025).
Hingga pekan keempat masa produksi, rata-rata produksi susu harian mencapai 21 liter per ekor, dengan produksi tertinggi menyentuh 30 liter. Susu segar tersebut rencananya akan dipasok ke Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) cabang Lampung Selatan, dengan target distribusi tiga kali seminggu untuk 2.500 siswa.
PT JJAA juga akan mendatangkan 570 ekor indukan sapi pedaging pada Juli mendatang. Kedatangan sapi-sapi ini merupakan bagian dari kewajiban perusahaan penggemukan (feedloter) sesuai Peraturan Menteri Pertanian Nomor 15 Tahun 2021, yang mewajibkan impor minimal 3 persen sapi indukan dari total kapasitas kandang.
Tak hanya berhenti pada impor, Kementan juga mendorong PT JJAA untuk membangun kemitraan pengembangan indukan sapi dengan Koperasi Unit Desa (KUD) Sawit di Riau. Model kemitraan sawit-sapi ini sejalan dengan arah kebijakan Kementerian Pertanian yang menginginkan industri sapi perah dan sapi pedaging tumbuh dari hulu hingga hilir.
Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Agung Suganda, menegaskan pentingnya menjaga keberlanjutan investasi sapi perah dan sapi pedaging dengan dukungan lintas pihak.
“Ini menjadi bukti bahwa kemitraan antara swasta dan koperasi rakyat dapat menjadi motor penggerak kemandirian susu dan daging sapi nasional,” ujar Agung disela-sela kunjungan ke peternak ayam petelur di Purwakarta (11/5/2025).
“Kami mendorong agar investasi sapi perah dan sapi pedaging dikembangkan secara inklusif, melibatkan peternak lokal, koperasi, dan pelaku usaha agar tercipta ekosistem industri susu yang berdaya saing dan berkelanjutan,” tambah Agung.
Kementerian Pertanian menegaskan akan terus memberikan dukungan fasilitasi dan koordinasi agar model investasi semacam ini dapat direplikasi di berbagai daerah lain. Fokus utamanya: memperkuat industri sapi perah dan sapi pedaging dari hulu ke hilir untuk mengurangi ketergantungan pada impor. (*)