CPNS Kementan Disiapkan Sebagai Tulang Punggung Baru Ketahanan Pangan Nasional
- 27 Mei 2025, 22:27 WIB
- /
- Dilihat 273 kali
- /
- adminpemberitaan

Jakarta – Raut wajah antusias itu tampak seragam. Di salah satu ruangan kantor Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Ditjen PKH), Kementerian Pertanian, puluhan Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) yang baru diangkat mulai membayangkan medan pengabdian mereka: dari kantor pusat yang sibuk menyusun kebijakan, hingga melayani peternak di lapangan, terkadang medan berat dilalui, wilayah-wilayah perbatasan dikunjungi.
Kementerian Pertanian menaruh harapan besar pada angkatan aparatur sipil negara (ASN) baru ini. Tak sekadar memperkuat kapasitas kelembagaan, mereka juga diandalkan sebagai ujung tombak reformasi birokrasi.
“Saya berharap rekan-rekan CPNS mampu beradaptasi dengan cepat, menjunjung tinggi idealisme, dan bekerja keras sesuai kemampuan masing-masing, untuk bersama-sama mewujudkan peternakan Indonesia yang lebih maju,,” kata Tri Melasari, Sekretaris Ditjen PKH dalam pembukaan pembinaan CPNS, Selasa (27/5/2025).
Di sela pembinaan, nilai-nilai dasar ASN digembleng secara sistematis: integritas, profesionalisme, dan pelayanan publik. Para CPNS juga diperkenalkan pada strategi besar Kementerian Pertanian dalam penguatan ketahanan pangan berbasis protein hewani. Salah satu program andalan yang ditekankan adalah Program Peningkatan Produksi Susu dan Daging Nasional (P2SDN).
“Program P2SDN merupakan langkah konkret pemerintah dalam menjawab kebutuhan protein hewani nasional dan mengurangi ketergantungan impor. Kami berharap generasi CPNS yang baru ini dapat berkontribusi aktif dalam implementasi program ini, baik di pusat maupun di daerah,” ujar Makmun, Direktur Hilirisasi Hasil Peternakan, yang turut hadir di acara tersebut.
Program ini memfokuskan pada pengembangan sapi perah dan sapi pedaging melalui investasi subsektor peternakan, kemitraan dengan peternak rakyat, dan penguatan unit-unit pembibitan nasional. Para CPNS ditargetkan terlibat aktif, baik dalam fungsi teknis di lapangan maupun dalam proses perumusan kebijakan.
Kementerian Pertanian sadar, regenerasi ASN adalah kunci. Dalam konteks peternakan, tantangannya lebih kompleks. Maka, pembinaan ini bukan sekadar formalitas birokrasi. Ia adalah proses kaderisasi. Dari sana diharapkan muncul generasi ASN yang tak hanya paham regulasi, tetapi juga mengerti denyut nadi peternakan rakyat dan menjadi agen perubahan.