Sinergi Kementan dan PINSAR, Jaga Stabilitas Harga Ayam Hidup Jateng dan Jatim
- 14 Juni 2025, 12:13 WIB
- /
- Dilihat 60 kali
- /
- adminpemberitaan

Solo — Kementerian Pertanian (Kementan) terus memperkuat sinergi dengan peternak dan pelaku usaha guna menjaga stabilitas harga ayam hidup (livebird) di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Hal ini tercermin dalam kegiatan koordinasi harga livebird yang digelar di Solo, Kamis (12/6), atas inisiatif Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat (PINSAR) Indonesia.
Direktur Perbibitan dan Produksi Ternak, Kementan, Hary Suhada, menegaskan bahwa pemerintah serius mengawal tata niaga unggas agar lebih berkeadilan dan berkelanjutan. “Fluktuasi harga livebird masih menjadi tantangan bagi peternak rakyat. Melalui Peraturan Menteri Pertanian Nomor 10 Tahun 2024, kami berupaya menyeimbangkan pasokan dan kebutuhan serta memastikan harga tetap di atas HPP (Harga Pokok Produksi),” ujar Hary.
Hary juga menekankan pentingnya peran PINSAR sebagai jembatan edukasi dan advokasi kebijakan bagi peternak. Ia mengajak seluruh pemangku kepentingan untuk konsisten dalam implementasi kebijakan dan memperkuat sistem data yang akurat sebagai dasar pengambilan keputusan. “Sinergi ini harus terus kita rawat demi keberlangsungan usaha peternak rakyat,” tambahnya.
Dalam forum itu, Wakil Ketua Umum Bidang Broiler PINSAR Indonesia, Parjuni, mengungkapkan bahwa pihaknya bersama pemerintah dan pelaku usaha telah menyepakati langkah konkret guna menstabilkan harga. “Sejak dua bulan terakhir, harga livebird terus turun dan merugikan peternak. Kami sepakat untuk mengatur produksi livebird bulan ini agar harga naik bulan depan,” katanya.
Pardjoeni menyebut target harga livebird yang disepakati adalah Rp16.000 per kilogram, naik dari harga pasar saat ini yang sempat jatuh hingga Rp14.000 per kilogram. “Harga ideal di atas HPP itu sekitar Rp18.000 per kilogram. Kami berharap langkah ini dapat mengembalikan harapan peternak,” tuturnya.
Pertemuan ini menegaskan pentingnya pengawasan distribusi dan pelaporan perkembangan harga dan pasokan oleh dinas terkait, serta peran asosiasi peternak dalam mendukung tata kelola rantai pasok ayam yang efisien.