Peternakan Indonesia giat adopsi sistem animal welfare
- 04 Desember 2013, 17:45 WIB
- /
- Dilihat 2627 kali

Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementerian Pertanian menerapkan model pembibitan sapi berbasis animal welfare di Unit Pelaksana teknis (UPT) dibawah naungannya yang tersebar diberbagai daerah. Wakil Menteri Pertanian Rusman Heriawan dan Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Syukur Iwantoro, pada Minggu (13/10) meresmikan model pembibitan sapi perah berbasis animal welfare di Balai Besar Pembibitan Ternak Unggul dan Hijauan Pakan Ternak (BBPTU-HPT) Baturraden, Jawa Tengah. “Peternakan animal welfare seperti ini sangat efektif untuk memberi contoh pada para peternak. Saya berharap model peternakan animal welfare dapat dicontoh di peternakan-peternakan lainnya,” ujar Wakil Menteri Pertanian Rusman Heriawan.
Penerapan animal welfare atau kesejahteraan ternak, adalah upaya memperlakukan ternak dengan memperhatikan kenyamanan dan perilaku natural ternak. Pembibitan sapi perah di BBPTU-HPT Baturraden yang menerapkan animal welfare merupakan model pembibitan sapi yang mengacu lima hal, yakni freedom from hunger or thirsty, freedom from discomfort, freedom from pain, injury or disease, freedom from express normal behavior and freedom from fear and distress. “Model peternakan ini untuk menjawab tuntutan konsumen internasional yang menginginkan produk peternakan yang memberlakukan animal welfare,” jelas Rusman Heriawan.
Sesuai dengan permentan No.55/Permentan/OT.140/5/2013 BBPTU–HPT Baturraden mempunyai tugas pokok dalam pemeliharaan, produksi, pengembangan, penyebaran dan pemasaran bibit unggul sapi dan kambing perah dan hijauan pakan ternak.
BBPTU-HPT Baturraden memiliki total area 241, 06 ha dibagi 4 area yaitu area farm Tegalsari dengan luas 34,18, area farm Limpakuwus dengan luas 96,79 ha, area farm Munggasari dengan luas 10.09 ha dan area farm Manggala dengan luas 100 ha. Area farm Manggala memiliki lahan untuk hijauan pakan ternak seluas 15 ha.
Farm Tegalsari memiliki kandang freestall dan tambat dengan kapasitas 564 ekor, milking parlour dengan kapasitas 16 ekor/pemerahan. Adapun Farm Limpakuwus memiliki kandang freestall dengan kapasitas 260 ekor terisi 251 ekor, tambat dengan kapasitas 70 ekor terisi 70 ekor dan kandang pedet kapasitas 220 ekor terisi 60 ekor, milking parlour dengan kapasitas 24 ekor/pemerahan.
Sedangkan Farm Manggala memiliki kandang freestall dengan kapasitas 300 ekor terisi 260 ekor. Seperti diketahui, Jumlah sapi di BBPTU-HPT terus meningkat dari tahun ke tahun. Pada September 2013 jumlah sapi tercatat sebanyak 1.205 ekor, atau bertambah 133 ekor dibandingkan Desember 2012.
“Hal ini sejalan dengan moto BBPTU-HPT Baturaden yaitu bibit berkualitas solusi cerdas” ujar Ali Rachman Kepala BBPTU-HPT Baturraden.
(Titik Triary Wijaksani – Kasubbag Kerjasama dan Humas, Ditjen PKH & Triliant Communications