Kementan Kejar Percepatan Produksi Susu Segar Nasional, Kurangi Ketergantungan Impor
- 22 Februari 2025, 07:10 WIB
- /
- Dilihat 565 kali
- /
- humaspkh

Jakarta – Produksi susu segar nasional masih belum mencukupi kebutuhan dalam negeri, dengan produksi baru mencapai 20% dari total konsumsi. Salah satu tantangan adalah rendahnya daya saing susu segar lokal dibandingkan dengan susu bubuk impor. Untuk mengatasi hal ini, Kementerian Pertanian (Kementan) menegaskan komitmennya dalam mempercepat produksi susu segar nasional melalui berbagai upaya.
Hal ini disampaikan Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Agung Suganda, dalam acara Agrinnovation Center bertema "From Grass to Glass, Can Indonesia Accelerate Their Domestic Fresh Milk Production" yang berlangsung di Jakarta Convention Centre (22/2).
Agung menekankan pentingnya kebijakan yang mendukung peningkatan produksi dan penyerapan susu segar.
“Jika produksi meningkat tetapi tidak diimbangi dengan pasar yang siap menyerap, maka ini akan menjadi masalah baru bagi peternak kita. Oleh karena itu, kita harus memastikan rantai pasok yang kuat, dari hulu ke hilir, agar susu segar dapat terserap dengan baik,” ujar Agung.
Sebagai langkah konkret, pemerintah telah menerapkan berbagai kebijakan untuk memperkuat industri susu nasional. Ini mencakup pengawasan ketat terhadap distribusi, program peningkatan konsumsi, serta regulasi yang mendukung penyerapan susu segar oleh industri dalam negeri. Kebijakan ini diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan peternak sekaligus memperkuat daya saing industri susu nasional.
Selain kebijakan, Kementan juga mendorong penggunaan teknologi modern dan peningkatan populasi sapi perah melalui investasi. Langkah ini tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan produksi, tetapi juga untuk memastikan kualitas susu segar yang dihasilkan memenuhi standar internasional.
Agung menambahkan, dengan strategi ini, industri susu segar nasional diharapkan dapat berkembang lebih pesat.
"Pemerintah optimistis bahwa kolaborasi antara peternak, investor, dan pemangku kepentingan lainnya akan mempercepat peningkatan produksi susu segar, sekaligus mewujudkan kemandirian dalam pemenuhan kebutuhan susu nasional" pungkasnya.
Dalam kesempatan yang sama, Epi Taufik, Tim Ahli Kementerian Pertanian dan Tenaga Ahli Badan Gizi Nasional menyampaikan bahwa saat ini merupakan momentum penting untuk memanfaatkan peluang besar di sektor pertanian dan peternakan, khususnya dalam produksi susu, guna memperkuat ketahanan pangan nasional.
“Dengan dukungan penuh dari pemerintah serta partisipasi aktif generasi muda, kita dapat mengoptimalkan potensi yang ada dan secara bertahap mengurangi ketergantungan pada impor, terutama di masa-masa krisis,” ujarnya.
Lebih lanjut, Epi menjelaskan bahwa wirausaha di subsektor peternakan tidak hanya berkontribusi terhadap ketahanan pangan, tetapi juga menawarkan peluang ekonomi yang menjanjikan.
“Oleh karena itu, kita perlu mendorong inovasi dan investasi di bidang ini agar dapat menciptakan ekosistem yang berkelanjutan dan berdaya saing tinggi,” tambahnya.