• 07 Mei 2025, 06:06 WIB
• /
• Dilihat 262 kali
• /
• adminpemberitaan

_Didukung potensi jagung dan pelabuhan ekspor, Gorontalo membidik posisi strategis dalam rantai pangan nasional._

Jakarta – Pemerintah Provinsi Gorontalo menyatakan kesiapan untuk menjadi sentra industri pakan olahan nasional. Dengan produksi jagung yang menembus 1 juta ton per tahun dan infrastruktur pelabuhan yang memadai, provinsi di pesisir utara Sulawesi itu tengah memantapkan langkah untuk memikat investor dan membangun ekosistem industri berbasis peternakan.

Gubernur Gorontalo, Gusnar Ismail, menyampaikan langsung komitmen tersebut dalam pertemuan dengan jajaran Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementerian Pertanian, Selasa, 6 Mei 2025, di Jakarta.

“Kami siap memfasilitasi investasi pada industri pakan, termasuk penyediaan lahan. Pengembangan industri pakan tidak hanya meningkatkan nilai tambah jagung dan hasil pertanian lokal, tetapi juga membuka lapangan kerja dan meningkatkan kesejahteraan peternak di Gorontalo,” kata Gusnar.

Ia meyakini pengembangan industri pakan akan membuka lapangan kerja, meningkatkan kesejahteraan petani dan peternak, serta mendongkrak nilai tambah komoditas lokal.

Direktur Pakan, yang akrab disapa Sapto, menegaskan bahwa Gorontalo memiliki peluang strategis sebagai pusat industri pakan nasional.

“Gorontalo kaya akan bahan baku yaitu jagung. Dengan integrasi antara petani jagung, peternak, dan pelaku industri pakan, provinsi ini berpeluang besar menjadi kawasan industri pakan di Indonesia,” ujarnya.

Data Dinas Pertanian Provinsi Gorontalo menunjukkan, selain memiliki 1,01 juta ton jagung per tahun, Gorontalo juga menghasilkan dedak 20 ribu ton, tepung ikan 14 ribu ton, bungkil kelapa 990 ton, dan bungkil kedelai 11.375 ton. Populasi ternak di provinsi ini pun cukup tinggi: ayam 7,9 juta ekor, sapi 154 ribu ekor, dan kambing 17 ribu ekor.

Tak hanya bahan baku, distribusi pakan juga didukung keberadaan Pelabuhan Kota Gorontalo dan Pelabuhan Internasional Anggrek yang berpotensi menunjang akses pasar domestik dan ekspor.

Dari pihak industri pakan, perwakilan dari PT Haida Indonesia, Bagus Pekik, menyampaikan pentingnya sinergi antara pemerintah, swasta, dan peternak untuk menciptakan rantai bisnis yang terintegrasi dari hulu ke hilir. Ia menekankan bahwa dengan jaminan pasar yang kuat di tingkat hilir, pelaku industri pakan akan lebih percaya diri berinvestasi dan memperkuat ekosistem usaha peternakan dan pangan di wilayah tersebut.

“Ini adalah peluang besar. Kami di pihak swasta sangat terbuka untuk bersinergi, asalkan ada jaminan pasar yang jelas di hilir. Jika pemerintah dapat memastikan pasarnya, kami para investor akan datang sendiri. Kita perlu bergandengan tangan untuk membangun kolaborasi yang saling berkesinambungan,” ujanya.

Gubernur Gusnar menambahkan, pemerintah daerah membuka ruang dialog dan sinergi dengan berbagai pemangku kepentingan. 

“Dengan kolaborasi dengan berbagai pihak, peluang besar bisa kita ciptakan. Kuncinya adalah jangan menutup pintu komunikasi. Kami bertekad agar kesejahteraan petani dan peternak di Gorontalo dapat meningkat signifikan,” tegasnya.

Industri pakan yang tengah dikembangkan ini ditargetkan dapat memenuhi kebutuhan pakan unggas dan ruminansia, tidak hanya untuk Gorontalo, tetapi juga untuk Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, dan Maluku Utara.