• Beranda
  • Berita
  • Kuasai Teknologi IB, Indonesia Latih Kyrgyztan Dalam Hal Mendeteksi Kebuntingan Pada Ternak

Kuasai Teknologi IB, Indonesia Latih Kyrgyztan Dalam Hal Mendeteksi Kebuntingan Pada Ternak

  • 14 Juni 2016, 14:54 WIB
  • /
  • Dilihat 1439 kali

MALANG, Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Ditjen PKH) Kementerian Pertanian (Kementan) melaui salah satu Unit Pelaksana Teknis ( UPT) dibawahnya menyelenggerakan pelatihan bagi peserta dari Republik Kyrgyztan dalam hal mendeteksi kebuntingan. Kegiatan yang diberi nama Training on Pregnancy Diagnose of Cattle ini merupakan tindak lanjut dari Record of Discussion (RoD) kerjasama Indonesia – Kyrgyztan. Kegiatan kerjasama tersebut dalam kerangka Reverse Linkage on the Strengthening of the Artificial Insemination of Cattle antara Indonesia, Kyrgyztan dan Islamic Development Bank (IDB).Reverse Linkage on the Strengthening of the Artificial Insemination of Cattle adalah kerjasama antara Kementerian Pertanian Indonesia dengan Kementerian Pertanian Kyrgyztan yang merupakan turunan dari MoU antara Bappenas dan IDB yang ditandatangani pada tanggal 6 April 2013.

Balai Besar Inseminasi Buatan (BBIB) Singosari merupakan Unit Pelaksana Teknis (UPT) dibawah Ditjen PKH Kementan yang mendapatkan tugas sebagai implementing agency kerjasama tersebut. Untuk periode pelatihan kali ini BBIB Singosari menyelenggarakan Training on Pregnancy Diagnose of Cattle dengan peserta berjumlah 19 (Sembilan belas) orang dan Training on Bull Management and Feed Preservation dengan peserta 5 (lima) orang yang dilaksanakan dari tanggal 24 Mei hingga 13 Juni 2016 di Malang.

Direktur Jenderal (Dirjen) PKH, Dr. Ir. Muladno, MSA mengatakan program ini telah dimulai sejak tahun 2015 dan selama program berlangsung Indonesia telah melatih sebanyak 86 (delapan puluh enam) peserta dari Kyrgyztan yang berasal dari berbagai macam latar belakang yaitu officer, akademisi, petugas teknis, praktisi dan kalangan bisnis.

“Kita telah latih sebanyak 86 peserta dari Kyrgyztan, pesertanya beragam ada dari pengambil kebijakan, akademisi juga petugas teknisnya”, ungkap Muladno.

Pelatihan deteksi kebuntingan tersebut merupakan bagian dari pelatihan-pelatihan sebelumnya yang telah dilaksanakan oleh BBIB Singosari. Pelatihan kerjasama Indonesia - Kyrgyztan bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan peserta dalam hal manajemen reproduksi ternak dan juga aspek pemeliharaan ternak yang meliputi perawatan, kesehatan dan manajemen pakan. Berbagai macam kegiatan telah diselenggarakan sebagai upaya transfer pengetahuan dan teknologi dari narasumber kepada peserta antara lain melalui kegiatan belajar di kelas, praktek di rumah potong hewan serta kunjungan lapang

Dirjen PKH yang berkesempatan mengajar pada pelatihan dimaksud sedikit menceritakan sejarah perjalanan panjang keberhasilan Inseminasi Buatan (IB) yang dilakukan oleh Indonesia yang dimulai sekitar tahun 1976 ditandai dengan berdirinya Balai Inseminasi Buatan (BIB) Lembang, Jawa Barat, dan diperkuat oleh BBIB Singosari yang dahulu namanya BIB Singosari, Jawa Timur, pada tahun 1978. Awal pelaksanaan IB, Indonesia mendapat bantuan teknis dari Negara Selandia Baru, dan beberapa ahli IB Indonesia mendapatkan pelatihan dinegara tersebut, disamping beberapa pelatihan lainnya seperti di Swedia dan Denmark. Sedangkan BBBIB Singosari mendapat bantuan teknis dari Negara Jepang. Karena itu, kegiatan pelaksanaan uji zuriat sapi perah sebagaimana yang telah diterapkan Jepang juga direplikasikan oleh BBIB Singosari sejak tahun 1985.

Muladno menjelaskan dalam perjalanannya kegiatan IB pada sapi di Indonesia selama 36 tahun ini, telah diperoleh keberhasilan antara lain Indonesia sudah mewujudkan swasembada semen beku dari tahun 2012 dan swasembada pejantan unggul pada tahun 2013. “Indonesia sudah swasembada semen beku tahun 2012 dan pejantan unggul pada tahun 2013”, jelasnya.

Keberhasilan ini juga dibarengi dengan tersedianya produksi semen beku yang berkualitas yang meningkat setiap tahunnya. Pada tahun 2016, target produksi semen nasional dari BB/BIB adalah sebanyak 5 juta dosis, disamping sekitar 700 ribu dosis oleh 15 Balai Inseminasi Buatan Daerah. Distribusi semen beku sekitar 3,2 juta dosis diinseminasikan kepada 2 juta aseptor IB dengan melibatkan inseminator, petugas pemeriksa kebuntingan dan petugas asisten teknis reproduksi lebih dari 3.790 orang diseluruh Indonesia. Dengan angka kelahiran IB sebesar 80%, diharapkan dapat dihasilkan pedet sebanyak 1,6 juta ekor dari total target kelahiran sapi dan kerbau sebanyak 2,8 juta ekor. Diharapkan dengan pencapaian target kelahiran tersebut, peningkatan produksi daging sapi dan kerbau dapat terwujud.

 

(Ismatullah Salim, S.Pt., Yuliana Susanti, S.Pt., M.Si – Humas Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementan)

 
Logo

DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN
KEMENTERIAN PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA

Jl. Harsono RM No. 3 Gedung C Lantai 6 - 9, Ragunan
Kecamatan Pasar Minggu Kota Jakarta Selatan
Daerah Khusus Jakarta 12550

Tlp: (021) 7815580 - 83, 7847319
Fax: (021) 7815583

[email protected]
https://ditjenpkh.pertanian.go.id/

Tetaplah Terhubung

Mari jalin silaturahmi dengan mengikuti akun sosial media kami

Copyright © 2021 Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementerian Pertanian - All Rights Reserved

Aksesibilitas

Kontras
Saturasi
Pembaca Layar
D
Ramah Disleksia
Perbesar Teks
Jarak Huruf
Jarak Baris
Perataan Teks
Jeda Animasi
Kursor
Reset