Dukung Kemandirian Usaha, Kementan Dorong Kemitraan Peternak dengan Mitra melalui Pola “Business to Business
- 20 November 2024, 19:59 WIB
- /
- Dilihat 204 kali
- /
- humaspkh
Jakarta – Kementerian Pertanian melalui Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Ditjen PKH) menerima dukungan dari Meat & Livestock Australia (MLA) dalam upaya pengembangan peternakan sapi perah dan sapi pedaging di Indonesia. Dukungan ini diharapkan mampu meningkatkan kapasitas subsektor peternakan nasional dan mendorong swasembada pangan.
Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Agung Suganda, menyatakan bahwa pemerintah menargetkan peningkatan populasi sapi perah dan pedaging secara signifikan hingga 2029.
“Kami menargetkan satu juta ekor sapi perah dan satu juta ekor sapi pedaging melalui kemitraan strategis, baik dengan swasta maupun mitra internasional,” ujar Agung dalam pertemuan dengan MLA di Jakarta, Rabu (20/11).
Menurut Agung, penguatan kelembagaan menjadi langkah utama dalam membangun subsektor peternakan yang mandiri dan berkelanjutan. Pemerintah mendorong pola kemitraan berbasis business-to-business (B to B), yang dianggap lebih efektif dibanding pola bantuan hibah jangka pendek.
“Dengan pendekatan ini, kami ingin menciptakan model bisnis yang memberikan manfaat jangka panjang bagi peternak. Tidak hanya meningkatkan produksi, tetapi juga membuka peluang usaha baru,” jelasnya.
MLA, sebagai mitra, berkomitmen memberikan dukungan teknis sekaligus mendorong transfer pengetahuan kepada pelaku usaha di Indonesia. Dukungan ini mencakup penyediaan sapi perah dan pedaging, penguatan manajemen peternakan, serta pengawasan kesejahteraan dan kesehatan hewan.
"Perlu ada semacam tahapan untuk melihat model apa yang sedang berjalan di peternak. Program RedMeat sebelumnya telah memiliki beberapa model baik ekstensif hingga intensif. Perlu dilihat hasil masing-masing model tersebut," ungkap Valeska, MLA Regional Manager South-East Asia. Valeska juga menegaskan pentingnya pendekatan model berbasis bukti agar program yang akan dijalankan benar-benar sesuai dengan kebutuhan.
Lebih lanjut Agung menggarisbawahi pentingnya menjaga stabilitas harga dalam kerjasama ini. "Kami berharap pihak eksportir di Australia tetap menjaga harga yang kompetitif sehingga mendukung keberlanjutan program ini," katanya. Stabilitas harga diharapkan dapat memudahkan peternak kecil untuk berpartisipasi dalam program tersebut.
Kerjasama strategis ini diharapkan dapat memberikan kontribusi besar terhadap penyediaan susu dan daging sapi di Indonesia dan mendorong tumbuhnya ekonomi di pedesaan.
“Kami percaya, dengan dukungan berbagai pihak, upaya ini akan menjadi tonggak penting menuju swasembada pangan di Indonesia,” tutup Agung.