Kementan Gandeng Bone Bangun Ekosistem Peternakan Kawasan Timur
- 14 April 2025, 15:33 WIB
- /
- Dilihat 73 kali
- /
- humaspkh

Bone, Sulawesi Selatan — Kementerian Pertanian melalui Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Ditjen PKH) terus mendorong pengembangan peternakan rakyat. Salah satu daerah yang menjadi percontohan adalah Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan. Pada Senin, 14 April 2025, Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Agung Suganda, bersama Bupati Bone, Andi Asman Sulaiman, melakukan peninjauan pengembangan Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Peternakan di Desa Lampoko, Kecamatan Barebbo.
“Kegiatan ini mencakup optimalisasi pembibitan ternak serta penguatan sektor kesehatan hewan. Alhamdulillah, kami siap menerima arahan dan memberikan dukungan penuh,” ujar Bupati Asman.
Kegiatan ini merupakan bagian dari strategi besar menjadikan Bone sebagai model pembangunan peternakan terpadu di kawasan timur Indonesia. Pemerintah Kabupaten Bone mengusung program unggulan bernama Padasa—akronim dari padi, jagung, dan sapi—yang mengintegrasikan sektor tanaman pangan dengan subsektor peternakan. Program ini mengadaptasi keberhasilan program nasional Sapi Indukan Wajib Bunting (SIWAB) yang sebelumnya digagas oleh Kementan.
Untuk memperkuat akses pembiayaan peternak kecil, Bone juga tengah mengembangkan inovasi sistem pembiayaan berbasis gadai ternak. “Skema ini memungkinkan peternak memperoleh pinjaman dengan jaminan sapi dan dapat dikembalikan setelah panen. Ini memberi napas tambahan bagi peternak skala kecil,” ujar Asman.
Dalam menjaga keberlanjutan populasi ternak, Pemerintah Kabupaten Bone juga menerapkan kebijakan larangan pemotongan betina produktif di rumah potong hewan. “Kami sepakat menjaga indukan produktif sebagai langkah strategis,” ujarnya.
Asman juga menegaskan komitmen daerah dalam memperkuat kelembagaan peternakan. “Tidak banyak daerah yang masih memiliki Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan sebagai dinas yang berdiri sendiri. Kami berkomitmen mempertahankannya agar pembangunan peternakan tetap fokus dan terarah,” kata Bupati Bone.
Di tingkat nasional, Kementerian Pertanian melalui Ditjen PKH terus memperkuat sinergi dengan pemerintah daerah dan mitra swasta. Salah satu bentuknya adalah program tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) untuk mendukung pembentukan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) dalam program Makan Bergizi Gratis. Program unggulan lain yang terus diperluas adalah Ayam Merah Putih, yang turut dikembangkan di Kabupaten Bone.
“Kami telah meninjau lokasi CSR untuk SPPG dan pengembangan Ayam Merah Putih di Kecamatan Bengo, serta lokasi pembibitan ayam di Kecamatan Libureng. Potensi peternak lokal di Bone sangat besar untuk mendukung pengembangan ayam petelur rakyat,” ujar Dirjen Agung Suganda.
Agung menambahkan bahwa Bone memiliki keunggulan struktural yang menjadikannya strategis sebagai pusat pengembangan peternakan rakyat di kawasan timur. “Ada kecamatan seperti Kahu yang jumlah ternaknya bahkan melebihi jumlah penduduknya. Ini menunjukkan potensi luar biasa yang perlu terus dikawal,” ujarnya.
Kementerian Pertanian memandang Bone sebagai contoh pengembangan peternakan berbasis ekosistem lokal yang terintegrasi. “Perlu ditunjuk aktor-aktor utama, baik dari pemerintah maupun mitra usaha, agar pelaksanaan program tetap sejalan dengan harapan,” tambah Dirjen Agung.
Dengan pendekatan kolaboratif dan penguatan sinergi antara pusat dan daerah, Kabupaten Bone diharapkan tidak hanya menjadi penyedia protein hewani nasional, tetapi juga menjadi penyangga ketahanan pangan dari timur Indonesia.