Untuk mewujudkan tercapainya Swasembada Protein Hewani Asal Ternak, Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan I Ketut Diarmita meminta kepada Tim Upsus Siwab seluruh Indonesia untuk menjalankan tugas secara sungguh-sungguh.
“Tim Upsus Siwab harus mampu mensinergikan semua potensi dan kemampuan yang ada, baik elemen pusat maupun daerah agar tercipta lompatan capaian peningkatan populasi dan produksi ternak yang berarti,” kata I Ketut Diarmita saat hadir pada Rapat Koordinasi dan Penandatanganan Kinerja Upsus Siwab di Provinsi Aceh hari Rabu tanggal 26 Maret 2017.
Hadir pada acara tersebut antara lain Gubernur Aceh yang diwakili Staf Ahli Gubernur Bidang Perekonomian, Keuangan dan pembangunan, Kepala Dinas Peternakan Provinsi Aceh, Kepala Dinas yang membidangi fungsi peternakan dan kesehatan hewan Kabupaten/Kota se-Provinsi Aceh dan Kepala BPTU-HPT Indrapuri. Kepala BPTU-HPT Baturraden dan Sektetaris Nasional Upsus Siwab serta Tim Siwab Provinsi Aceh.
“Saya sampaikan kedepan kita akan mencapai swasembada protein hewani bukan daging sapi,” kata I Ketut Diarmita. “Ada aneka ternak yang perlu dikembangkan untuk menghasikan daging seperti kelinci, ayam, kambing dan domba,” tukasnya.
I Ketut Diarmita menjelaskan, sub sector peternakan menjadi salah satu sektor unggulan di Provinsi Aceh yang perlu terus dikembangkan. Menurutnya, komitmen pemerintah daerah dan dukungan sumber daya genetik, sumber daya manusia dan sumber daya lahan menjadikan potensi yang akan memberikan pengaruh yang signifikan pada usaha pengembangan peternakan sapi di Aceh.
"Saya melihat Aceh sangat potensial dari segi geografis untuk pengembangan peternakan sapi," ucap I Ketut. “”Potensi ini diharapkan dapat dikelola dengan baik agar terus berkontribusi positif bagi pembangunan peternakan,” tuturnya.
I Ketut menyebutkan, target IB tahun 2018 Provinsi Aceh telah ditetapkan sebanyak 35.900 akseptor (15.900 akseptor IB regular dan 20.000 akseptor IB introduksi), target kebuntingan sebanyak 25.130 ekor, serta target kelahiran sebanyak 38.403 ekor.
"Saya yakin Provinsi Aceh bisa mencapai target 100% tahun 2018, jika seluruh elemen bisa bekerjasama dan saling mendukung," ucapnya.
I Ketut Diarmita menekankan, sinergitas di tingkat lapang antara Pemerintah Daerah Aceh dan BPTU-HPT Indrapuri selaku penenggungjawab Supervisi Upsus Siwab sangat diharapkan untuk mengawal kelancaran pelaksanaan kegiatan.
Sementara Gubernur Aceh yang diwakil oleh Staf Ahli Bidang Perekonomian, Keuangan dan Pembangunan T. Syakur menyampaikan, Pemerintah Aceh sangat mendukung pelaksanaan UPSUS SIWAB, terutama untuk meningkatkan produktivitas ternak.
"Jika perlu, jika tidak tersedia anggaran APBN akan kami alokasikan anggaran APBD untuk UPSUS tersebut, sepanjang tidak bertentangan dengan ketentuan yang berlaku," ucapnya
Menurutnya, Gubernur telah menginstruksikan kepada semua jajaran Dinas Peternakan Provinsi/Kabupaten/Kota agar meningkatkan kerjasama dengan seluruh pihak terkait yang ada di Daerah dan mengedepankan upaya saling mendukung dalam menjalankan Program Nasional UPSUS SIWAB. Selain itu juga menempatkan Program Nasional dan Program Daerah saling seiring dan sejalan, terintegrasi dan berdampingan dalam menunjang ketahananan pangan daging sapi dan kerbau.
“Saya selalu menghimbau kepada petugas untuk memberikan pembinaan dan penyuluhan yang baik dan terukur kepada peternak untuk mendukung keberhasilan Program UPSUS SIWAB,” kata Syakur.
“Kita harapkan petugas mampu menjelaskan secara sistematis kepada masyarakat bahwa program ini dapat secara langsung meningkatkan kesejahteraan sosial ekonomi mereka,” pungkasnya.