Delegasi OIE Apresiasi Penerapan Kesrawan di Pusat Pembibitan Sapi Bali Denpasar
- 17 November 2019, 07:38 WIB
- /
- Dilihat 1412 kali
Jembrana, Bali_Badan Kesehatan Hewan Dunia (OIE) mengapresiasi usaha pemerintah Indonesia melalui Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Ditjen PKH), Kementan dalam menerapkan kesejahteraan hewan (kesrawan) di Indonesia. Hal ini diungkapkan oleh Utusan OIE untuk kesrawan, Leopoldo Stuardo ketika ia bersama delegasi dari 28 negara Asia Pasifik mengunjungi unit pelaksana teknis Balai Pembibitan Ternak Unggul dan Hijauan Pakan Ternak (BPTU-HPT) Sapi Bali di Jembrana, Bali pada hari Kamis, 14 November 2019.
“Saya tahu ini bukan pekerjaan yang mudah dan belum bisa dilihat hasilnya hanya dalam satu atau dua tahun kedepan. Tetapi saya melihat kesungguhan pemerintah Indonesia dalam penerapan kesrawan ini, dan saya sangat mengapresiasinya”, ungkapnya.
Sebelumnya, dalam sambutan Pembukaan acara Regional Workshop for OIE National Focal Point on Animal Welfare, Dirjen PKH, I Ketut Diarmita menyampaikan bahwa pemerintah telah melakukan berbagai upaya peningkatan penerapan kesrawan di Indonesia mulai dari pembuatan regulasi, pelatihan petugas dan peningkatan kesadaran masyarakat atau public awareness. Lebih lanjut, Ketut juga menyampaikan bahwa pengembangan Sapi Bali, khususnya di pusat pembibitan merupakan salah satu upaya Kementan dalam meningkatkan ketahanan pangan Indonesia melalui penyediaan bibit ternak yang unggul bagi masyarakat, sehingga terjadi peningkatan populasi. Dengan komitmen tersebut serta adanya dukungan dari Pemda maka Visi Indonesia sebagai lumbung pangan dunia tahun 2045 akan terwujud.
Hal senada disampaikan oleh Hastho Yulianto, Kepala Subdit Kesejahteraan Hewan, Direktorat Kesehatan Masyarakat Veteriner, Ditjen PKH yang menyampaikan bahwa berbagai aspek harus diperhatikan dalam penerapan kesejahteraan hewan di Indonesia seperti hukum, etika/budaya, sosial, politik, dan ekonomi. Dalam mengimplementasikan kesejahteraan hewan pemerintah juga telah melatih petugas Animal Welfare Officer agar sesuai dengan lingkup tugasnya.
Sementara itu, Focal Point Kesrawan Indonesia untuk OIE, Ira Firgorita dari Ditjen PKH mengatakan bahwa merupakan suatu kehormatan bagi Indonesia dipilih menjadi lokasi penyelenggaraan Workshop Regional Kesejahteraan Hewan yang diselenggarakan oleh OIE ini. Ia mengatakan, “Ini adalah kesempatan yang baik bagi kita untuk memperkenalkan Sapi Bali di Dunia Internasional khususnya di negara-negara Asia Pasifik. Dengan event ini kita juga bisa menunjukkan komitmen dan keseriusan Pemerintah dalam penerapan kesejahteraan hewan di Indonesia dan usaha yang telah dilakukan dalam penerapan kesejahteraan hewan diantaranya melalui penerapan kesrawan di instalasi-instalasi peternakan yang dimiliki oleh Pemerintah seperti halnya di BPTU HPT Sapi Bali ini".
Dalam kunjungannya, para delegasi ini disambut oleh Junaida, Kepala BPTU-HPT Denpasar dan diajak mengunjungi fasilitas kandang treatment pedet Sapi Bali yang ada di lingkungan BPTU. Junaida mengatakan, ”Besar harapan saya untuk bisa sharing ilmu yang membangun, khususnya untuk peningkatan kesejahteraan hewan di lingkungan BPTU ini”.
Para delegasi ini juga berinteraksi aktif dengan petugas yang ada di lapangan, menanyakan berbagai hal yang biasa dilakukan dan saling berbagi informasi tentang bagaimana penangan kesejahteraan hewan yang baik sesuai dengan standar OIE yang tertera pada Chapter 7.9 OIE Teresterial Health Code. Mereka juga terlihat tertarik dengan performa Sapi Bali yang mereka lihat langsung. Sapi Bali adalah kekayaan genetik sapi lokal Indonesia yang memiliki keunggulan dalam adaptasi lingkungan, penggunaan pakan yang efektif dan hasil daging yang baik.
Kunjungan para delegasi tersebut merupakan rangkaian acara yang terakhir dari Regional Workshop for OIE National Focal Point on Animal Welfare yang diselenggarakan oleh OIE bekerjasama dengan Ditjen PKH, Kementan. Pertemuan yang berlangsung dari sejak tanggal 11 Nopember 2019 ini membahas mengenai perkembangan penerapan kesejahteraan hewan yang dilakukan di negara masing masing dan menjadi ajang tukar informasi dan pengalaman antar Negara.
Narahubung:
Drh. Syamsul Ma’arif. M.Si, Direktur Kesehatan Masyarakat Veteriner, Ditjen PKH, Kementan