• Beranda
  • Berita
  • Kementan Akan Lakukan Terobosan Untuk Peningkatan Ekspor SBW

Kementan Akan Lakukan Terobosan Untuk Peningkatan Ekspor SBW

  • 27 Mei 2021, 04:04 WIB
  • /
  • Dilihat 714 kali

Kementrian Pertanian (Kementan) melalui Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Ditjen PKH) akan segera melakukan terobosan dalam mengupayakan ekspor Sarang Burung Walet (SBW) di Jawa Timur. Lantaran, Jawa Timur memiliki potensi tinggi untuk ekspor SBW.

Sepanjang tahun 2020, ekspor SBW dari Surabaya, Jawa Timur telah difasilitasi sebanyak 1.826 kali ekspor sarang burung walet yang volumenya mencapai 245.387 ton. Komoditas ini utamanya diekspor ke China dengan harga satu kilogramnya itu bisa mencapai Rp 40 juta.

"Kami harus lakukan langkah terobosan sesegera mungkin, karena ini menyumbang besar devisa negara kita," kata Direktur Jenderal PKH, Nasrullah.

Ia memastikan, kendala yang ada akan diperbaiki agar sarang burung walet dapat menembus pasar internasional. Selain itu, pemerintah juga dipastikan akan hadir untuk mendampingi dan melakukan pembinaan kepada peternak SBW.

Untuk itu, Nasrullah bersama Kepala Badan Karantina Pertanian, Bambang menyempatkan untuk mengunjungi PT. Husein Alam Indonesia di Desa Golokan, Kecamatan Sidayu, Gersik dan PT Surya Aviesta di Kertajaya Indah, Surabaya untuk mendengarkan dan melihat secara langsung dari peternak burung walet di Gresik.

"Menteri Pertanian, Pak Syahrul Yasin Limpo juga menginstruksikan untuk melaksanakan pengembangan dan pengawalan secara masif sarang burung walet indonesia sampai dengan proses ekspornya. Maka, kami tegaskan kami akan hadir untuk membantu dan mendukung pengembangan SBW di Indonesia secara masif," papar Nasrullah.

Upaya yang dilakukan ini untuk mendukung prediksi adanya peningkatan komoditas SBW pada tahun depan. Mengingat, saat ini ada beberapa perusahaan yang tengah melakukan assessment agar bisa melakukan ekspor SBW ke Negeri Tirai Bambu.

Nasrullah menjelaskan, untuk negara sasaran ekspor komoditas sarang burung walet asal Jawa Timur, dibagi ke dalam dua kategori. Yakni ke China dan non-China, meskipun memang mayoritas yaitu sekitar 80% sarang burung walet diekspor Jawa Timur ke China.

"Walaupun ada yang ke luar China, tapi yang mengkonsumsinya mayoritas adalah warga China yang ada di negara tersebut," jelas Nasrullah.

Sebagai informasi, berdasarkan penelitian sarang burung walet sangat diminati di luar negeri karena sarang burung walet memiliki banyak kandungan yang dipercaya sangat bagus terutama untuk tumbuh kembang anak kecil. Kandungan di dalam sarang burung walet dipercaya bisa membuat anak lebih cerdas.

Kemudian untuk ibu-ibu juga dianggap penting karena diyakini ada kandungan yang bisa membuat awet muda. Lalu, untuk bapak-bapak dipercaya bisa menjadi obat kuat. Karena itu, nilai ekonomisnya sangat tinggi.

Lebih lanjut, Nasrullah menyampaikan, pihaknya akan segera merencanakan dan mengembangkan secara masif dengan standart kualitas konsumen. Dan segera membentuk blue print terkait sarang burung walet ini, salah satunya dengan memulai program super prioritas percepatan 1.000 desa walet.

Nasrullah mencontohkan, seperti proses pencucian sebelum produksi. Karena tidak butuh banyak alat stainless penggunaan KUR mereka bisa berkelompok, pencucian terus masuk produksi. Sehingga masyarakat memiliki pendapatan. Terima barang dengan standar yang diinginkan.

"Tugas kami, budidaya dan produksi. Kami ingin membuat lebih besar dan masif dengan standart kualitas konsumen. Semua PR harus kami selesaikan, harus ada support agar sarang burung walet dapat menembus pasar dunia," ucapnya.

Di sisi lain, Kementan juga, ujar Nasrullah, akan mengupayakan pengembangan unit usaha pembersihan dan pengolahan sarang walet (saat ini baru ada 78 Unit Usaha yang memiliki Sertifikat Nomor Kontrol Veteriner/NKV). Dan pendampingan peningkatan Level NKV serta menyusun SNI produk Sarang Burung Walet.

"Karena, setiap unit usaha di bawah Kementan wajib memiliki sertifikat NKV, termasuk komonitas SBW ini. Terlebih, komoditas SBW ini mayoritas diekspor," imbuhnya.

Selain itu, akan ditingkatkan kembali registrasi rumah walet di daerah berkoordinasi dengan pemerintah daerah dan upaya pemberian insentif terhadap pelaku ekspor melalui penurunan pajak daerah.

Lalu, diplomasi dengan Negara Tiongkok (China) juga akan diperkuat untuk peningkatan volume ekspor dengan melibatkan kementerian dan lembaga terkait. Karena, Tiongkok menjadi pasar terbesar ekspor sarang walet dari Indonesia, baik secara langsung maupun melalui Malaysia, Vietnam dan Hongkong.

"Dan yang terpenting akan ditingkatkan penguatan Regulasi Ekspor SBW berkordinasi dengan Kemendag. Selain itu, ditingkatkan juga promosi SBW antara lain melalui upaya bisnis matching dan kordinasi dengan atase pertanian dan atase perdagangan," tutur Nasrullah.

Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) mengatakan tren ekspor SBW memang meningkat signifikan dalam lima tahun terakhir. Kurang lebih Indonesia telah mengekspor ke 14 negara selama tahun 2020.

Maka, ia mengaku bersyukur karena Indonesia bisa menjadi pemasok SBW untuk banyak negara. Terlebih, saat ini, SBW yang diperdagangkan dan diekspor merupakan komoditas binaan dari Ditjen PKH Kementan.

"Ini adalah anugerah Tuhan untuk kita, tanpa perawatan khusus walet memberikan sumbangan devisa negara, manfaat kesehatan dan pendapatan bagi petani," tutur Mentan SYL.

Logo

DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN
KEMENTERIAN PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA

Jl. Harsono RM No. 3 Gedung C Lantai 6 - 9, Ragunan
Kecamatan Pasar Minggu Kota Jakarta Selatan
Provinsi Daerah Khusus Jakarta 12550

Tlp: (021) 7815580 - 83, 7847319
Fax: (021) 7815583

[email protected]
https://ditjenpkh.pertanian.go.id/

Tetaplah Terhubung

Mari jalin silaturahmi dengan mengikuti akun sosial media kami

Copyright © 2021 Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementerian Pertanian - All Rights Reserved

Aksesibilitas

Kontras
Saturasi
Pembaca Layar
D
Ramah Disleksia
Perbesar Teks
Jarak Huruf
Jarak Baris
Perataan Teks
Jeda Animasi
Kursor
Reset