• Beranda
  • Berita
  • Kementan dan BPS Sosialisasikan Hasil Sensus Pertanian Tahap Satu

Kementan dan BPS Sosialisasikan Hasil Sensus Pertanian Tahap Satu

  • 11 Desember 2023, 12:49 WIB
  • /
  • Dilihat 899 kali
  • /
  • humaspkh

Jakarta_Kementerian Pertanian melalui Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan menindaklanjuti kegiatan diseminasi hasil Sensus Pertanian 2023 (ST2023) Tahap I oleh Badan Pusat Statistik (BPS) dengan melaksanakan pertemuan sosialisasi dan tindak lanjutnya.

Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Nasrullah saat memimpin pertemuan tersebut di Kantor Pusat Kementerian Pertanian (11/12) menyampaikan bahwa untuk dapat mewujudkan kualitas data yang baik dan terintegrasi diperlukan kerja sama antara produsen atau penyedia data, baik di tingkat kabupaten/kota, provinsi, dan pusat.

Dinas Kabupaten/Kota dan Provinsi serta Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan perlu terus berkolaborasi dengan BPS Kabupaten/Kota dan Provinsi serta BPS Pusat dalam rangka pengumpulan, pengolahan, dan penyajian data dan informasi PKH yang berkualitas serta mewujudkan Satu Data Indonesia sesuai amanat Peraturan Perundang-Undangan yang berlaku.

“Data adalah basis dari informasi dalam pengambilan kebijakan, termasuk kebijakan pembangunan peternakan dan kesehatan hewan harus didasarkan pada data dan informasi yang akurat dan dapat dipertanggungjawabkan. Untuk itu, kita harus terus berkoordinasi dengan Dinas Provinsi dan Kabupaten/Kota serta BPS untuk memvalidasi datanya”, ungkap Nasrullah.

Hasil ST2023 diharapkan dapat memberikan gambaran secara komprehensif terkait kondisi pertanian di Indonesia hingga wilayah terkecil, peningkatan kualitas Statistik Pertanian, dan kualitas desain Kebijakan Pertanian. Oleh karena itu, pelaksanaan ST2023 menjadi momentum untuk terus melakukan upaya perbaikan dan peningkatan kualitas Data Statistik Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) dan Data Hasil ST2023 dapat digunakan sebagai acuan dan dasar dalam Perumusan Kebijakan dan Perencanaan Pembangunan PKH di Indonesia.

Pada kesempatan yang sama, Deputi Bidang Statistik Produksi BPS, M. Habibullah menyampaikan bahwa hasil ST2023 yang didiseminasikan pada Tahap I diantaranya yaitu Jumlah Usaha Pertanian dan Rumah Tangga Usaha Pertanian (RTUP), Petani Gurem, Demografi Pengelola Usaha Pertanian, Petani Milenial, Penggunaan Pupuk, Lahan yang Dikuasai, Urban Farming, Komoditas yang Paling Banyak Diusahakan di Usaha Pertanian Perorangan (UTP), serta Jumlah Ternak Sapi dan Kerbau di Unit Usaha Pertanian.

“Sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1997 tentang Statistik, Badan Pusat Statistik telah melaksanakan Sosialisasi dan Tindak Lanjut ST2023 di seluruh wilayah Indonesia, sesuai dengan misi besar Sensus Pertanian 2023 yaitu Kolaborasi Memperkuat Basis Data Pertanian Nasional” ujar Habibullah.

Kolaborasi antara Kementan, khususnya Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan dan BPS ini telah berjalan selama ini dalam melakukan pengumpulan, pengolahan, dan penyajian data Subsektor Peternakan. Upaya penyempurnaan baik dari sisi teknis maupun metodologi terus dilakukan agar hasilnya dapat dimanfaatkan secara maksimal oleh para pemangku kebijakan.

ST2023 dapat menjadi momentum penting dalam membangun kolaborasi yang lebih baik ke depan, serta melakukan pembenahan dan perbaikan terhadap metodologi pendataan komoditas peternakan dalam mewujudkan “Data Pertanian yang Berkualitas untuk Pembangunan Pertanian yang Inklusif dan Berkelanjutan“ dan dapat menjadi penyemangat untuk mewujudkan masa depan petani yang lebih baik.

Direktur Statistik Peternakan, Perikanan, dan Kehutanan BPS, Adhi Wiriana menyampaikan bahwa berdasarkan hasil ST2023, sepuluh komoditas pertanian yang paling banyak diusahakan Usaha Pertanian Perorangan (UTP) di urutan pertama adalah Padi Sawah Inbrida 9,41 juta unit (32,08%). Di urutan selanjutnya adalah Ayam Kampung Biasa dan Sapi Potong dari Subsektor Peternakan dengan jumlah usaha masing-masing sebesar 5,43 juta unit (18,51%) dan 4,08 juta unit (13,91%) usaha pertanian perorangan.

Selanjutnya Adhi Wiriana menambahkan bahwa jumlah ternak Sapi dan Kerbau pada 1 Mei 2023 di Indonesia tercatat sebesar 11,79 juta ekor. Terjadi penurunan sebesar 17,21 persen dibandingkan jumlah ternak Sapi dan Kerbau pada 1 Mei 2013 hasil ST2013. Berdasarkan jenisnya, ternak sapi (sapi potong dan sapi perah) sebanyak 11,32 juta ekor. Komoditas ternak ini terbanyak berada di Provinsi Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Sulawesi Selatan. Sementara, ternak kerbau sebanyak 0,47 juta ekor, terbanyak berada di Provinsi Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Selatan, dan Aceh.

Pada akhir pertemuan, Nasrullah menyampaikan agar Dinas Provinsi dan Kabupaten/Kota dapat memelihara dan memutakhirkan data hasil ST2023 Subsektor Peternakan seperti halnya data RTUP Peternakan dan jumlah populasi ternak. Pelaksanaan Kegiatan Penandaan dan Pendataan Ternak menggunakan eartag agar dioptimalkan karena merupakan salah satu upaya untuk memutakhirkan dan meningkatkan kualitas data jumlah RTUP Peternakan dan populasi ternak hasil ST2023. Seluruh Dinas Provinsi dan Kabupaten/Kota juga diminta untuk melaksanakan Sosialisasi Hasil ST2023 secara berjenjang.

Logo

DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN
KEMENTERIAN PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA

Jl. Harsono RM No. 3 Gedung C Lantai 6 - 9, Ragunan
Kecamatan Pasar Minggu Kota Jakarta Selatan
Daerah Khusus Jakarta 12550

Tlp: (021) 7815580 - 83, 7847319
Fax: (021) 7815583

[email protected]
https://ditjenpkh.pertanian.go.id/

Tetaplah Terhubung

Mari jalin silaturahmi dengan mengikuti akun sosial media kami

Copyright © 2021 Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementerian Pertanian - All Rights Reserved

Aksesibilitas

Kontras
Saturasi
Pembaca Layar
D
Ramah Disleksia
Perbesar Teks
Jarak Huruf
Jarak Baris
Perataan Teks
Jeda Animasi
Kursor
Reset