• Beranda
  • Berita
  • Seleksi Sapi Pasundan, Pemerintah Optimalkan Sumber Daya Ternak Lokal

Seleksi Sapi Pasundan, Pemerintah Optimalkan Sumber Daya Ternak Lokal

  • 28 Juni 2016, 09:22 WIB
  • /
  • Dilihat 2862 kali

JAKARTA, Pemerintah melalui Direktorat Jenderal Peternakan dan  Kesehatan Hewan (Ditjen PKH) terus melakukan optimalisasi pengembangan sumber daya ternak lokal asli Indonesia. Salah satunya yaitu seperti yang telah dilakukan oleh Balai Embrio Ternak (BET) Cipelang. Optimalisasi pengembangan sumber daya ternak lokal asli Indonesia dilakukan melalui kegiatan seleksi terhadap sapi rancah/pasundan di daerah Sukabumi, Jawa Barat (17/6). Seleksi dilakukan untuk mendapatkan ternak sapi yang berkualitas dan selanjutnya akan dijadikan sapi donor sebagai penghasil embrio di Balai Embrio Ternak.

BET Cipelang merupakan salah satu Unit Pelaksana Teknis (UPT) dibawah Ditjen PKH yang memiliki tugas dan fungsi sebagai balai yang memproduksi embrio dan mentransfer embrio. Salah satu misi BET Cipelang adalah ikut melestarikan plasma nutfah asli Indonesia.

“Kita akan terus optimalkan pengembangan sumber daya ternak lokal, seperti pada sapi rancah dan saya juga sudah tugaskan UPT seperti BET Cipelang untuk terus melakukan seleksi agar dihasilkan ternak lokal yang berkualitas”, ungkap Dr. Ir. Muladno, MSA, Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan.

Saat ini donor sapi lokal (plasma nutfah) yang sudah ada di BET Cipelang antara lain Sapi Aceh, Sapi Bali, Sapi Madura dan Sapi Ongole.

Pengembangan Sapi Pasundan selain untuk mempertahankan sumber daya genetik ternak lokal, juga sekaligus sebagai salah satu solusi untuk pemenuhan kebutuhan pangan nasional yaitu daging sapi. Sapi Pasundan merupakan kekayaan ternak lokal yang sebelumnya disebut Sapi Rancah. Sapi ini telah ada sejak lama dan sudah banyak dikenal oleh masyarakat Jawa Barat. Menurut deskripsi pada Surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor: 1051/Kpts/SR.120/10/2014 tanggal 13 Oktober 2014 tentang Penetapan Rumpun Sapi Pasundan disebutkan bahwa Sapi Pasundan dipelihara secara turun-temurun dan telah menyatu dengan kehidupan masyarakat peternak selama ratusan tahun, serta telah dijadikan sebagai sumber modal kehidupan masyarakat. Persebaran Sapi Pasundan masih berada di provinsi Jawa Barat terutama di daerah Ciamis, Purwakarta, Pangandaran, Tasikmalaya, Garut, Cianjur, Sukabumi, Sumedang, Majalengka, Indramayu, dan Kuningan.

Pengembangan Sapi Pasundan sebagai pemenuhan daging nasional merupakan suatu langkah yang tepat di saat negeri ini terus-menerus mengalami kekurangan daging sapi. Sebagai ternak lokal, tentu Sapi Pasundan memiliki keunggulan-keunggulan yang tidak dimiliki oleh sapi lainnya. Sebagai ternak yang sudah lama hidup di lingkungan tropis, Sapi Pasundan lebih mudah beradaptasi terhadap perubahan cuaca. Hal ini tentu akan memberikan dampak positif terhadap sistem kesehatannya karena dengan lebih mudah beradaptasi.  Oleh karena itu, kemampuan tubuh ternak lokal ini dalam merespon perubahan cuaca juga akan semakin baik, sehingga ternak tidak mudah stres. Selain itu, keunggulan lain dari Sapi Pasundan adalah memiliki komposisi daging lebih besar dibandingkan dengan tulang yakni 60:40 dengan berat bisa sampai 300-350 kg.

 

(Ismatullah Salim, S.Pt., Yuliana Susanti, S.Pt., M.Si., - Humas Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementan)

 
Logo

DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN
KEMENTERIAN PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA

Jl. Harsono RM No.3
Gedung C Lt 6 - 9, Ragunan, Kec. Pasar Minggu,
Kota Jakarta Selatan, Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12550

Tlp: (021) 7815580 - 83, 7847319
Fax: (021) 7815583

[email protected]
https://ditjenpkh.pertanian.go.id/

Tetaplah Terhubung

Mari jalin silaturahmi dengan mengikuti akun sosial media kami

Copyright © 2021 Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementerian Pertanian - All Rights Reserved

Aksesibilitas

Kontras
Saturasi
Pembaca Layar
D
Ramah Disleksia
Perbesar Teks
Jarak Huruf
Jarak Baris
Perataan Teks
Jeda Animasi
Kursor
Reset