• Beranda
  • Berita
  • Kaya Sumber Daya Ternak Lokal, Jawa Tengah Komitmen Wujudkan Kedaulatan Pangan Asal Ternak

Kaya Sumber Daya Ternak Lokal, Jawa Tengah Komitmen Wujudkan Kedaulatan Pangan Asal Ternak

  • 10 Oktober 2017, 02:21 WIB
  • /
  • Dilihat 3948 kali

Boyolali_(09/10/2017), Dengan potensi sumber daya ternak lokal yang dimiliki, Jawa Tengah sebagai salah satu provinsi penyangga pangan asal ternak berkomitmen untuk mewujudkan ketahanan dan kedaulatan pangan.  Hal tersebut disampaikan oleh Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo saat acara Gelar Potensi Peternakan Jawa Tengah 2017 tanggal 4 Oktober di Kompleks Perkantoran Pemkab Boyolali.

Gelar Potensi Peternakan Jawa Tengah 2017 tersebut menunjukkan tentang banyaknya sumber daya ternak lokal yang dimiliki oleh Jawa Tengah. Kegiatan yang mengangkat tema “Satukan Tekad, Kobarkan Semangat Wujudkan Kedaulatan Pangan Berbasis Sumber Daya Ternak Lokal Indonesia” juga sekaligus punya maksud untuk memupuk kebanggaan dan cinta terhadap SDG (Sumber Daya Genetik) Hewan Jawa Tengah yang secara nyata telah menjadi bagian hidup bagi para peternak di Jawa Tengah. 

Sebanyak kurang lebih 400an ekor sapi indukan dan pedet hasil Inseminasi Buatan (IB) pada hari itu ditampilkan memenuhi komplek perkantoran tersebut.  Selain itu juga acara dimeriahkan dengan pameran dari hulu ke hilir, kontes ternak, dan festival SDG Hewan Jawa Tengah berupa (a) Sapi Potong, Kambing Kaligesing, Ayam Kedu dan Ayam Jago, (b) Festival SDG Hewan menampilkan kekayaan Potensi Ternak Lokal Jawa Tengah (Sapi PO Kebumen, Sapi Jabres/Jawa Brebes, Kerbau Lumpur, Kambing Kaligesing, Kambing Kejobong, Kambing Kacang, Domba Batur, Domba Wonosobo, Itik Tegal, Itik Magelang, Itik Pengging, Ayam Kedu), Kalkun dan Kelinci.

Menurut Ganjar, Provinsi Jawa Tengah merupakan daerah yang konsisten dalam pengelolaan SDG (Sumber Daya Genetik) Hewan, hal tersebut telah diwujudkan dalam bentuk: (1) penetapan rumpun/galur ternak asli/lokal Indonesia oleh Menteri Pertanian berdasarkan usulan dari pemerintah Jawa Tengah, (2) penetapan beberapa lokasi sebagai wilayah sumber bibit ternak.

Ganjar berpendapat, dengan Program Upsus Pajale yang bertujuan untuk mendukung kedaulatan pangan, dan peningkatan kesejahteraan masyarakat petani di Jawa Tengah, berarti limbah pertanian akan semakin banyak. “Limbah tersebut dapat digunakan sebagai bahan pakan ternak yang berkualitas. Kawasan hutan dapat digunakan juga sebagai pengembangan pertanian dan peternakan yang saling menguntungkan”, kata Ganjar. 

“Dengan semakin terbatasnya lahan untuk usaha peternakan, maka pengembangan peternakan Jawa Tengah diarahkan melalui pendekatan kawasan dan integrasi”, tutur Ganjar Pranowo. “Integrasi dengan sub sektor lain seperti dengan tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, kehutanan, perikanan dan kelautan dimaksudkan untuk mewujudkan Zero Farming System, sehingga diharapkan tidak ada limbah pertanian yang terbuang percuma, semua bisa saling bersinergi, yaitu: limbah ternak dapat digunakan sebagai sumber energi biogas dan pupuk bagi tanaman”, ungkap Ganjar Pranowo.

Selain itu, Gubernur Jawa Tengah tersebut juga mendorong para petani/peternak menjadi suatu korporasi atau usaha bersama, sehingga ke depannya para petani peternak mempunyai posisi tawar yang lebih kuat. “Sedangkan untuk pemenuhan gizi masyarakat, kita dorong peningkatan konsumsi produk unggas, sehingga untuk masyarakat kurang mampu disarankan minimal mengkonsumsi 1 (satu) butir telur sehari secara kontinyu dan menjadikan sebagai menu harian” himbau Ganjar.

Fini Murfiani (Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Peternakan Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan (Ditjen PKH) mengatakan, kedaulatan bangsa salah satunya diukur dari kemampuannya menyediakan pangan bagi rakyatnya, termasuk pangan asal ternak.  Hal ini dapat diwujudkan apabila semua daerah, termasuk Provinsi Jawa Tengah sebagai salah satu penyangga utama untuk pangan asal ternak di Indonesia benar-benaar mengoptimalkan sumber daya ternak lokal dan memanfaatkan segenap potensi lokal yang ada yaitu lahan, pakan, teknologi, keswan dan kesmavet.  “Peran peternakan dan kesehatan hewan ridak hanya sebagai penyedia pangan, namun juga berkontribusi dalam penyerapan tenaga kerja, dan penghasil devisa”, ungkapnya.

“Pemanfaatan sumber daya lokal ini penting, terutama untuk mendukung peningkatan populasi dan mutu genetik”, ujarnya. “Selain itu juga untuk mendukung percepatan peningkatan pasokan pangan dalam negeri, sehingga Indonesia dapat mengurangi impor dan tidak tergantung dengan Negara lain”, tambahnya menjelaskan.

Fini Murfiani mengatakan, dalam UU Nomor. 41 Tahun 2014 tentang peternakan dan Kesehatan Hewan, pemerintah berkewajiban melakukan pengembangan usaha pembenihan dan atau pembibitan dengan melibatkan peran, serta masyarakat.  Undang-undang tersebut menyebutkan bahwa Pengelolaan SDG Hewan dilakukan dengan cara: (a) Pemanfaatan, untuk SDG Hewan yang telah berkembang biak dengan baik; dan (b) Pelestarian, untuk SDG Hewan yang terancam punah.

Menurutnya, saat ini Indonesia telah menetapkan/melepaskan lebih dari 70 rumpun/galur ternak sebagai SDG Hewan asli/lokal Indonesia.  Dari 70 rumpun galur tersebut 7 (tujuh) diantaranya ada di Jawa Tengah.  Penetapan/pelepasan tersebut tertuang dalam Keputusan Menteri, selanjutnya di daftarkan secara resmi oleh Negara kita ke FAO.

Fini Murfiani juga menjelaskan, untuk mengembangkan dan menjaga pelestarian plasma nutfah atau SDG Hewan, Menteri Pertanian sampai saat ini sudah menetapkan 20 wilayah sumber bibit dan 7 (tujuh) diantaranya ada di Jawa Tengah.  Tujuan pewilayahan sumber bibit antara lain untuk membentuk wilayah/daerah pemurnian ternak asli/lokal Indonesia, sehingga ternak asli/lokal Indonesia dapat lestari, mewujudkan dan menjamin ketersediaan bibit ternak baik secara jumlah maupun mutu.

Tahun 2017 merupakan tahun Provinsi Jawa Tengah, hal tersebut dibuktikan dengan capain prestasi Nasional di bidang Peternakan daerah ini, diantaranya pemberian Keputusan Menteri Pertanian tentang: (1) Penetapan Galur Kambing Kejobong, Purbalingga, (2) Penetapan Kabupaten Rembang sebagai wilayah sumber bibit sapi Peranakan Ongole di Kecamatan Kragan. 

Selain itu, Kementerian Pertanian telah memberikan penghargaan Tingkat Nasional Tahun 2017 kepada 3 (tiga) Kelompok Tani Ternak dan inseminator, yaitu : (1). KT Taruna Tani Margomulyo dengan komoditas Kambing dari Kab. Rembang; (2). KT Tani Tentrem Kab. Karanganyar dengan komoditas Sapi Potong, serta (3) KT. KWT Tani Mukti Tawangsari Kab. Wonosobo dengan produk olahan susu dan; (4) Budiyono sebagai Inseminator Swadaya Terbaik.

Fini Murfiani menyampaikan, terkait capaian  Upsus Siwab (Upaya Khusus Sapi Indukan Wajib Bunting), Jawa Tengah merupakan yang terbesar kedua setelah Jawa Timur, dimana selama 9 bulan pelaksanaan selalu menduduki peringkat teratas dari 34 Provinsi di Indonesia untuk jumlah Akseptor yang di IB (Kawin Suntik). “Berdasarkan laporan ISIKHNAS, sampai dengan tanggal 4 Oktober 2017 tercatat 583.240 ekor (113,25%) dari target 514.984 ekor akseptor. Sedangkan capaian kebuntingan ternak di Provinsi Jawa Tengah masih diangka 78.218 ekor (18,30% dari target 427.437). Untuk itu,  Provinsi Jawa Tengah akan melakukan pemeriksaan kebuntingan (PKb) serentak sebagai upaya untuk mengetahui status kebuntingan ternak.

“Prestasi tersebut merupakan salah satu indikator keseriusan Provinsi Jawa Tengah untuk mendayagunakan segenap sumber daya baik alam, manusia bahkan teknologi dan informasi yang ada untuk terus melakukan upaya perbaikan secara terus menerus sesuai dengan perkembangan yang ada”, ucap  Fini Murfiani.

 

 

Contact Person:

Ir. Fini Murfiani, MM (Plt. Direktur Perbibitan dan Produksi Ternak, Ditjen PKH Kementan)

Logo

DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN
KEMENTERIAN PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA

Jl. Harsono RM No.3
Gedung C Lt 6 - 9, Ragunan, Kec. Pasar Minggu,
Kota Jakarta Selatan, Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12550

Tlp: (021) 7815580 - 83, 7847319
Fax: (021) 7815583

[email protected]
https://ditjenpkh.pertanian.go.id/

Tetaplah Terhubung

Mari jalin silaturahmi dengan mengikuti akun sosial media kami

Copyright © 2021 Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementerian Pertanian - All Rights Reserved

Aksesibilitas

Kontras
Saturasi
Pembaca Layar
D
Ramah Disleksia
Perbesar Teks
Jarak Huruf
Jarak Baris
Perataan Teks
Jeda Animasi
Kursor
Reset