• Beranda
  • Berita
  • Peternakan Padang Mengatas, Warisan Belanda Terbesar di Asia Tenggara

Peternakan Padang Mengatas, Warisan Belanda Terbesar di Asia Tenggara

  • 13 Oktober 2015, 08:49 WIB
  • /
  • Dilihat 2335 kali

Komplek Peternakan milik Balai Pembibitan Ternak Unggul Hijauan Pakan Ternak Padang Mengatas, Kementerian Pertanian ternyata punya sejarah panjang. Fasilitas peternakan ini adalah warisan pendudukan Belanda di Indonesia yang sempat menjadi area peternakan terbesar se-Asia Tenggara.

Kepala Balai Pembibitan Ternak Unggul Hijauan Pakan Ternak Padang Mengatas Sugiono mengatakan, fasilitas ini pertama kali didirikan oleh Pemerintah Hindia Belanda pada tahun 1916.

Saat itu hewan yang diternakkan adalah kuda. Baru pada tahun 1935 didatangkan sapi Zebu dari Benggala, India untuk dikembang biakan. Perjalanan peternakan ini tidak begitu mulus, bakan berkali-kali hancur, dan berkali-kali pula nyaris 'mati'.

"Ini adalah warisan Belanda. Semua buatan Belanda itu bagus-bagus. Harus kita akui, Belanda memang menjajah kita, tapi infrastrukturnya dibangun," ujar Sugino memulai ceritanya di Premier Basko Hotel, Padang, Sabtu (10/10/2015).

Perjalanan peternakan ini tidak mulus. Pada Zaman Revolusi Kemerdekaan sekitar tahun 1945 –1949 kegiatan peternakan di area ini terhenti. Baru, kemudian pada tahun 1950 oleh Wakil Presiden Dr. Moh. Hatta dipugar kembali dan tahun 1951 – 1953 dijadikan sebagai Stasiun Peternakan Pemerintah dan di beri nama Induk Taman Ternak (ITT) Padang Mengatas.

"Tahun 1955 ITT Padang Mengatas itu jadi peternakan yang terbesar di Asia Tenggara, di mana ternak yang dipelihara adalah ternak kuda, sapi, kambing dan ayam," tutur dia.

Sayang, pada tahun 1958 –1961 terjadi pergolakan PRRI, dan lokasi ITT Padang Mengatas dijadikan sebagai basis pertahanan PRRI sehingga ITT Padang Mengatas rusak berat. Lalu, dibenahi kembali oleh Pemerintah Daerah Sumatera Barat pada tahun 1961.  Tahun 1973 –1974 Pemerintah Jerman mengadakan kajian di ITT Padang Mengatas maka pada tahun 1974 – 1978 dilakukan kerjasama pembangunan kembali ITT Padang Mengatas antara pemerintah RI dan Jerman melalui proyek Agriculture Development Project (ADP).

‎Pada tahun 1978 Proyek ADP berakhir dan diserahkan kepada Departemen Pertanian dengan nama Balai Pembibitan Ternak – Hijauan Makanan Ternak (BPT-HMT) Padang Mengatas sesuai dengan SK Menteri Pertanian RI No. 313/Kpts/Org/1978 dengan wilayah kerja 3 propinsi yaitu Sumbar, Riau, dan Jambi.

Tahun 1978 Padang Mengatas dibiayai oleh Pemda Sumbar dan Pemerintah Pusat. Barulah tahun 1985 seluruh pembiayaan diambil alih oleh pemerintah pusat. Berdasarkan keputusan Menteri Pertanian Republik Indonesia No.292/Kpts/OT.210/4/2002 tanggal 16 April 2002 berubah nama menjadi Balai Pembibitan Ternak Unggul (BPTU) Sapi Potong Padang Mengatas dengan wilayah kerja meliputi seluruh propinsi di Indonesia.‎

Saat itu, cerita Sugiono, kegiatan peternakan di Padang Mangatas perlahan kembali menanjak di era Pemerintahan Presiden Soeharto dengan populasi ternak adalah sapi Zebu dari Benggala, India. Populasi sapi di peternakan itu mencapai ribuan.

Sayang, pada era Reformasi peternakan ini kembali hancur berantakan karena dijarah dan dikuasai warga. "Itu lah, sudah dibangunkan fasilitas bagus kita itu bisanya cuma merusak. Ini lah catatan kita ke depan kalau mau kembangkan peternakan ini lagi. Faktor keamanan harus jadi catatan," ungkap dia agak geram.

Sejak saat itu fasilitas peternakan ini nyaris mati tak terawat. "Bahkan, saat 2011 saya ke sini jadi Kepala Balai, tak seorang pun mau melirik. Bahkan Dirjen saya (Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan) waktu itu (Tahun 2011) nggak mau datang ke sini," ungkap dia.

"Namun, pemerintahan sekarang saya optimistis. Pemerintah punya perhatian besar untu peternakan terutama daging sapi ini. Dan sekarang, seluruh Pemerintahan sepertinya mendukung. Sehingga saya percaya, nggak tau kapan, tapi segera Indonesia akan jadi negara peternakan terbesar di Dunia," pungkas dia.

 

Sumber : https://finance.detik.com/read/2015/10/10/181828/3041353/4/peternakan-padang-mengatas-warisan-belanda-terbesar-di-asia-tenggara

Logo

DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN
KEMENTERIAN PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA

Jl. Harsono RM No.3
Gedung C Lt 6 - 9, Ragunan, Kec. Pasar Minggu,
Kota Jakarta Selatan, Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12550

Tlp: (021) 7815580 - 83, 7847319
Fax: (021) 7815583

[email protected]
https://ditjenpkh.pertanian.go.id/

Tetaplah Terhubung

Mari jalin silaturahmi dengan mengikuti akun sosial media kami

Copyright © 2021 Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementerian Pertanian - All Rights Reserved

Aksesibilitas

Kontras
Saturasi
Pembaca Layar
D
Ramah Disleksia
Perbesar Teks
Jarak Huruf
Jarak Baris
Perataan Teks
Jeda Animasi
Kursor
Reset