• Beranda
  • Berita
  • Peran Ditjen Peternakan Dan Kesehatan Hewan Dalam Rangka Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca

Peran Ditjen Peternakan Dan Kesehatan Hewan Dalam Rangka Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca

  • 28 April 2014, 16:11 WIB
  • /
  • Dilihat 2735 kali

Pemanasan global (global warming) adalah salah satu isu internasional akibat meningkatnya emisi gas rumah kaca (GRK) yang mempengaruhi mitigasi dan dampak adaptasi perubahan iklim di belahan dunia. Dampak lain adalah terjadinya el-nina (basah) dan la-nino (kering), meningkatnya suhu panas dipermukaan bumi, cuaca ekstrim yang mengakibatkan banjir, kekeringan dan angin kencang serta kenaikan permukaan laut akibat mencairnya karang es dibagian kutub.

Semua negara baik negara maju dan berkembang diharapkan aktif untuk mengatasi hal tersebut, untuk keberlangsungan hidup generasi yang akan datang.   Pemerintah Indonesia telah mengeluarkan Perpres No 61 dan 71 tahun 2011 tentang RAN GRK (Rencana Aksi Nasional Gas Rumah Kaca) dan MRV (Measurable Reportable dan Verifiable) dan berkomitmen menargetkan  26 % penurunan emisi GRK dibidang pertanian atau setara dengan 8 juta ton CO2 ekuivalen (jika biaya pemerintah sendiri) dan 41 % atau setara dengan 11 juta ton CO2 ekuivalen (jika dibantu dengan pihak international) pada tahun 2020.

Emisi GRK yang dihasilkan pada sektor pertanian antara lain :

  • CO2 (karbondioksida) yang terjadi karena dekomposisi bahan organik secara aerobik (pengeringan lahan gambut, pembakaran limbah organik).
  • CH4 (metana) yang terjadi karena dekomposisi bahan organik secara anaerobik (lahan sawah, gambut, kotoran/urine ternak, sendawa ternak dan limbah organik)
  • N2O (dinitrogen oksidan) adalah proses nitrifikasi dan denitrifikasi (pemupukan N, limbah organik)

Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan telah berperan untuk menurunkan emisi GRK melalui beberapa kegiatan antara lain :

  1. Pemanfaatan kotoran ternak menjadi pupuk organik.
  2. Pengembangan dan pembinaan Biogas Asal Ternak Bersama Masyarakat (BATAMAS).
  3. Pengembangan integrasi ternak dan tanaman melalu pengelolaan  kotoran ternak menjadi pupuk organik dan pengelolaan limbah tanaman untuk ternak di sentra perkebunan, tanaman pangan dan hortikultura.

Berdasarkan hasil penelitian dari Balai Penelitian Lingkungan Pertanian, Balai Besar Litbang Sumber Daya Lahan Pertanian Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Kementerian Pertanian disampaikan bahwa pemanfaatan kotoran/urine ternak sebagai biogas/BATAMAS telah menyumbangkan penurunan emisi GRK untuk periode 2008-2012, berturut-turut  dari tahun ke tahun yakni 0,75 juta ton CO2 ekuivalen; 1,22 juta ton CO2 ekuivalen; 1,37 juta ton CO2 ekuivalen; 1,61 juta ton CO2 ekuivalen dan 2,04 juta ton CO2 ekuivalen. Total capaian penurunan emisi GRK Kementerian Pertanian untuk periode 2008-2012 setelah digabungkan dengan kegiatan Eselon I lain sebanyak 12, 34 juta ton CO2 ekuivalen, artinya telah melampaui target penurunan emisi yang ditetapkan dalam RAN-GRK sebesar 8 juta ton CO2 ekuivalen/tahun.

Sumber : padjarnain, titik w. Subbag Kerjasama dan Humas.Bagian Perencanaan.Ditjen PKH

Logo

DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN
KEMENTERIAN PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA

Jl. Harsono RM No. 3 Gedung C Lantai 6 - 9, Ragunan
Kecamatan Pasar Minggu Kota Jakarta Selatan
Daerah Khusus Jakarta 12550

Tlp: (021) 7815580 - 83, 7847319
Fax: (021) 7815583

[email protected]
https://ditjenpkh.pertanian.go.id/

Tetaplah Terhubung

Mari jalin silaturahmi dengan mengikuti akun sosial media kami

Copyright © 2021 Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementerian Pertanian - All Rights Reserved

Aksesibilitas

Kontras
Saturasi
Pembaca Layar
D
Ramah Disleksia
Perbesar Teks
Jarak Huruf
Jarak Baris
Perataan Teks
Jeda Animasi
Kursor
Reset