• Beranda
  • Berita
  • Tingkatkan Produksi Daging Sapi Di Indonesia, Ditjen Pkh Kementan Kembangkan Sapi Belgian Blue

Tingkatkan Produksi Daging Sapi Di Indonesia, Ditjen Pkh Kementan Kembangkan Sapi Belgian Blue

  • 16 Februari 2017, 08:05 WIB
  • /
  • Dilihat 4014 kali

Jakarta_15 Februari 2017, Dalam rangka upaya untuk pemenuhan produksi daging di dalam negeri, Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Ditjen PKH) Kementerian Pertanian (Kementan) melalui salah satu Unit Pelaksana Teknis (UPT) dibawahnya, yaitu Balai Embrio Transfer (BET) Cipelang mengembangkan sapi Belgian Blue. Penggunaan Belgian Blue di BET Cipelang ini sebagai wujud pengembangan teknologi dalam rangka introduksi bangsa sapi baru di Indonesia. Keberadaan Belgian Blue digunakan untuk disilangkan dengan sapi lokal untuk meningkatkan perototan sapi lokal.

Direktur Perbibitan dan Produksi Ternak Ditjen PKH, Dr. Ir. Surachman Suwardi menyampaikan, Indonesia menggunakan semen beku Belgian blue dan mengimplementasikan TE (Transfer Embryo) sudah dilakukan sejak tahun 2016.  “Dalam sejarahnya, sapi Belgian Blue (selanjutnya disebut sapi BB) merupakan perkawinan antara sapi Shorthorn atau Durham dengan sapi lokal Belgia.  Sapi hasil persilangan ini memliki warna kulit “kebiruan” sehingga disebut dengan Belgian Blue” ungkap Surachman.

Lebih lanjut disampaikan, dengan metode seleksi yang ketat dan waktu yang lama, diperoleh lah sapi dengan penampilan perototan yang super.  Pada sapi BB, perototan yang menonjol tampak hampir di seluruh tubuhnya.  Dengan perototannya yang luar biasa, Belgian Blue ini disebut Double Muscle Belgian Blue (DM-BB). Di negara asalnya, Belgia, sapi BB awalnya merupakan sapi yang utamanya digunakan sebagai penghasil daging.   Namun, selain sebagai penghasil daging, Sapi Belgian Blue juga digunakan untuk beberapa tujuan, diantaranya juga digunakan dalam perkawinan dengan sapi perah.  Selain digunakan sebagai upaya pemenuhan produksi daging, keberadaan Belgian Blue juga digunakan untuk disilangkan dengan sapi lokal untuk memperbaiki perototannya. 

Kepala BET Cipelang Drh. Oloan Parlindungan, MP menyampaikan, beberapa penelitian menyebutkan bahwa perototan yang sangat ekstrim pada sapi Belgian blue ini disebabkan oleh mutasi pada gen myostatin, gen yang bertanggung jawab terhadap pertumbuhan otot pada sapi. Mutasi inilah yang menyebabkan terjadinya Muscular Hypertrophy (MH) pada beberapa bangsa sapi.  Beberapa keuntungan yang diperoleh dari terjadinya mutasi ini adalah, perototan yang luar biasa sehingga jumlah karkas juga meningkat dan kandungan lemak pada daging yang rendah. 

Di Belgia, 95% sapi potong merupakan sapi Belgian Blue (DM-BB)  yang mampu menyumbang 65% dari total produksi daging dan 75% produksi daging merah (Hanset, 2004).  Tingginya minat peternak terhadap sapi BB ini menginspirasi asosiasi Belgian blue di Belgia untuk menyebarkan Belgian Blue ke seluruh dunia baik dalam bentuk semen beku maupun embrio.  Semen beku Belgian blue biasanya digunakan untuk kawin silang dengan sapi perah (hampir 65%). 

Terdapat 3 pola warna pada sapi BB ini, diantaranya adalah hitam (pie-black/pie-noire), semua putih dan roan (pie-blue).   Dalam perkembangan terakhir, sapi BB digunakan sebagai sapi dual purpose (sapi dwi guna/penghasil daging dan susu) dan sapi pedaging.  Sebagai sapi dwiguna, prinsip seleksi yang digunakan berdasarkan potensi produksi susu dan calving easy (kemudahan melahirkan), produksi susu mencapai 4.200 s.d 4.800 Liter, namun juga terdapat sapi dengan tipe perah dengan produksi susu 5.400 s.d 6.000 Liter.  Dengan sifat aslinya sebagai sapi dwi guna, sapi BB merupakan sapi yang secara spesifik merupakan sapi pedaging dengan sifat dan keuntungan yang dapat diperoleh diantaranya adalah perototan yang luar biasa, efisiensi pakan, kualitas daging yang bagus (tenderness), early maturity, docility (jinak), rendah lemak, rendah tulang dan persentase karkas yang 20% lebih banyak dibandingkan sapi pada umumnya.

Surachman kembali menyampaikan, berat badan sapi BB dewasa berkisar antara 1.100 s.d 1.250 kg walaupun kadang-kadang juga ditemui sapi dewasa dengan berat badan lebih dari 1.300 kg dan tinggi mencapai 145 cm s.d 150 cm. Sapi betina dewasa mampu mencapai berat 850 s.d 950 kg dan tinggi mencapai 132 cm s.d 134 cm. “Kita harapkan dengan dikembangkannya sapi BB ini, maka akan dapat membantu upaya pemerintah dalam meningkatkan produksi daging sapi di Indonesia” tutupnya.

 

 

Contact Person:

  1. Dr. Ir. Surachman Suwardi (Direktur Perbibitan dan Produksi Ternak, Ditjen PKH)
  2. Yuliana Susanti, SPt, MSi (Humas Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan)
Logo

DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN
KEMENTERIAN PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA

Jl. Harsono RM No. 3 Gedung C Lantai 6 - 9, Ragunan
Kecamatan Pasar Minggu Kota Jakarta Selatan
Provinsi Daerah Khusus Jakarta 12550

Tlp: (021) 7815580 - 83, 7847319
Fax: (021) 7815583

[email protected]
https://ditjenpkh.pertanian.go.id/

Tetaplah Terhubung

Mari jalin silaturahmi dengan mengikuti akun sosial media kami

Copyright © 2021 Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementerian Pertanian - All Rights Reserved

Aksesibilitas

Kontras
Saturasi
Pembaca Layar
D
Ramah Disleksia
Perbesar Teks
Jarak Huruf
Jarak Baris
Perataan Teks
Jeda Animasi
Kursor
Reset