• Beranda
  • Berita
  • Ditjen Peternakan Dan Kesehatan Hewan Membuka Lomba Pacuan Kuda Pada Penas KTNA XV 2017 Di Provinsi Banda Aceh

Ditjen Peternakan Dan Kesehatan Hewan Membuka Lomba Pacuan Kuda Pada Penas KTNA XV 2017 Di Provinsi Banda Aceh

  • 09 Mei 2017, 02:57 WIB
  • /
  • Dilihat 2693 kali

Lampuuk, Banda Aceh,_ Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian Republik Indonesia (Dirjen PKH Kementan RI), Drh. I Ketut Diarmita, MP membuka secara resmi Lomba Pacuan Kuda Gayo yang menjadi salah satu kegiatan dari pada Pekan Nasional Kontak Tani Nelayan Andalan (PENAS KTNA) XV tahun 2017 yang berlangsung di pantai Lampuuk, Banda Aceh pada hari Minggu 7 Mei 2017 dengan mengankat tema ”Melalui Pacuan Kuda Gayo Tradisional mari kita Lestarikan Rumpung Kuda Gayo dari Kepunahan,”. 

I Ketut Diarmita menyampaikan, kuda harus dilestarikan dan pemerintah pusat telah membuat acuan untuk penetapan plasma nutfah Aceh dimana Kuda Gayo sudah ditetapkan sebagai plasma nutfah kuda asli lokal Aceh yang telah ditetapkan melalui Keputusan Menteri Pertanian RI No: 1054/KPTS/SR.120/10/2014. Beliau juga menyampaikan bahwa ada 3 (tiga) rumpun ternak yang ada di Aceh yang harus dilestarikan yaitu kuda gayo, sapi Aceh, dan kerbau simule.

“Dari ketiga ini yang terpenting adalah genetik ternak ini harus ditingkatkan kualitasnya. Hindari in breeding, perlu perlakuan pemurnian. Cari performan dan genetik yang bagus, selanjutnya dilakukan pengambilan semen untuk di IB dan lakukan Embrio Transfer (ET) yang baik baru diturunkan ke anak-anaknya sehingga ada peningkatan mutu genetik,”ungkapnya.

Lebih lanjut Dirjen PKH menyampaikan, Aceh nantinya menjadi perhatian kita semua karena kedepan menjadi pintu terdepan yang berdekatan dengan negara Malaysia dan Singapura, sehingga mensuplay produk ternak tidak hanya dari timur atau tengah.

“Harga diri bangsa itu dapat ditunjukkan dari kita bisa memenuhi pangan sendiri bahkan ekspor ke negara lain,”ucapnya.

 

I Ketut Diarmita mengharapkan ada pertumbuhan dan pergerakan yang positif untuk peningkatan populasi karena saya melihat Aceh ini lumayan potensi Sumber Daya Alamnya yang sangat kaya untuk wilayah di Indonesia bagian Barat.  Apresiasi disampaikan untuk Pemda Aceh yaitu kepada Kepala Dinas Peternakan agar jangan sampai kuda Aceh terkena penyakit surra yang telah terkena di Kabupaten Sumba Timur. Untuk menindaklanjuti SK Mentan tahun 2014  tentang rumpun kuda gayo,  maka diharapkan Pemda Aceh dapat meningkatkan alokasi tidak hanya pacuan kuda tapi juga perbibitan untuk pelestarian kuda gayo, terutama di tiga kabupaten.

“Empat tahun lagi diharapkan ada pacuan kuda ditempat lain sehingga dapat diikuti oleh banyak daerah,”ungkap Dirjen PKH.  “Semoga dari kegiatan pacua kuda yang diselenggarakan khusus di Penas KTNA XV ini dapat melestarikan rumpun kuda Gayo,” ucapnya.

Sementara Kepala Dinas Peternakan Aceh menyampaikan bahwa Kuda Gayo sudah ditetapkan sebagai plasma nutfah lokal Aceh menjadi plasma nutfah tingkat nasional.   “Sapi Aceh, sapi simule dan hari ini sedang dibahas oleh MPPI untuk menetapkan kerbau gayo sebagai plasma nutfah,”ungkapnya.

Lebih lanjut disampaikan, lomba pacuan kuda ini untuk memperlihatkan potensi kuda gayo ke masyarakat dan pada hari ini akan diperkenalkan tidak hanya di Aceh, tapi akan  diperkenalkan di seluruh Provinsi Indonesia.  Pemerintah Aceh sangat mendukung pelestarian plasma nutfah dan mendukung untuk di daftar di FAO.  Kuda Gayo diharapkan dapat sebagai plasma nutfah dan sumber perekonomian masyarakat, ada 3 kabupaten yang terlibat dalam pacuan kuda yaitu Aceh Tengah, Bener Meriah dan Gayo Lues. Untuk menyeleksi kuda gayo dilakukan melalui seleksi yang kuat untuk di bawa ke provinsi.  Dinas mengharapkan dukungan dari pusat untuk pemurnian plasma nutfah di Aceh.

“Selain sebagai kuda pacu, kuda gayo juga bermanfaat untuk peningkatan parawisata di Aceh,”ucapnya.

Kepala Dinas Pertanian Aceh Hasanuddin Darjo mewakili Gubernur dalam sambutannya menyampaikan, sudah 15 kali dilksanakan PENAS KTNA, baru pertama kali kegiatan lomba pacuan kuda diadakan.  “Ini pertama kali diadakan pacuan kuda selama pelaksanaan PENAS,”ucapnya.  

“Ajarilah anak-anakmu berenang dan berkuda, dan hari ini Dirjen PKH mengadakan lomba pacuan kuda,”ucapnya mengutif sabda Rasulullah.

Sejak kolonial Belanda, pacuan kuda tradisional sudah dilakukan. Pacuan kuda tradisional sudah banyak dilakukan di beberapa Provinsi NTB dll.  “Semoga kuda gayo bisa menjadi kebanggaan Aceh dan milik Indonesia,”harapannya.

Menurut tim pengatur race pacuan, Anugrah Fitradi, hanya ada 2 kelas pertandingan dalam pacuan yang digelar di Banda Aceh tersebut yakni kelas muda dan tua.  “Masing-masing Kabupaten mengirimkan 6 ekor kuda, hari ini sudah menyelesaikan babak penyisihan. Besok kita langsungkan babak semifinal, dan final pada hari berikutnya,” jelas Anugrah Fitradi.

Disampaikan bahwa, kuda juara akan meraih uang pembinaan dengan rincian juara 1 sebesar 10 juta rupiah, juara 2 sebesar 9 juta rupiah, juara 3 sebesar 8 juta rupiah dan juara 4 sebesar 7 juta rupiah.  “Bagi kuda yang belum meraih juara, juga akan mendapat uang pembinaan sebesar 1,5 juta rupiah,” ungkap Anugrah Fitradi.

 

Sumber: Padjarnain, S.Pt, M.Si,  Yuliana Susanti, S.Pt, MSi. Subbag Kerjasama dan Humas, Bagian Perencanaan Ditjen PKH.

Logo

DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN
KEMENTERIAN PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA

Jl. Harsono RM No. 3 Gedung C Lantai 6 - 9, Ragunan
Kecamatan Pasar Minggu Kota Jakarta Selatan
Daerah Khusus Jakarta 12550

Tlp: (021) 7815580 - 83, 7847319
Fax: (021) 7815583

[email protected]
https://ditjenpkh.pertanian.go.id/

Tetaplah Terhubung

Mari jalin silaturahmi dengan mengikuti akun sosial media kami

Copyright © 2021 Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementerian Pertanian - All Rights Reserved

Aksesibilitas

Kontras
Saturasi
Pembaca Layar
D
Ramah Disleksia
Perbesar Teks
Jarak Huruf
Jarak Baris
Perataan Teks
Jeda Animasi
Kursor
Reset