• Beranda
  • Berita
  • Optimalkan Ketersediaan Daging ASUH, Kementan Latih Dokter Hewan Yang Bertugas di RPH-R

Optimalkan Ketersediaan Daging ASUH, Kementan Latih Dokter Hewan Yang Bertugas di RPH-R

  • 26 Maret 2019, 01:57 WIB
  • /
  • Dilihat 2261 kali

Bogor, Pemerintah terus berupaya mengoptimalkan ketersediaan daging berstandar Aman, Sehat, Utuh dan Halal (ASUH) bagi masyarakat, dengan memaksimalkan peran Rumah Potong Hewan Ruminansia (RPH-R) yang diawasi oleh Dokter Hewan. Untuk itu, Kementan memberikan Bimbingan Teknis untuk meningkatkan kemampuan dan keahlian dalam pemeriksaan hewan sebelum dipotong (Antemortem) hingga setelah dipotong (post mortem) dan status reproduksi.

Menurut Direktur Kesehatan Masyarakat Veteriner, Syamsul Ma'arif, Petugas pemeriksa Antemortem dan Postmortem memiliki tanggung jawab dalam menjamin masyarakat memperoleh produk hewan yang ASUH.

Syamsul menyampaikan bahwa berdasarkan laporan WHO, penyakit yang ditularkan ke manusia melalui makanan (food borne disease) masih menjadi masalah besar di semua negara, bahkan di negara maju yang memiliki sistem jaminan keamanan pangan. 

Syamsul menambahkan bahwa akibat mengkonsumsi bahan pangan yang telah terkontaminasi diperkirakan 600 juta (1 dari 10 ) orang di dunia menderita sakit, dan sekitar 420 ribu orang meninggal dunia setiap tahunnya. Hal tersebut diungkapkan Syamsul saat memberikan arahan di depan 50 Dokter Hewan petugas Pemeriksaan Ante mortem dan Post Mortem (19/3).

Lebih lanjut Syamsul menjelaskan bahwa 1/3 kasus food borne disease terjadi pada anak-anak dibawah 5 tahun.

"Negara-negara di Afrika dan Asia Tenggara mengalami tingkat insiden dan kematian tertinggi oleh food-borne disease" terang Syamsul.

Upaya kita untuk mencegah terjadinya masalah ini adalah dengan melaksanakan pemeriksaan hewan ternak secara rutin sebelum dipotong (antemortem) serta pemeriksaan daging hasil pemotongan (postmortem). "Hal ini untuk menjamin keamanan dan kepuasan batin masyarakat dalam mengkonsumsi pangan asal ternak" jelasnya.

Menurut Syamsul, pemeriksaan ante-mortem merupakan komponen utama dalam mewujudkan daging yang higenis sebelum proses penyembelihan (pre-slaughter) sedangkan post-mortem merupakan komponen utama setelah proses penyembelihan (post-slaughter). Pemeriksaan ini juga dapat menentukan status reproduksi dalam upaya pengendalian pemotongan sapi betina produktif. 

"Untuk itu, Kementan terus meningkatkan keterampilan para dokter hewan dalam mendiagnosa penyakit hewan khususnya zoonosis baik ante-mortem maupun post-mortem serta status reproduksi secara cepat dan tepat dalam rangka pengendalian pemotongan betina produktif di RPH-R" harap Syamsul. 

Selain mendapatkan pembekalan dalam bentuk teori, peserta bimtek juga berkesempatan untuk melakukan kunjungan ke RPH-R Cibinong, yang telah mendapatkan sertifikat Nomor Kontrol Veteriner (NKV). Pada kesempatan ini, para peserta dapat berbagi pengalaman terkait pengelolaan RPH-R. Kemudian pada sesi terakhir dilanjutkan praktik pemeriksaan status reproduksi di Balai Embrio Transfer (BET) Cipelang.

 

Contact Person:
Drh. Syamsul Ma'arif, M.Si (Direktur Kesehatan Masyarakat Veteriner, Ditjen PKH)

Logo

DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN
KEMENTERIAN PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA

Jl. Harsono RM No.3
Gedung C Lt 6 - 9, Ragunan, Kec. Pasar Minggu,
Kota Jakarta Selatan, Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12550

Tlp: (021) 7815580 - 83, 7847319
Fax: (021) 7815583

[email protected]
https://ditjenpkh.pertanian.go.id/

Tetaplah Terhubung

Mari jalin silaturahmi dengan mengikuti akun sosial media kami

Copyright © 2021 Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementerian Pertanian - All Rights Reserved

Aksesibilitas

Kontras
Saturasi
Pembaca Layar
D
Ramah Disleksia
Perbesar Teks
Jarak Huruf
Jarak Baris
Perataan Teks
Jeda Animasi
Kursor
Reset