Rumput Buffalo Tanaman Pakan Tahan Naungan

  • 06 November 2015, 14:40 WIB
  • /
  • Dilihat 4699 kali

Rumput buffalo memiliki produktivitas tinggi meski dibudidayakan di bawah naungan, mampu tumbuh pada areal yang intensitas cahayanya rendah. Sehingga berpeluang besar dikembangkan sebagai tanaman pakan ternak yang diintegrasikan dengan kelapa sawit atau tanaman perkebunan / hutan lainnya.

Stenotaphrum secundatum nama latin dari  “buffalo grass” (Australia) atau St Agustine grass (Amerika Serikat), termasuk dalam family “Gramineae’ dengan sub-family Panicoideae.

Siaran resmi hasil penelitian di Loka Penelitian Kambing – Badan Litbang Pertanian mengabarkan rumput buffalo sangat cepat berkembang, memiliki rhizoma dan stolon yang padat, perakaran yang kuat, kemampuan berkompetisi dengan gulma sangat kuat sehingga mampu menekan pertumbuhan gulma serta tahan terhadap penggembalaan berat.  Jenis rumput ini menunjukkan pertumbuhan maupun produksi yang lebih baik pada lahan naungan dibanding alam terbuka/tanpa naungan. Adaptasinya terhadap kondisi naungan sangat baik seperti terlihat pada karakteristik morfologik (tinggi tanaman, lebar daun) maupun fisiologik (kandungan klorofil).

Penelitian itu menunjukan bahwa produksi S secundatum tertinggi pada naungan 55% ( 54 ton/ha/tahun) dan relatif sama dengan produksi perlakuan naungan 75% (47 ton/ha/tahun). Produksi justru lebih rendah pada kondisi tanpa naungan (32 ton/ha/tahun).

Hal ini menunjukan tingginya adaptasi S secundatum pada kondisi naungan. Adaptasi tersebut ditunjukkan oleh tinggi tanaman maupun lebar daun yang berbeda nyata dengan yang ditanam di alam terbuka/tanpa naungan, yang pada akhirnya menghasilkan produksi yang lebih tinggi. Secara umum produksi hijauan di daerah tropis akan menurun dengan berkurangnya intensitas cahaya, tetapi produksi hijauan yang toleran naungan masih dapat meningkat pada naungan sedang.

Nilai Nutrisi Rumput S.secundatum

Hasil analisis kimia menunjukkan bahwa kandungan bahan kering, protein kasar, NDF dan ADF relatif sama pada kondisi naungan maupun terbuka. Kandungan bahan organik sekitar 87%. Kandungan energi kasar sebesar 4816 Kal/kg bahan kering.  Kandungan protein kasar berkisar antara 6-8% sedangkan serat (NDF) antara 82-85%.

Rumput ini memiliki palatabilitas yang tinggi saat masih muda, disukai oleh ternak ruminansia besar maupun kecil. Terdapat kandungan oksalat sejumlah ±1% namun dilaporkan tidak menyebabkan keracunan pada ternak yang mengkonsumsinya.

Hasil penelitian menunjukkan perlakuan naungan tidak mempengaruhi jumlah konsumsi S.secundatum oleh ternak kambing. Tingkat konsumsi S. secundatum pada ternak kambing mencapai 3,3% bobot tubuh dan tergolong normal untuk memenuhi kebutuhan nutrisi. Koefisien cerna yang merupakan salah satu indikator kualitas nutrisi yang penting tergolong tinggi pada S.secundatum. Kecernaan bahan organik berkisar antara 57- 67%, sedangkan kecernaan energi berkisar antara 69-74%. Penggunaan rumput S.secundatum sebagai pakan menghasilkan retensi nitrogen (N) yang positif (1,0-1,2 g N/hari) yang mengindikasikan kapasitasnya untuk mendukung pertumbuhan yang moderat pada ternak kambing.

 

Sumber: https://www.trobos.com/detail_berita.php?sir=55&sid=6630

Logo

DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN
KEMENTERIAN PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA

Jl. Harsono RM No. 3 Gedung C Lantai 6 - 9, Ragunan
Kecamatan Pasar Minggu Kota Jakarta Selatan
Provinsi Daerah Khusus Jakarta 12550

Tlp: (021) 7815580 - 83, 7847319
Fax: (021) 7815583

[email protected]
https://ditjenpkh.pertanian.go.id/

Tetaplah Terhubung

Mari jalin silaturahmi dengan mengikuti akun sosial media kami

Copyright © 2021 Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementerian Pertanian - All Rights Reserved

Aksesibilitas

Kontras
Saturasi
Pembaca Layar
D
Ramah Disleksia
Perbesar Teks
Jarak Huruf
Jarak Baris
Perataan Teks
Jeda Animasi
Kursor
Reset