• Beranda
  • Berita
  • Kementan Tingkatkan Produksi Embrio Kerbau Unggulan

Kementan Tingkatkan Produksi Embrio Kerbau Unggulan

  • 15 Februari 2025, 15:38 WIB
  • /
  • Dilihat 252 kali
  • /
  • humaspkh

Silangit – Kabar baik bagi peternak kerbau di Indonesia! Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Balai Embrio Ternak (BET) Cipelang dan Balai Pembibitan Ternak Unggul dan Hijauan Pakan Ternak (BPTU HPT) Siborongborong melakukan kerja sama menghasilkan embrio kerbau berkualitas.

Program ini dilakukan untuk meningkatkan mutu genetik kerbau lokal. Dengan teknologi terbaru, program ini diharapkan bisa mempercepat lahirnya bibit unggul kerbau nasional.

Proses produksi embrio dilakukan di Instalasi Silangit BPTU HPT Siborongborong. Dimulai dengan seleksi calon induk donor pada Desember 2024, hingga puncaknya pada 11 Februari 2025, yaitu panen embrio (flushing). Setelah itu, embrio akan ditanamkan ke induk penerima (resipien) yang telah lolos seleksi.

"Kami optimistis program ini dapat meningkatkan populasi dan kualitas genetika kerbau di Indonesia. Dengan teknologi ini, kita bisa mempercepat produksi bibit unggul," ujar Yude Maulana Yusuf, Kepala BPTU HPT Siborongborong (15/2).

Embrio yang dihasilkan berasal dari empat ekor Kerbau Sungai (Bubalus bubalis fluviatilis), dengan metode in vivo eksitu. Teknik ini memungkinkan donor berasal dari berbagai sumber, seperti unit pelaksana teknis (UPT) Kementerian Pertanian, peternak, hingga perusahaan swasta.

Dibandingkan cara konvensional, teknologi produksi embrio in vivo eksitu memungkinkan pembentukan bibit unggul dalam waktu yang lebih singkat. Prosesnya mencakup seleksi donor, superovulasi (stimulasi ovarium agar menghasilkan lebih banyak sel telur), inseminasi buatan (kawin suntik), dan panen embrio.

Semua tahap ini hanya memakan waktu sekitar 20–21 hari!

Setelah panen, embrio akan ditransfer ke induk resipien yang telah menjalani pemeriksaan rektal dan ultrasonografi (USG) untuk memastikan kesiapan rahimnya. Kehadiran corpus luteum (CL) di rahim resipien menjadi tanda kesiapan hormon untuk mempertahankan kebuntingan.

"Proses produksi embrio ini mengikuti standar internasional dan diharapkan bisa menjadi model pengembangan ternak kerbau berbasis bioteknologi di Indonesia," kata Deasy Zamanti, Kepala BET Cipelang saat dihubungi terpisah.

Teknik produksi embrio kerbau ini sebenarnya tidak jauh berbeda dengan sapi. Tujuannya jelas, meningkatkan kualitas genetik dan produktivitas ternak kerbau.

Dengan kolaborasi antara BET Cipelang dan BPTU HPT Siborongborong, Indonesia bisa lebih cepat menghasilkan kerbau unggulan, yang tidak hanya meningkatkan kemandirian pangan, tetapi juga memperkuat daya saing peternakan nasional di tingkat global.

Logo

DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN
KEMENTERIAN PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA

Jl. Harsono RM No. 3 Gedung C Lantai 6 - 9, Ragunan
Kecamatan Pasar Minggu Kota Jakarta Selatan
Provinsi Daerah Khusus Jakarta 12550

Tlp: (021) 7815580 - 83, 7847319
Fax: (021) 7815583

[email protected]
https://ditjenpkh.pertanian.go.id/

Tetaplah Terhubung

Mari jalin silaturahmi dengan mengikuti akun sosial media kami

Copyright © 2021 Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementerian Pertanian - All Rights Reserved

Aksesibilitas

Kontras
Saturasi
Pembaca Layar
D
Ramah Disleksia
Perbesar Teks
Jarak Huruf
Jarak Baris
Perataan Teks
Jeda Animasi
Kursor
Reset