• 23 April 2025, 13:00 WIB
• /
• Dilihat 123 kali
• /
• adminpemberitaan

Jakarta — Pemerintah terus memperkuat ekosistem peternakan sapi perah nasional guna mendukung ketahanan pangan dan kemandirian produksi susu dalam negeri. Langkah konkret dilakukan Kementerian Pertanian melalui Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Ditjen PKH), yang memfasilitasi penandatanganan nota kesepahaman antara PT Mazaraat Lokanatura Indonesia dan sepuluh perusahaan mitra strategis, Selasa, 22 April 2025.

Kemitraan tersebut merupakan bagian dari implementasi Program Peningkatan Produksi Susu dan Daging Nasional (P2SDN) yang menjadi pilar utama dalam mendukung visi besar Indonesia Emas 2045. Program ini menargetkan peningkatan populasi sapi perah secara signifikan, dengan pendekatan kolaboratif antara pemerintah dan sektor swasta.

Dalam sambutan yang dibacakan oleh Direktur Hilirisasi Hasil Peternakan, Makmun, Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Agung Suganda menegaskan bahwa skema kemitraan ini merupakan hasil dari rangkaian sosialisasi dan business matching yang dilakukan Kementan sejak Februari 2025.

“Hari ini menjadi momentum penting, di mana skema kemitraan yang dikembangkan bersama mitra menunjukkan sinergi nyata antara pelaku usaha dengan mitra dalam memperkuat ekosistem sapi perah nasional,” ujar Makmun.

Hingga April 2025, Kementerian Pertanian mencatat komitmen penambahan populasi sapi perah mencapai 957 ribu ekor dari 188 pelaku usaha, baik dari penanaman modal asing (PMA) maupun dalam negeri (PMDN). Dari jumlah tersebut, sebanyak 148 pelaku usaha memilih jalur pengembangan berbasis kemitraan. Data ini menunjukkan tingginya minat dunia usaha terhadap pendekatan kolaboratif dan berkelanjutan yang diusung pemerintah.

Makmun menjelaskan bahwa skema kemitraan berbasis prinsip Public-Private Partnership menjadi strategi utama untuk mendorong percepatan pencapaian target nasional satu juta ekor sapi perah pada 2029.

“Pemerintah tidak bisa berjalan sendiri. Kolaborasi lintas sektor mutlak diperlukan,” katanya.

Ketua Koperasi Multi Pihak Gapura Bhumi Mandiri yang juga mewakili PT Mazaraat Lokanatura Indonesia, Muhammad Najmi, menyebut penandatanganan ini sebagai langkah penting menuju masa depan peternakan nasional.

“Kemitraan ini diharapkan dapat menunjukkan ke mitra lain untuk memulai menambah populasi sapi perah dengan koperasi manapun, yang memiliki visi dan itikad baik yang sama yaitu memajukan dunia peternakan Indonesia,” ujar Najmi.

Salah satu mitra strategis yang turut menandatangani kesepahaman adalah PT Pandurasa Kharisma. Managing Director perusahaan tersebut, Roland Santoso, menekankan pentingnya produksi dalam negeri untuk memenuhi kebutuhan konsumsi nasional.

“Harapan kedepannya dari kemitraan ini yaitu produk susu tersebut bisa diproduksi dalam negeri dan untuk konsumsi dalam negeri kita sendiri. Untuk Indonesia maju,” ujar Roland.

Penandatanganan nota kesepahaman ini menjadi bukti bahwa subsektor peternakan sapi perah kini semakin dilirik sebagai ladang investasi strategis yang menjanjikan, tidak hanya dari sisi bisnis, tetapi juga dari sisi kontribusi terhadap pembangunan berkelanjutan dan ketahanan pangan nasional.