Impor Indukan Sapi Perah Terus Berlanjut! Bukti Komitmen Kementan dan Swasta
- 08 Mei 2025, 18:49 WIB
- /
- Dilihat 27 kali
- /
- adminpemberitaan

Tangerang – Upaya Kementerian Pertanian (Kementan) untuk memperkuat industri susu nasional kembali menunjukkan langkah konkret. Rabu malam, 7 Mei 2025, sebanyak 55 ekor sapi perah indukan jenis Frisian Holstein asal Australia mendarat di Bandara Internasional Soekarno-Hatta. Pemasukan ini menandai realisasi dari Program Peningkatan Produksi Susu dan Daging Nasional (P2SDN) yang digagas pemerintah.
Sebanyak 48 ekor diimpor oleh PT Nawasena Satya Perkasa, dan 7 ekor lainnya oleh PT Tombak Mas Nusantara, keduanya tergabung dalam Gabungan Koperasi Susu Indonesia (GKSI) yang menargetkan akan mendatangkan 10.000 ekor tahun ini. Pemasukan ini tak hanya menambah populasi, tetapi juga ditujukan untuk memperbaiki kualitas genetik sapi perah serta mendorong transfer teknologi kepada peternak lokal.
Direktur Hilirisasi Hasil Peternakan Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementan, Makmun, mengapresiasi keterlibatan aktif sektor swasta.
“Dengan semakin banyaknya pelaku usaha yang terlibat aktif, kita bisa memperkuat ketahanan pangan, khususnya di sektor produksi susu. Hal ini tentu akan mendorong peningkatan populasi ternak perah, mempercepat hilirisasi, dan pada akhirnya meningkatkan produksi susu nasional secara berkelanjutan,” ujarnya.
Salah satu pelaku usaha, Bayu Aji Handayanto, perwakilan PT Nawasena Satya Perkasa, menyebut kebijakan baru Kementan yang lebih fleksibel dalam importasi sangat membantu. “Dulu impor harus dalam jumlah besar sekaligus, sekarang bisa dicicil. Ini memudahkan kami sebagai pelaku usaha,” kata Bayu.
Ia juga menegaskan komitmennya untuk melanjutkan penguatan industri susu nasional. “Setelah gelombang pertama ini, kami siap mendatangkan lagi 1.300 ekor sapi perah dalam waktu dekat,” tambahnya.
Selain memperkuat populasi, P2SDN juga diharapkan mendorong kemajuan teknologi peternakan, memperluas akses pasar bagi produk susu lokal, dan membangun struktur industri hilir yang lebih kokoh dan berkelanjutan.
Secara terpisah, Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Agung Suganda, menyampaikan bahwa program ini merupakan bagian dari strategi besar ketahanan pangan nasional berbasis peternakan. “Ini bukan sekadar impor sapi, tapi penguatan kapasitas peternak lokal melalui kemitraan jangka panjang yang berorientasi pada produksi dan kualitas,” ujarnya.
Agung menegaskan bahwa pengembangan industri susu nasional ke depan akan berbasis kolaborasi antara koperasi, pelaku usaha, dan peternak rakyat. “Kami ingin peternak menjadi bagian dari ekosistem industri susu yang sehat, modern, dan berkelanjutan,” tegasnya.
Pemerintah, lanjut Agung, akan memberikan kemudahan maksimal bagi pelaku usaha yang berinvestasi di subsektor peternakan, khususnya dalam pengurusan importasi sapi perah dan sapi pedaging. “Persetujuan teknis diberikan secara mudah dan cepat sebagai bentuk komitmen kami, sesuai arahan Bapak Menteri Pertanian,” ungkapnya.
Ia juga memastikan koordinasi dengan instansi terkait berjalan baik. “Badan Karantina Indonesia telah kami koordinasikan untuk memberikan layanan prima kepada semua investor yang berkomitmen memperkuat industri peternakan nasional,” pungkas Agung.