Jadi Senjata Ampuh Turunkan Stunting, Kementan Dorong Peningkatan Produksi Susu Lokal
- 12 Juni 2025, 07:15 WIB
- /
- Dilihat 32 kali
- /
- adminpemberitaan

Padang — Di tengah upaya serius pemerintah menurunkan angka stunting nasional, susu kembali diposisikan sebagai salah satu solusi paling strategis. Bukan sekadar peringatan tahunan, Hari Susu Nusantara yang jatuh setiap 1 Juni kini menjadi pengingat bahwa investasi pada segelas susu lokal berarti juga investasi pada masa depan anak Indonesia.
Pesan itu mengemuka dalam Webinar Nasional yang digelar Universitas Andalas, Selasa (10/6/2025), bertema Inovasi dan Keberlanjutan Produksi dalam Mencegah Stunting. Diskusi menghadirkan akademisi, pemerintah, dan pelaku industri untuk merumuskan satu langkah bersama: menguatkan ekosistem susu dari hulu hingga ke meja makan keluarga.
Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian, Agung Suganda, menegaskan bahwa peningkatan konsumsi susu nasional merupakan langkah konkret dalam menekan angka stunting yang kini telah turun menjadi 19,8% berdasarkan data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2024.
“Susu mengandung protein berkualitas tinggi, vitamin, dan mineral penting yang dibutuhkan dalam masa tumbuh kembang anak. Ini bagian penting dari upaya kita menuju Indonesia Emas 2045,” ujar Agung.
Agung juga menyampaikan bahwa Kementerian Pertanian menargetkan penambahan populasi satu juta ekor sapi perah dan satu juta ekor sapi pedaging hingga 2029. Saat ini, dukungan dari 196 pelaku usaha telah menyatakan komitmen menghadirkan hampir satu juta ekor sapi perah. “Kami dorong investasi dan permudah regulasi agar industri susu tumbuh cepat, efisien, dan inklusif,” ujarnya.
Sebagai bentuk intervensi, Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan telah menjalankan proyek percontohan pemberian susu gratis di Banyumas kepada lebih dari 5.600 siswa dan guru di 36 sekolah dasar. Kegiatan ini sebagai bagian dari inisiatif Program Makan Bergizi Gratis (MBG). “Ini menjadi pemicu peningkatan konsumsi susu anak sejak dini, sejalan dengan kampanye Hari Susu Nusantara,” kata Agung.
Guru Besar IPB sekaligus anggota Badan Gizi Nasional (BGN), Epi Taufik, menekankan pentingnya edukasi publik dalam meningkatkan konsumsi susu dan pangan bergizi lainnya. “Pola konsumsi masyarakat tidak akan berubah tanpa pemahaman yang kuat tentang manfaat gizi, termasuk dari susu,” ujarnya.
Lebih lanjut, Epi menjelaskan bahwa BGN berperan strategis dalam upaya meningkatkan status gizi masyarakat melalui berbagai kampanye di media, sekolah, dan layanan kesehatan primer. “Edukasi masyarakat adalah kunci untuk mencegah masalah gizi seperti stunting, wasting (red - kondisi dimana seorang anak mengalami berat badan yang rendah bila dibandingkan dengan tinggi badannya) serta anemia,” tegasnya.
Sementara itu, Arief, Guru Besar Departemen Teknologi Produksi Ternak, Universitas Andalas menyampaikan bahwa pengembangan peternakan sapi perah rakyat sangat penting untuk mendukung peningkatan produksi dan konsumsi susu nasional. Ia menilai, sapi perah rakyat memiliki potensi besar jika didukung populasi yang cukup dan sistem pemasaran yang baik.
Arief juga mendorong peran aktif pemerintah, industri, dan Corporate Social Responsibility (CSR) perusahaan dalam menyerap hasil peternakan serta mendukung gerakan minum susu gratis, termasuk melalui Program MBG bagi ibu hamil, menyusui, dan balita. (*)