Tingkatkan Peran Laboratorium Rujukan, Kementan Jalin Kemitraan Bilateral dengan CSIRO
- 23 Juni 2025, 13:22 WIB
- /
- Dilihat 7 kali
- /
- adminpemberitaan

Jakarta — Program kemitraan bilateral kembali dijalin oleh Kementerian Pertanian (Kementan) dengan unit pelaksana teknis dari Commonwealth Scientific and Industrial Research Organisation (CSIRO), yakni Australian Centre for Disease Preparedness (ACDP). Kerja sama kemitraan ini disambut positif oleh Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementan (Ditjen PKH), pada Kamis (19/6/2025). Komitmen Ditjen PKH untuk mendukung program kerja sama ini diimplementasikan dengan menjadi bagian dari Steering Committee.
Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Agung Suganda, menyampaikan apresiasi kepada Departemen Luar Negeri dan Perdagangan Australia (DFAT) dalam dukungannya terhadap program ini. Agung juga menjelaskan terkait jenis program apa saja yang akan dilaksanakan di bawah Ditjen PKH “Untuk kerjasama saat ini terdapat dua program, yaitu Bilateral Laboratory Collaboration (BICOLLAB) dan Regional Emerging Disease Support (REDS). Dengan fokus yang berbeda pada masing-masing program”
Program BICOLLAB fase kedua merupakan kelanjutan dari pencapaian fase pertama, yang telah membawa pengakuan Badan Kesehatan Hewan Dunia (WOAH) terhadap program Laboratory Twinning antara Balai Besar Veteriner (BBV) Wates dan CSIRO-ACDP untuk diagnostik Avian Influenza (AI), yang diumumkan pada Mei lalu di hadapan seluruh anggota Sidang Umum WOAH di Paris. Hal ini membuktikan bahwa BBV Wates bukannya memiliki kemampuan sebagai pusat rujukan Nasional saja, akan tetapi membuka jalan untuk menjadi salah satu laboratorium pusat rujukan WOAH. Sehingga pada kegiatan fase kedua, beberapa fokus penguatan kapasitas di BBV Wates mencakup peningkatan kemampuan diagnostik, pengelolaan sistem jaminan mutu, efektivitas manajemen biorisiko, penguatan bioinformatika jejaring regional, dan pelaksanaan National Quality Control melalui penyelengaraan Uji Profisiensi.
Sementara program REDS, bertujuan untuk memperkuat kapasitas laboratorium Balai Besar Veteriner Farma Pusvetma dalam penyediaan External Quality Control (EQC) untuk pengujian penyakit mulut dan kuku (PMK).
Direktur Penelitian ACDP, Vidhya Bharwadj, dalam forum ini menyampaikan ungkapan terima kasih kepada kedua UPT milik Kementan, BBV Wates dan Pusvetma atas dukungannya dalam memfasilitasi keterlibatan CSIRO–ACDP bersama tim laboratorium. “Kami sangat berterima kasih kepada Kepala BBV Wates dan Pusvetma atas dukungannya dalam mengizinkan CSIRO-ACDP bekerja sama dengan staf laboratorium dan mendukung kegiatan proyek. Kami berharap dapat berkolaborasi dalam program produktif lainnya,” pungkas Vidhya.
Direktur Kesehatan Hewan, Imron Suandy, menyampaikan bahwa program BICOLLAB dan REDS akan menjadi model dalam meningkatkan kapasitas laboratorium rujukan di Indonesia, sehingga peran laboratorium rujukan semakin luas dalam meningkatkan kualitas pengujian laboratorium diagnostik penyakit hewan menular strategis di Indonesia secara merata.
Kementan berharap kerjasama bersama ACDP-CSIRO dapat terus berdampak positif dan berkontribusi bagi laboratorium sebagai pusat rujukan untuk kedua negara dalam peningkatan ketahanan kesehatan hewan di kawasan regional, khususnya terhadap ancaman penyakit hewan lintas batas.