Percepat Hilirisasi, Kementan Kembangkan Klaster Ayam Terintegrasi Nasional
- 26 Juni 2025, 08:18 WIB
- /
- Dilihat 3 kali
- /
- adminpemberitaan

Jakarta — Kementerian Pertanian (Kementan) terus mempercepat langkah strategis dalam hilirisasi sektor pertanian, untuk sub sektor peternakan melalui pengembangan klaster hilirisasi ayam terintegrasi. Langkah ini merupakan tindak lanjut dari arahan Menteri Pertanian terkait percepatan hilirisasi komoditas unggulan pertanian guna meningkatkan nilai tambah dan kesejahteraan peternak.
Sebagai bagian dari upaya implementasi, Ditjen PKH menggelar rapat pembahasan lanjutan integrated poultry industry pada Senin (23/6) di kantor pusat Kementan.
Kementan telah merencanakan pengembangan klaster ayam terintegrasi di lima provinsi yakni Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Barat, Sumatera Utara, Lampung, dan Jawa Timur.
Program ini mencakup delapan kegiatan utama dalam satu klaster terintegrasi, mulai dari breeding ayam ras pedaging dan ayam ras petelur, industri pakan ayam, budidaya ayam ras pedaging dan ayam ras petelur, rumah potong unggas, hingga pengolahan daging ayam (karkas, sosis & nugget) dan olahan telur (tepung telur). Setiap klaster diproyeksikan berpotensi menyerap lebih dari 1.300 tenaga kerja.
“Keberhasilan program ini sangat bergantung pada koordinasi antar kementerian, lembaga, dan BUMN, termasuk peran aktif pemerintah daerah dan pelaku usaha,” ujar Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan, Agung Suganda. Ia menegaskan bahwa pendekatan terintegrasi ini akan memperkuat ketahanan pangan nasional dan meningkatkan kesejahteraan peternak.
Staf Khusus Menteri Pertanian Bidang Kebijakan Pertanian, Sam Herodian, menyampaikan dukungan penuh terhadap inisiatif ini. “Kami mendorong agar semua pihak terkait bergerak cepat. Hilirisasi ayam terintegrasi merupakan langkah nyata untuk mewujudkan pertanian modern, efisien, dan berkelanjutan,” ujarnya.
Berdasarkan roadmap pengembangan industri unggas terintegrasi, rencananya sebanyak dua klaster akan mulai diinisiasi pada tahun 2025 di Sulsel dan NTB dengan potensi serapan tenaga kerja mencapai 2.602 orang. Kabupaten Bone di Sulawesi Selatan direncanakan menjadi lokasi pertama untuk diimplementasikan pada tahap awal sebagai percontohan.
Pada 2026, tiga klaster tambahan akan dikembangkan di Sumut, Lampung, dan Jatim, dengan potensi penyerapan tenaga kerja hingga 3.903 orang.
Total pengembangan lima klaster industri ayam terintegrasi ini diperkirakan dapat membuka lapangan kerja bagi lebih dari 6.500 orang. Kementan berharap inisiatif ini dapat menjadi motor penggerak ekonomi daerah sekaligus memperkuat posisi Indonesia sebagai produsen unggas yang tangguh dan berdaya saing.