612 Pengajar Diterjunkan! Kementan All Out Kawal Keamanan Pangan Program Makan Bergizi Gratis
- 26 Juni 2025, 08:20 WIB
- /
- Dilihat 7 kali
- /
- adminpemberitaan

Jakarta — Kementerian Pertanian (Kementan) menegaskan komitmennya dalam mendukung keberhasilan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang menjadi prioritas nasional pemerintahan saat ini. Melalui Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Ditjen PKH), Kementan secara resmi melepas ratusan tenaga pengajar Keamanan Pangan Asal Hewan dalam rangkaian Pelatihan Sarjana Penggerak Pembangunan Indonesia (SPPI) Batch-3 Universitas Pertahanan, Selasa (24/6) di Jakarta.
Program MBG yang menyasar anak sekolah, balita, dan ibu hamil dinilai membutuhkan pengawalan ketat terhadap keamanan pangan, khususnya pangan asal hewan yang bernilai gizi tinggi namun rentan rusak.
“Daging sapi, ayam, telur, dan susu adalah bahan pangan yang bernilai gizi tinggi, namun mudah rusak dan bisa menjadi sumber penyakit jika tidak ditangani dengan benar. Untuk itu, kami hadir melalui penyediaan tenaga ahli keamanan pangan di lapangan,” ujar Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Agung Suganda.
Sebanyak 612 tenaga pengajar dikerahkan ke 15 Komando Latihan (Kolat) yang tersebar di 18 provinsi, menjangkau lebih dari 30 ribu peserta. Mereka terdiri atas unsur Kementan, dinas daerah, akademisi, serta asosiasi profesi seperti Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia (PDHI). Pelatihan ini akan dilaksanakan secara serentak pada Sabtu, 28 Juni 2025, di seluruh Kolat.
Modul dirancang khusus untuk dimasukkan dalam pelatihan SPPI yang diselenggarakan Universitas Pertahanan, dengan harapan dapat meningkatkan kompetensi para penggerak dapur MBG di seluruh Indonesia. Agung menyebutkan, “SPPI adalah garda terdepan di lapangan, bukan hanya penggerak, tapi pengawal kualitas pangan yang akan dikonsumsi generasi penerus bangsa.”terang Agung.
Agung juga menyampaikan apresiasi atas dukungan mitra pembangunan Fleming Fund Country Grant Indonesia (FFCGI) yang telah memfasilitasi rangkaian pelatihan Training of Trainers (ToT). “Mulai dari penyusunan modul, pelatihan master trainer, hingga pelaksanaan secara maraton sejak 23 Mei lalu, semua dilakukan secara hybrid. Ini adalah bentuk sinergi nyata lintas sektor dalam mendukung ketahanan pangan nasional,” ungkapnya.
Pembekalan ini menjadi bagian dari misi besar Kementan dalam menjamin ketersediaan pangan asal hewan yang Aman, Sehat, Utuh, dan Halal (ASUH). Dengan meningkatnya kapasitas para penggerak SPPI, diharapkan tidak hanya kualitas pangan terjaga, tetapi juga tumbuh kesadaran kolektif mengenai pentingnya aspek keamanan dalam setiap rantai pasok pangan.
“Kami mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada para pengajar yang dengan penuh dedikasi bersedia meluangkan waktu, bahkan di hari libur, untuk menyampaikan materi penting ini di berbagai Kolat di seluruh Indonesia,” ujar Agung. Ia menambahkan, semangat kolaborasi dan pengabdian inilah yang menjadi fondasi kuat dalam mewujudkan cita-cita pembangunan sumber daya manusia unggul menuju Indonesia Emas 2045.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Kesehatan Masyarakat Veteriner, Ditjen PKH, Kementan Nuryani Zainuddin menyampaikan keyakinannya bahwa para pengajar yang telah ditugaskan di wilayah masing-masing telah siap memberikan materi pelatihan sesuai modul yang telah disiapkan. Ia menekankan bahwa materi pelatihan harus disampaikan secara komprehensif, tidak hanya bersifat teoritis, para pengajar juga diharapkan berbagi pengalaman langsung dalam menangani pangan segar asal hewan.
“Kita tidak sekedar memberikan materi saja, tetapi tentu memberikan pemahaman yang lebih komprehensif terkait dengan bagaimana penanganan pangan segar asal hewan ini mengingat latar belakang peserta SPPI sangat beragam”, pungkas Nuryani.