• Beranda
  • Berita
  • Talk Show Optimalisasi Lahan Penggembalaan di Pulau Sumba Dalam Rangka Pengembangan Populasi Sapi Potong

Talk Show Optimalisasi Lahan Penggembalaan di Pulau Sumba Dalam Rangka Pengembangan Populasi Sapi Potong

  • 21 Desember 2011, 09:36 WIB
  • /
  • Dilihat 1706 kali

Waibakul, Sumba Tengah NTT–Dalam rangka pengembangan sapi potong di Indonesia, Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan bekerjasama dengan TVRI Stasiun Nusa Tenggara Barat telah menyelenggarakan Talk Show Optimalisasi Lahan Penggembalaan di Pulau Sumba dalam rangka Pengembangan Populasi Sapi Potong yang dilaksanakan pada tanggal 10 Desember 2011 di Waibakul Kabupaten Sumba Tengah Provinsi NTT. Adapun narasumber yang hadir pada acara Talk Show tersebut yaitu Bupati Sumba Tengah, Perwakilan dari Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Ir. Triastuti Andjani, MSi serta Praktisi dari Universitas Cendana Dr. Martin Mollick. Adapun tujuan dilaksanakannya Talk Show ini adalah untuk melakukan acara “Dialog” dengan masyarakat secara langsung, guna berdiskusi tentang potensi padang penggembalaan yang dapat di optimalkan di Pulau Sumba beserta hambatannya. Melalui acara ini diharapkan dapat menyatukan persepsi dan pemahaman yang sama mengenai pemanfaatan lahan padang penggembalaan yang lebih baik.

Ir. Triastuti Andjani, MSi menyampaikan bahwa berdasarkan hasil PSPK 2011, distribusi populasi menunjukan bahwa populasi di Pulau Jawa masih dominan mencapai 50,68%, sementara itu populasi di luar pulau jawa masih relatif rendah berkisar antara 1,74% sampai 18,38%. Hal ini berarti bahwa potensi pengembangan populasi di luar jawa masih sangat memungkinkan untuk ditingkatkan dalam rangka mewujudkan swasembada daging. Lahan di luar Pulau Jawa seperti Pulau Sumba, memiliki potensi lahan luas yang dapat dioptimalkan untuk pengembangan ternak, terutama terkait dengan ketersediaan pakannya. Namun demikian luasnya lahan padang penggembalaan dan sumber daya pakan lokal yang dimiliki suatu daerah tersebut akan sia-sia jika belum diimbangi dengan jumlah ternak yang memadai. 

Bupati Sumba Tengah menyampaikan bahwa untuk pengembangan sapi potong, Kabupaten Sumba Tengah selain mempunyai luas lahan dimana 60% adalah lahan penggembalaan juga mempunyai Sumber Daya Genetik yaitu Sumba Ongole, Namun jika dilihat dari segi kuantitas dan kualitas masih sangat memprihatinkan karena cara beternak masyarakat yang belum optimal seperti dalam pemeliharaan, pemberian dan pengolahan pakan serta penanganan terhadap penyakit. 

Dr. Martin Mollick menyampaikan bahwa peternak di Kabupaten Sumba Tengah saat ini masih sebagai penjaga ternak saja tetapi belum beternak, karena dalam melakukan usahanya belum mengarah untuk tujuan peningkatan produksi dan menerapkan aspek manajemen serta teknologi. Praktisi dari Universitas Cendana ini mengajak kepada masyarakat yang ingin beternak untuk memanfaatkan sumber daya lokal dan penerapan teknologi yang sederhana. Disampaikannya juga bahwa universitas mempunyai teknologi-teknologi yang dapat diterapkan oleh masyarakat sehingga harus ada komitmen bersama antara pemerintah, baik pusat maupun daerah, dan masyarakat serta universitars dalam melakukan pengembangan peternakan. 

Untuk mendorong investor masuk, Bupati Sumba Tengah telah memberikan insentif serta kepastian dari segi regulasi, infrastuktur, dan kepemilikan lahan serta komitmen dalam pelaksanaan. Saat ini Sumba Tengah mempunyai 13 jenis rumput atau hijauan pakan ternak yang tidak dimiliki oleh kabupaten lain, sehingga diharapkan keaktifan penyuluh dalam mensosialisasikannya ke masyarakat. Selain itu perlu juga adanya penerapan teknologi untuk pengolahan hijauan pakan ternak untuk mengantisipasi persediaan pakan di musim kemarau. Kabupaten Sumba Tengah juga telah memiliki Sekolah Menengah Kejuruan di bidang Peternakan yang diharapkan dapat menciptakan generasi muda yang mempunyai minat untuk beriwirausaha di bidang peternakan. 

Dalam dialog interaktif tersebut tokoh masyarakat yang diwakili oleh Andreas Dicki menyampaikan bahwa program dialog interaktif seperti ini perlu terus dilakukan tidak hanya di Sumba Tengah, melainkan untuk semua kabupaten yang mempunyai potensi pengembangan peternakan, sehingga ada komunikasi antara pemerintah pusat, daerah, praktisi serta masyarakat, yang diharapkan adanya penyusunan program kegiatan yang buttom up. 

Menanggapi hal ini Ir. Triastuti Andjani, Msi menyampaikan bahwa Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan mempunyai banyak program kegiatan untuk mengembangkan usaha peternakan dengan penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi salah satunya yang langsung dapat diakses oleh masyarakat adalah Program Sarjana Membangun Desa. Selain itu kelompok peternak juga dapat menyampaikan usulan kegiatan (proposal) melalui Dinas Kabupaten yang menangani fungsi peternakan di daerah, sehingga dapat disusun program kegiatan yang sesuai dengan potensi daerah. Untuk itu perlu adanya komunikasi dan komitmen bersama antara masyarakat, pemerintah daerah dan pemerintah pusat serta keterlibatan universitas yang merupakan aset yang dapat membantu dalam penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam pelaksanaan pembangunan peternakan. 

(Sub Bagian Kerjasama dan Humas – Ditjen Peternakan dan Keswan)

Logo

DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN
KEMENTERIAN PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA

Jl. Harsono RM No. 3 Gedung C Lantai 6 - 9, Ragunan
Kecamatan Pasar Minggu Kota Jakarta Selatan
Provinsi Daerah Khusus Jakarta 12550

Tlp: (021) 7815580 - 83, 7847319
Fax: (021) 7815583

[email protected]
https://ditjenpkh.pertanian.go.id/

Tetaplah Terhubung

Mari jalin silaturahmi dengan mengikuti akun sosial media kami

Copyright © 2021 Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementerian Pertanian - All Rights Reserved

Aksesibilitas

Kontras
Saturasi
Pembaca Layar
D
Ramah Disleksia
Perbesar Teks
Jarak Huruf
Jarak Baris
Perataan Teks
Jeda Animasi
Kursor
Reset