• Beranda
  • Berita
  • Dirjen PKH Dorong Pengembangan Sub Sektor Peternakan Untuk Mendukung Pariwisata Di Bali

Dirjen PKH Dorong Pengembangan Sub Sektor Peternakan Untuk Mendukung Pariwisata Di Bali

  • 23 Januari 2017, 04:33 WIB
  • /
  • Dilihat 1790 kali

Denpasar (19/1), Pulau Bali yang lebih dikenal dengan Pulau Dewata adalah salah satu destinasi tujuan wisata yang paling banyak dikunjungi baik turis mancanegara maupun lokal. Kebutuhan pangan, khususnya produk pangan asal ternak seperti daging, susu dan telur untuk memenuhi konsumsi wisatawan merupakan suatu keniscayaan sebagai penunjang utama pengembangan sektor pariwisata di daerah tersebut.

Oleh karena itu, saat menjadi pembicara dalam seminar nasional yang digelar oleh Ikatan Senat Mahasiswa Peternakan Indonesia (ISMAPETI) di Fakultas Peternakan Universitas Udayana Denpasar, Jum’at 20 Januari 2017, Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Dirjen PKH) Drh. I Ketut Diarmita, MP menyampaikan mengenai Pentingnya Pengembangan Sub Sektor Peternakan untuk Mendukung Sektor Pariwisata di Bali.

“Kita harus terus mendorong dan meningkatkan pengembangan sub sektor peternakan, khususnya untuk menunjang kawasan pariwisata seperti di Bali ini”, ungkap Dirjen PKH.

Seminar dengan tema “Strategi Pengembangan Sektor Peternakan Di Kawasan Pariwisata Menuju Generasi Emas 2045”, juga menghadirkan pembicara dari Dinas Peternakan  Provinsi Bali dan Pelaku Usaha.

Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), pada tahun 2016 kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Bali mencapai 3,59 juta orang, meningkat 22,76 persen dibanding dengan periode yang sama pada tahun 2015. Dinas Pariwisata Provinsi Bali menargetkan kunjungan wisman ke Pulau Dewata pada tahun ini ( 2017) diharapkan dapat mencapai 4,2 juta orang. Pada tahun 2012, konsumsi daging per kapita negara-negara berkembang termasuk di Bali mencapai 32,7 kg dan diproyeksikan mencapai 36,5 kg pada tahun 2016 atau 100 gram/orang/hari.

Dirjen PKH menyatakan bahwa pengembangan peternakan dan kesehatan hewan di kawasan pariwisata dapat disinergikan dengan konsep agrowisata. Tahapan Pengembangan Agrowisata Berbasis Peternakan dan Kesehatan Hewan telah dimulai dengan pemilihan sentra peternakan untuk 12.000 ekor sapi di Provinsi Bali. Selanjutnya pemberdayaan masyarakat ini diselaraskan dengan pemberdayaan masyarakat berbasis wisata (community based tourism).

Produk pangan asal ternak yang saat ini banyak digemari baik oleh wisatawan mancanegara maupun lokal adalah ayam Betutu. Ayam Betutu sudah menjadi menu kuliner asal Pulau Bali yang paling banyak dicari dan digemari karena mempunyai cita rasa ayam lokal dengan bumbu Bali yang khas.

Saat ini Pemerintah Daerah Provinsi Bali juga telah berupaya untuk mengembangkan komoditas peternakan yang lain yaitu sapi Bali yang memiliki potensi besar untuk dapat dikembangkan menjadi premium meat produksi daging lokal Indonesia.

Dirjen PKH, Drh. I Ketut Diarmita, MP menyatakan bahwa sapi Bali menjadi tumpuan harapan di masa mendatang.  Sapi Bali merupakan  ternak asli Indonesia  yang cepat beradaptasi, mudah dikembangbiakkan (memiliki kemampuan produksi dan reproduksi yang sangat baik), dan mempunyai kualitas daging yang baik. Daging sapi Bali mempunyai beberapa kelebihan walaupun sapi bali dilakukan dengan pola pemeliharaan  secara ekstensif  dan  sepenuhnya mengandalkan pakan hijauan tanpa ada konsentrat dan treatmen hormonal. Oleh karena itu, sapi Bali dapat menghasilkan daging  yang tentunya lebih berkualitas dan dapat disetarakan dengan daging organik. Bila dianalogikan mendekati kualitas dan rasa daging ayam kampung.

“Jika daging sapi Bali terjual menyamai daging wagyu yang khusus untuk konsumsi menengah ke atas, maka peternak kita akan untung dan bergairah dalam menjalankan usahanya” tambahnya.

Adapun upaya-upaya yang telah dilakukan oleh Ditjen PKH dalam rangka mendorong pengembangan sapi Bali yaitu : 1) Pemurnian sapi Bali melalui penguatan pembibitan di Pulau Nusa Penida yang sudah berjalan sejak tahun 2013; 2) Pengembangan dan pelestarian sapi Bali di Balai Pembibitan Ternak Unggul (BPTU) di Pulukan Provinsi Bali; 3). Pewilayahan sumber bibit sapi Bali di luar Pulau Bali antara lain Kabupaten Konawe Selatan, Kabupaten Barru, Kabupaten Barito Koala;  4). Bekerjasama dengan Pemda Provinsi Bali dan Pusat Kajian Sapi Bali (PKSB) Universitas Udayana (UNUD)  untuk melakukan pengkajian perbaikan nutrisi dan breeding, yang bertujuan untuk menghasilkan sapi dengan kualitas daging yang lebih baik (marbling  sempurna), sehingga dapat meningkatkan nilai jual yang relatif menyamai sapi wagyu yang termahal didunia; serta 5). Memfasilitasi pembangunan Rumah Potong Hewan modern di Provinsi Bali.

Selanjutnya, untuk mendukung sektor pariwisata di Bali, serta untuk memberikan rasa aman bagi para wisatawan, Ditjen PKH telah melakukan pengendalian dan pemberantasan penyakit Rabies di bawah pengawasan salah satu Unit Pelaksana Teknisnya yaitu Balai Besar Veteriner Denpasar (BBvet Denpasar).

Berdasarkan laporan dari BBVet Denpasar bahwa sampai Desember 2016, jumlah anjing yang telah berhasil divaksinasi di Bali sebanyak 457.748 ekor atau 89.6% dari estimasi populasi 510.826 ekor.  Dengan rincian  sebanyak 396.960 ekor divaksinasi pada kegiatan vaksinasi massal, 10.773 ekor divaksin selama kegiatan re-vaksinasi, 35.431 ekor divaksinasi selama kegiatan vaksinasi sweeping I (penyisiran), dan 14.584 ekor anjing divaksinasi selama kegiatan vaksinasi sweeping II (penyisiran).

Selama tahun 2016, tercatat ada 206 kasus rabies pada hewan dan 5 kasus pada manusia. Hal ini menunjukan adanya penurunan kasus sebanyak 61% pada hewan dan 67% pada manusia, apabila dibandingkan dengan kasus tahun 2015 yakni terdapat 529 kasus rabies pada hewan dan 15 kasus pada manusia.

 

Contact Person :

  1. Ir. Fini Murfiani, M.Si (Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Peternakan, Ditjen PKH)
  2. Yuliana Susanti, SPt, M.Si (Tim Humas Ditjen PKH)
Logo

DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN
KEMENTERIAN PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA

Jl. Harsono RM No. 3 Gedung C Lantai 6 - 9, Ragunan
Kecamatan Pasar Minggu Kota Jakarta Selatan
Daerah Khusus Jakarta 12550

Tlp: (021) 7815580 - 83, 7847319
Fax: (021) 7815583

[email protected]
https://ditjenpkh.pertanian.go.id/

Tetaplah Terhubung

Mari jalin silaturahmi dengan mengikuti akun sosial media kami

Copyright © 2021 Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementerian Pertanian - All Rights Reserved

Aksesibilitas

Kontras
Saturasi
Pembaca Layar
D
Ramah Disleksia
Perbesar Teks
Jarak Huruf
Jarak Baris
Perataan Teks
Jeda Animasi
Kursor
Reset