Kemitraan Kambing Boer di Malang

  • 13 Juni 2016, 11:07 WIB
  • /
  • Dilihat 15571 kali

Meskipun belum begitu dikenal luas, kambing boer merupakan komoditas agribisnis peternakan yang potensial untuk dikembangkan. Permintaan yang tinggi di pasaran mendorong masyarakat seperti di Kabupaten Malang Jawa Timur mengembangkan komoditas ini.

Disampaikan peternak kambing boer di Kabupaten Malang, Jawa Timur, Iska Susan Priatna, sedikitnya 40 ekor kambing dibutuhkan untuk memenuhi permintaan pasar di daerah Kabupaten Malang per bulannya. “Permintaan kambing boer yang tinggi ini belum bisa dipenuhi karena keterbatasan pasokan,” jelasnya.

Pria yang akrab disapa Susan ini beralasan, populasi kambing boer yang dimilikinya masih minim yaitu sekitar 600 ekor. Begitu pula kalau jumlahnya digabung dengan peternak mitra hanya sekitar 1.000 ekor. “Dari jumlah sebanyak itu masih terbagi atas bibit dan bakalan sehingga belum mampu memenuhi pasokan secara kontinu,” terangnya.

Susan yang mulai beternak kambing boer di 2006 ini mengakui, komunikasi dengan peternak dari negara lain seperti Australia, Kanada, dan Amerika Serikat mendorong dirinya untuk lebih fokus mengembangkan dan memasarkan kambing boer sejak 2008. “Peternakan kambing boer di luar negeri sangat populer, begitu juga di Jawa Timur karena masyarakat sudah banyak mengenal jenis kambing ini sehingga saya terus memasarkan kambing jenis ini dan silangannya,” katanya.

Persentase Daging Tinggi

Dikatakan Tonny, kambing boer memiliki keunggulan dari persentase dagingnya yang lebih banyak dibanding jenis kambing lainnya. Jika kambing lain persentase daging hanya berkisar 30 % dan domba 40 %, maka kambing boer memiliki persentase daging sekitar 49 – 50 %.

Selain itu, jika dibandingkan pada umur 1 tahun dengan pola makan yang sama, kambing atau domba hanya mencapai bobot 25-30 kg, sedangkan kambing boer bisa mencapai bobot 40 kg. “Dari pengalaman, rumah makan yang menjual daging kambing lebih memilih kambing boer karena lebih menguntungkan. Pasalnya, dengan harga yang sama dengan kambing jenis lain, persentase daging yang dihasilkan lebih banyak,” terangnya.

Susan pun sepakat, kambing boer memiliki potensi untuk pedaging. Dari riset yang dilakukan Universitas Brawijaya Malang Jawa Timur menunjukkan, pertumbuhan kambing jenis ini cepat, serat daging padat, dan lemak rendah. Bobot tubuhnya pun bisa mencapai 150 kg per ekor. “Saya yakin ke depan masyarakat akan memilih kambing ini. Makanya, saya berencana menambah luasan dan jumlah kandang,” katanya.

Guna meningkatkan populasi dan memenuhi permintaan akan kambing boer, Susan membentuk kemitraan inti plasma dengan sekitar 200 peternak di Kabupaten Malang dan Tulungagung. Model yang dikembangkan adalah pemeliharaan kambing boer di kelompok tani ternak dengan sistem bagi hasil.

Kambing bakalan yang disebar ke peternak plasma yang sudah lepas sapih. Sebelum dipelihara kambing ditaksir harga jualnya sebagai harga awal misalnya saja Rp 1 juta per ekor. Setelah dipelihara, harga kambing ditaksir kembali dikurangi harga awal. Kalau misalnya harga akhir Rp 2 juta per ekor maka terdapat selisih Rp 1 juta ekor. Selisih itu dibagi dua untuk inti dan plasma.

Untuk pemasaran, anakan kambing boer jantan, biasanya dijual pada umur 5 bulan ke atas. Sedangkan untuk kambing boer betina dipelihara sendiri karena harganya lebih mahal kecuali ada pelanggan yang minta jenis betina.

Selain menjalankan kemitraan, Susan mengembangkan pembibitan kambing boer walaupun diakui masa pembibitan ini relatif lama yaitu sekitar 10 – 12 bulan. Sementara investasi di penggemukan kambing perputaran uangnya lebih cepat dengan lama pemeliharaan 3-5 bulan sudah bisa dijual. “Namun saya garap pembibitan kambing boer karena komoditas ini masih baru dan respon masyarakat sangat bagus,” tegasnya.

 

Sumber: https://www.trobos.com/detail_berita.php?sid=5460&sir=8

Logo

DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN
KEMENTERIAN PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA

Jl. Harsono RM No. 3 Gedung C Lantai 6 - 9, Ragunan
Kecamatan Pasar Minggu Kota Jakarta Selatan
Daerah Khusus Jakarta 12550

Tlp: (021) 7815580 - 83, 7847319
Fax: (021) 7815583

[email protected]
https://ditjenpkh.pertanian.go.id/

Tetaplah Terhubung

Mari jalin silaturahmi dengan mengikuti akun sosial media kami

Copyright © 2021 Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementerian Pertanian - All Rights Reserved

Aksesibilitas

Kontras
Saturasi
Pembaca Layar
D
Ramah Disleksia
Perbesar Teks
Jarak Huruf
Jarak Baris
Perataan Teks
Jeda Animasi
Kursor
Reset