Pesan Kementan di Hari Susu Nusantara, Dukung Peternak Sapi Perah Lokal!
- 02 Juni 2025, 10:24 WIB
- /
- Dilihat 138 kali
- /
- adminpemberitaan

Bogor — Pemerintah menegaskan komitmennya untuk meningkatkan konsumsi dan produksi susu nasional sebagai bagian dari strategi perbaikan gizi masyarakat. Peringatan Hari Susu Nusantara yang digelar Badan Eksekutif Mahasiswa Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Bogor pada Minggu (1/6/2025) menjadi momentum penting untuk menyuarakan kembali pentingnya minum susu serta memperkuat peran peternak lokal.
Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian, Agung Suganda, menyampaikan bahwa konsumsi susu masyarakat Indonesia saat ini masih tergolong rendah. “Data Badan Pusat Statistik menunjukkan konsumsi susu nasional sekitar 16,1 liter per kapita per tahun. Angka ini jauh tertinggal dibandingkan negara tetangga seperti Brunei Darussalam yang mencapai 70 liter per kapita per tahun,” ujar Agung dalam sambutannya.
Padahal, menurut Agung, susu merupakan sumber gizi penting yang mengandung protein, kalsium, vitamin D, dan asam amino esensial. Konsumsi susu yang cukup berperan penting dalam mendukung tumbuh kembang anak, meningkatkan daya tahan tubuh, serta memperkuat kualitas sumber daya manusia (SDM) Indonesia.
Selain mendorong konsumsi, Kementerian Pertanian juga menyiapkan berbagai langkah untuk meningkatkan produksi susu dalam negeri. Agung Suganda menjelaskan bahwa saat ini produksi susu segar baru memenuhi sekitar 20 persen dari total kebutuhan nasional. “Sisanya masih dipenuhi dari impor, terutama dalam bentuk susu bubuk,” kata Agung.
Upaya pemerintah untuk memperbaiki kondisi ini antara lain diwujudkan melalui penambahan populasi sapi perah, perbaikan pakan dan nutrisi ternak, serta modernisasi peternakan melalui penerapan teknologi dan digitalisasi.
Sejak awal tahun 2025, Kementerian Pertanian telah menginisiasi pelibatan sektor swasta untuk mendukung program percepatan produksi susu dan daging nasional. Hingga akhir Mei 2025, sebanyak 196 pelaku usaha menyatakan komitmen mendatangkan hampir satu juta ekor sapi perah dalam kurun lima tahun ke depan. Realisasi awal tercatat 9.736 ekor sapi telah masuk dari Australia secara bertahap melalui jalur laut dan udara.
Untuk mendukung pengembangan peternakan sapi perah skala besar, dibutuhkan lahan sekitar 1,45 juta hektar. Pemerintah juga mendorong model kemitraan antara investor dan peternak rakyat agar distribusi manfaat ekonomi lebih merata.
Langkah strategis ini diperkuat dengan masuknya program percepatan produksi susu dan daging sebagai salah satu dari 77 Proyek Strategis Nasional (PSN) dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025–2029. Proyek ini akan dilaksanakan di 29 lokasi di berbagai provinsi.
Selain itu, melalui Program Makan Bergizi Gratis (MBG), pemerintah juga mewajibkan penyediaan susu segar sebagai menu utama di daerah yang memiliki populasi sapi perah. “Ini adalah bentuk keberpihakan nyata kepada peternak lokal dan upaya meningkatkan kualitas gizi anak-anak Indonesia,” kata Agung.
Pemerintah menyiapkan kebijakan tambahan untuk mendukung keberlanjutan sektor persusuan, antara lain mewajibkan industri pengolahan susu menyerap susu segar dalam negeri, merevisi regulasi terkait lokasi sentra sapi perah, dan membentuk rumah susu sebagai pusat hilirisasi yang mampu menyuplai susu pasteurisasi untuk kebutuhan program gizi.
Meski menghadapi tantangan seperti dampak penyakit mulut dan kuku (PMK) serta rendahnya minat generasi muda terhadap profesi peternak, pemerintah optimistis penguatan sistem persusuan nasional akan mampu berkontribusi besar terhadap peningkatan ketahanan pangan dan kualitas hidup masyarakat.
“Kita perlu menjadikan susu sebagai bagian dari gaya hidup sehat bangsa. Untuk itu, kolaborasi antara pemerintah, dunia usaha, akademisi, peternak, dan masyarakat sangat krusial,” jelas Agung.
Peringatan Hari Susu Nusantara tahun ini merupakan yang ke-24 bagi Polbangtan Bogor dan menjadi bagian dari kampanye jangka panjang untuk membangun budaya minum susu sejak dini. “Kegiatan ini merupakan bentuk sosialisasi konsumsi susu dari jenjang sekolah dasar hingga mahasiswa. Kami ingin menanamkan kebiasaan sehat ini sejak usia muda,” ujar Wakil Direktur Bidang Kemahasiswaan dan Alumni Polbangtan Bogor, Rudi Hartono.
Ia menambahkan, Polbangtan Bogor secara konsisten mencetak tenaga profesional di bidang peternakan. “Setiap tahun kami meluluskan sekitar 70 penyuluh di bidang peternakan dan kesehatan hewan, serta paramedik veteriner. Mereka siap mengabdikan diri menjadi bagian dari Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan untuk pengembangan peternakan nasional,” kata Rudi.
Untuk mendukung pencapaian kompetensi lulusan, Polbangtan Bogor juga mengembangkan teaching factory sebagai wahana pembelajaran berbasis praktik. “Teaching factories terus kami tingkatkan agar lulusan benar-benar siap pakai dan mampu menjawab tantangan industri,” ucap Rudi. (*)