Aneka Olahan Sentra Susu Cipageran

  • 02 Oktober 2015, 08:50 WIB
  • /
  • Dilihat 2124 kali

Membina kelompok peternak sapi perah bagi seorang Sarjana Membangun Desa Wirausahawan Pendamping (SMD WP) seperti Rina Rosdianawati yang bertugas di daerah Cipageran Cimahi Jawa Barat menjadi tantangan tersendiri. Pada awal pendampingan ia terkendala dengan nilai pembinaan yang tidak berkembang karena metodenya tidak menarik. “Kita ingin mengubah cara berpikir dan beternak dengan berbagai inovasi tapi peternak tidak butuh omongan, yang dibutuhkan contoh kongkrit,” ungkapnya kepada TROBOS Livestock.

Rina yang awalnya membina 5 kelompok peternak ini lalu berinisiatif mendorong pembuatan berbagai produk olahan berbahan dasar susu segar yang bisa menghasilkan pendapatan sesuai dengan keinginan kelompok. “Mulai akhir tahun lalu inisiatif itu dijalankan. Pada mulanya hanya beberapa olahan yang dibuat seperti yoghurt, sabun susu, dan kerupuk susu serta setiap kelompok mengerjakan produk yang berbeda sesuai dengan minatnya,” katanya.

Ia beralasan, tertarik ke bisnis ini karena belum banyak yang menggarap. Apalagi semakin banyak yang terlibat dan semakin besar volume produksi yang dihasilkan dalam usaha ini maka pendapatan peternak pun semakin meningkat.

Setelah dilakukan pembinaan termasuk dalam hal perizinan dan kemasan produk yang dibuat menarik semakin banyak kelompok peternak di daerah Cipageran yang tertarik. Kini, ia membina 15 kelompok peternak yang berpartisipasi dalam kegiatan pengolahan ini. “Berbagai pihak dan pemerintah pun tertarik dengan kegiatan yang kami lakukan bahkan mendukung dengan memberikan tempat atau gerai dan fasilitas untuk pengembangan usaha. Jadi modal awal setiap kelompok untuk menggarap pengolahan ini ada yang dari patungan atau bantuan seperti dari perguruan tinggi dan perusahaan swasta,” tuturnya.

Rina menyatakan, umumnya yang terlibat menjalankan usaha pengolahan susu ini adalah istri dari para peternak. Sebelum terjun ke usaha ini mereka mengikuti pelatihan berbagai olahan susu yang digagas pemerintah Kota Cimahi dan melibatkan perguruan tinggi. “Ibu-ibu sangat antusias sehingga kegiatan ini menjadi salah satu cara dalam pemberdayaan perempuan,” ungkapnya.

Semakin Bervariasi

Berawal dari 7 varian produk olahan susu yang diberi merek “Sentra Susu Cipageran” ini, kini kelompok binaan telah mampu memproduksi sekitar 20 produk seperti sabun susu, sabun yoghurt, kerupuk susu yang diberi varian rasa seperti buah naga, wortel, dan tempe. Adapula produk stik susu, ranginang susu, seroja susu, karamel, comring susu, keju mozzarella, susu pasteurisasi, yoghurt, dan es krim. “Disebut Sentra Susu Sipageran karena banyak bergabungnya kelompok peternak,” ujar Rina.

Menurut Rina, dari jumlah susu segar yang diolah sebanyak 10 liter per hari pada saat merintis usaha ini, kini bisa mengolah sampai 90 liter per hari yang sebagian besar untuk dijadikan produk yoghurt. “Dari populasi total sapi perah milik kelompok di Cipageran sebanyak 227 ekor sekitar 90 % produksi susu dijual ke KPSBU (Koperasi Peternak Sapi Perah Bandung Utara). Sedangkan sisanya terserap ke usaha pengolahan susu di Cipageran. Tahun depan ditargetkan penyerapan susu bisa meningkat menjadi 20 %,” jelasnya.

Untuk harga jual produk seperti es krim dibandrol Rp 2.500 – 3.000 per cup;  yoghurt Rp 8 – 25 ribu sesuai dengan ukuran kemasannya; dan susu pasteuriasi Rp 6 ribu per botol. Sementara untuk area pemasaran produk masih seputar Bandung Raya. Kecuali untuk produk sabun susu sudah merambah pasar ke Sumatera.

Selain itu, pemasaran produk memanfaatkan gerai-gerai yang ada di perguruan tinggi di Bandung termasuk berpartisipasi dalam pameran diberbagai daerah di Indonesia. Juga produk olahan ini berada di bawah naungan Pusat Oleh-Oleh Cimahi. “Untuk pemasaran ini, kami masih terkendala dalam perizinan yang sedang dalam proses terutama BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan). Kami ingin produk yang dihasilkan legal dan sudah teruji kehigienisannya sehingga dapat leluasa untuk memasarkannya,” tandas Rina.

Rina mengaku, pada awal menjalankan usaha pengolahan susu ini omzet di gerai yang dikelolanya bisa mencapai Rp 2 juta per bulan bahkan saat ini bisa mencapai Rp 4 juta per bulan. “Pendapatan peternak pun meningkat hingga 50 %. Sebagai contoh dari harga susu segar Rp 4.500 per liter kalau diolah menjadi yoghurt bisa dijual Rp 25 ribu  per liter,” klaimnya.

 

Sumber : https://trobos.com/detail_berita.php?sid=6591&sir=75

Logo

DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN
KEMENTERIAN PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA

Jl. Harsono RM No. 3 Gedung C Lantai 6 - 9, Ragunan
Kecamatan Pasar Minggu Kota Jakarta Selatan
Daerah Khusus Jakarta 12550

Tlp: (021) 7815580 - 83, 7847319
Fax: (021) 7815583

[email protected]
https://ditjenpkh.pertanian.go.id/

Tetaplah Terhubung

Mari jalin silaturahmi dengan mengikuti akun sosial media kami

Copyright © 2021 Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementerian Pertanian - All Rights Reserved

Aksesibilitas

Kontras
Saturasi
Pembaca Layar
D
Ramah Disleksia
Perbesar Teks
Jarak Huruf
Jarak Baris
Perataan Teks
Jeda Animasi
Kursor
Reset