Jual Susu Kambing, Perlu Strategi

  • 13 Juni 2016, 14:25 WIB
  • /
  • Dilihat 2220 kali

Beternak kambing itu gampang, memproduksi susu juga mudah. Yang susah itu menjual produknya. Kalimat penegasan ini dilontarkan Bondan, Danukusuma, Ketua DPP Asosiasi Peternak Kambing Perah Indonesia (Aspekpin) pada seminar dalam rangka Musyawarah Kerja nasional (Mukernas) 2015 di Kota Surakarta (4/4).

Dan dalam memasarkan produk, lanjut Bondan, jaminan kualitas mudah diucapkan tetapi sulit dibuktikan. Klaim sepihak akan kualitas produk susu kambing yang dijajakan tak lagi bisa menerobos skeptisisme konsumen, ataupun aturan perdagangan dari pemerintah. “Klaim akan kualitas ada sertifikasinya. Dan untuk memperolehnya, semua melalui proses. Mau tidak mau harus mengikuti permainannya,” tandas dia.

 

Menembus Pasar

Hari itu Bondan membagi pengalamannya menjalankan bisnis susu kambing, dari perintisan hingga membangun prosesing susu yang dilengkapi laboratorium mini. “Action!” kata Bondan setengah berteriak. Maksud dia, susu kambing yang dihasilkan peternak harus segera dipasarkan secara nyata, meskipun hanya ke teman dekat terlebih dahulu. “Selanjutnya tawarkan ke acara-acara yang bisa kita jangkau. Cara ini jarang ditolak,” ujarnya berbagi strategi yang dilakukannya ketika produk susu kambingnya belum mengantongi izin.

Selain itu, peternak wajib membuat kartu nama yang khas dengan identitas sebagai produsen susu kambing dan nomor telepon yang mudah diingat. Menurutnya, kartu nama bisa lebih mudah diingat dan disimpan daripada brosur. “Bukan berarti brosur tidak penting. Brosur juga penting untuk promosi saat menggelar dagangan di pameran maupun di outlet,” ungkapnya.

Langkah selanjutnya, sebagaimana Bondan lakukan adalah membuka outlet yang lebih serius, baik milik sendiri maupun bekerjasama dengan warung dan toko untuk konsinyasi (titip jual). “Jangan dulu berpikir supermarket, jika belum punya ijin,” sarannya. Syarat dari kerjasama ini, peternak sudah harus bisa menyediakan freezer display. Iapun merasakan tidak mudah mengajak kerjasama dengan toko dan warung. Sebab pemilik toko akan berpikir produk belum tentu laku dan harus mengeluarkan biaya listrik untuk freezer.

Untuk mempercepat pemasaran di outlet toko konsinyasi, Bondan membuat banner sederhana bergambar kambing PE. “Desain harus khas agar mudah diingat dan diasosiasikan oleh publik sebagai identitas produk kita,” tegasnya.

Sayangnya, sesal Bondan, desain banner milik dia ditiru oleh produk susu kambing lain. “Desainnya mirip, warna dasar biru mirip. Bedanya hanya warna kepala kambingnya,” terangnya. Ia menyarankan pada kasus penjiplakan seperti itu peternak tidak usah panik dan tidak usah terpancing mengganti desain.

Menghadapi persaingan, Bondan menghindari perang harga. “Jangan jual produk kita lebih murah dari pesaing. Justru pertahankan harga lebih tinggi untuk pencitraan mutu. Karena kita butuh biaya besar untuk membeli freezer lagi agar outlet lebih banyak,” tandasnya.

 

Sumber: https://www.trobos.com/detail_berita.php?sid=6108&sir=75

Logo

DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN
KEMENTERIAN PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA

Jl. Harsono RM No. 3 Gedung C Lantai 6 - 9, Ragunan
Kecamatan Pasar Minggu Kota Jakarta Selatan
Provinsi Daerah Khusus Jakarta 12550

Tlp: (021) 7815580 - 83, 7847319
Fax: (021) 7815583

[email protected]
https://ditjenpkh.pertanian.go.id/

Tetaplah Terhubung

Mari jalin silaturahmi dengan mengikuti akun sosial media kami

Copyright © 2021 Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementerian Pertanian - All Rights Reserved

Aksesibilitas

Kontras
Saturasi
Pembaca Layar
D
Ramah Disleksia
Perbesar Teks
Jarak Huruf
Jarak Baris
Perataan Teks
Jeda Animasi
Kursor
Reset