• Beranda
  • Berita
  • BBVet Denpasar Terapkan EPIC pada Sistem Pelaporan ISIKHNAS

BBVet Denpasar Terapkan EPIC pada Sistem Pelaporan ISIKHNAS

  • 15 Maret 2018, 12:38 WIB
  • /
  • Dilihat 1549 kali
Untuk mendukung percepatan sistim pelaporan adanya kejadian Penyakit Hewan Menular Strategis ( PHMS) di Wilayah kerja Bali, NTB dan NTT melalui iSIKHNAS (Sistem Informasi Kesehatan Hewan Nasional Terintegrasi), Balai Besar Veteriner Denpasar Ditjen Peternakan dan Peternakan dan Kesehatan Hewan menerapkan sistim pelaporan bersifat Emotif Partisipasif Inperfect dan Continous (EPIC). “Sistem pelaporan menggunakan EPIC ini dilakukan dengan cara penugasan Medik Veteriner untuk berkoordinasi dan mencari informasi harian dua arah (two way trafic communication) ke dan dari setiap Kabupaten/Kota pada 41 kabupaten/kota di wilayah kerja BBVet Denpasar,” kata I Wayan Masa Tenaya Kepala Balai BBVet Denpasar saat menjelaskan pentingnya pelaporan EPIC yang diajarkan oleh FAO Indonesia kepada semua Medik Veteriner BBVet Denpasar pada awal bulan Maret 2018. “Hasil koordinasi ini yang selanjutnya harus dibuat laporan ke Seksi Informasi (Early Information) untuk tindakan penugasan Tim Investigasi, sehingga tindakan investigasi (Early Detection) dapat cepat dilakukan,” tuturnya menambahkan. Ia jelaskan, iSIKHNAS itu sendiri merupakan sistem informasi kesehatan hewan Indonesia yang terintegrasi. Sistem ini menggunakan teknologi sehari-hari secara sederhana namun cerdas. iSIKHNAS menempatkan staf lapangan pada pusat sistem karena merekalah yang paling dekat dengan ternak, peternak, dan komunitasnya. Mereka mencatat berbagai kasus yang mereka lihat, beserta tindakan dan keputusan yang diambil, juga hasil akhir kasus tersebut secara cepat, sederhana, dan mudah disampaikan ke iSIKHNAS. Selain itu, iSIKHNAS akan memadukan beberapa sistem penanganan informasi yang sudah ada, sehingga menjadikannya lebih efisien dan tersedia bagi lebih banyak pengguna. Perpaduan beragam sistem ini akan menjadikan datanya jauh lebih kuat dan semakin mendukung pekerjaan para pengambil keputusan di berbagai tingkatan. Indonesia sudah memiliki beberapa sistem yang digunakan untuk mengelola data bagi berbagai tujuan tunggal, termasuk InfoLab untuk data laboratorium dan SIKHNAS versi awal untuk laporan penyakit di lapangan. Berbagai sistem tersebut kurang tangguh karena tidak saling terhubung. iSIKHNAS menyatukan sistem-sistem itu agar datanya dapat dikelola secara lebih efisien dan dibagikan kepada semua pemangku kepentingan. Data akan disediakan bagi pengguna yang berhak melalui beragam sarana seperti situs web iSIKHNAS atau melalui laporan, bagan, spreadsheet, dan peta yang dibuat oleh sistem dan dikirim melalui email atau SMS kepada staf yang memerlukannya. “Early detection ini jangan sampai terlambat dilakukan, bahkan keburu beritanya menyebar ke masyarakat,” himbau I Wayan Masa Tenaya kepada Medik Veteriner di jajaran lingkup kerjanya. Menurutnya, alasan diterapkan sistim ini adalah untuk memperkuat sistim ISIKHNAS, karena masih adanya kendala-kendala pelaporan akibat signal, kemampuan SDM dan lain-lain. “Dengan penerapan sistim ini kami berhasil melaporkan kegiatan terkait tracing rabies di Bali dan menyusul laporan adanya kasus kematian beberapa ekor sapi Ongole di Sumba Timur NTT, sehingga cepat diambil tindakan,” pungkasnya.
Logo

DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN
KEMENTERIAN PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA

Jl. Harsono RM No. 3 Gedung C Lantai 6 - 9, Ragunan
Kecamatan Pasar Minggu Kota Jakarta Selatan
Provinsi Daerah Khusus Jakarta 12550

Tlp: (021) 7815580 - 83, 7847319
Fax: (021) 7815583

[email protected]
https://ditjenpkh.pertanian.go.id/

Tetaplah Terhubung

Mari jalin silaturahmi dengan mengikuti akun sosial media kami

Copyright © 2021 Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementerian Pertanian - All Rights Reserved

Aksesibilitas

Kontras
Saturasi
Pembaca Layar
D
Ramah Disleksia
Perbesar Teks
Jarak Huruf
Jarak Baris
Perataan Teks
Jeda Animasi
Kursor
Reset