• Beranda
  • Berita
  • Panen Raya Jagung di Bangkalan, Kementan Gandeng Peternak Serap Hasil Panen Petani

Panen Raya Jagung di Bangkalan, Kementan Gandeng Peternak Serap Hasil Panen Petani

  • 05 Maret 2019, 06:55 WIB
  • /
  • Dilihat 2322 kali

Bangkalan-Jawa Timur,- Kementerian Pertanian terus menjembatani kerjasama petani dan peternak dalam penyerapan jagung. Hal tersebut disampaikan  Direktur Pakan, Sri Widayati yang mewakili Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan pada acara Panen Raya Jagung di Desa Suwa’än Kecamatan Modung Kabupaten Bangkalan (5/03).

“Kami berharap petani dan peternak sama-sama dapat menikmati keuntungan pada masa panen seperti ini, dimana petani dapat menyuplai kebutuhan jagung bagi produsen pakan dan peternak”, ucap Sri Widayati. Ia katakan bahwa, jagung merupakan komponen penting karena berkontribusi sekitar 40-50 persen dalam formulasi pakan, sehingga ketersediaan jagung sangat berpengaruh terhadap keberlangsungan usaha peternak.

Berdasarkan data prognosa jagung tahun 2018 Badan Ketahanan Pangan dari total penggunaan jagung di Indonesia sebesar 15,58 juta ton dan sekitar 66,1 persen atau sekitar 10,3 juta ton untuk memenuhi kebutuhan industri pakan dan peternak mandiri. Sedangkan ada tahun 2019 Industri pakan memerlukan 8,59 juta ton dan peternak mandiri 2,9 juta ton. Hal ini menurutnya, dapat menjadi pendorong bagi berkembangnya agribisnis jagung di Indonesia untuk peningkatan produksi dan kesejahteraan petani. sekaligus sebagai motor penggerak pembangunan di pedesaan.

Sri Widayati berpendapat, potensi petani jagung Bangkalan masih bisa dimaksimalkan dalam bentuk pengembangan kawasan jagung berbasis korporasi guna mendukung swasembada jagung nasional. “Saya berharap kedepan petani Jagung Bangkalan dapat meningkatkan luas tanam maupun produktivitas”, kata Widayati.

Pada kesempatan tersebut, Bupati Bangkalan,RKH Abd Latif Imron menyampaikan jenis jagung hibrida Madura memiliki nilai ekonomi tinggi, dan bisa menjadi ekonomi alternatif. Namun demikian, kehadiran Jagung Hibrida Madura tetap memperhatikan keberadaan jagung lokal. Itu dikarenakan, jagung lokal Madura masih dibutuhkan sebagai komsumsi, dan untuk menjaga karakter jagung lokal. “Ini komitmen kita bersama untuk guna mendukung swasembada jagung nasional", ungkapnya.

Anggota Komisi IV DPR RI yang hadir pada panen raya ini menyampaikan mengapresiasi terhadap perhatian pusat, yakni Kementerian Pertanian dalam melakukan pembinaan teknis  dan pendampingan. “Kita harus menarik minat generasi muda,  sehingga harus lebih banyak modernesisai pertanian melalui  mekanisasi”, ucapnya.

Kepala Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Kabupaten Bangkalan, Heri menyebutkan panen untuk seluruh Kabupaten Bangkalan pada tahun 2018 seluas 60.097 Ha (pada bulan Februari seluas 17.795 Ha dan Maret 13.382 Ha), dengan rata rata provitas 2,3 ton per ha. Terdapat 2 varietas  jagung yang ada  yakni Lokal dan Hibrida. Perbedaan kedua jenis ini bisa dilihat pada luas lahan dan provitasnya  untuk jagung jenis lokal  sebesar 52.126 ha dengan provitas sebesar 1,9 ton per ha, sedangkan jenis hibrida seluas 7.971 ha dengan provitas sebesar 2,3 ton per ha.

“’Acara panen saat ini seluas 228 Ha dari total 1. 200 Ha (Hibrida) dengan provitas 2,3 ton per ha, sehingga jumlah produksi diperkirakan mencapai 1.162 ton yang dimiliki oleh kelompok Tani Annadlah”, ungkap Heri.

Selanjutnya, Kepala Dinas Peternakan Kabupaten Bangkalan, Abdul Razak, menyampaikan, populasi ternak unggas di Kabupaten Bangkalan pada tahun 2018 sekitar 1.700.542 ekor yang terdiri dari ayam buras/kampung, ayam ras petelur, ayam ras pedaging, itik, dan entok. Populasi terbanyak adalah ayam buras/kampung, dimana pada tahun 2017 populasinya sekitar 1.072.042 dan pada tahun 2018 menjadi 1.097.987 atau naik sebesar 2,42%.

 "Kebutuhan jagung untuk pakan ternak unggas terutama ayam buras sudah tercukupi dari Kabupaten Bangkalan", ungkap Razak.

Sementara itu, Oki seorang peternak ayam petelur dari Bangkalan mengatakan bahwa Ia memiliki ayam sebanyak 7500 ekor, dengan kebutuhan Jagung 760 kg per hari. Untuk memenuhi kebutuhan pakan ternak ayamnya, Ia membeli jagung dalam bentuk pipilan di pasar Blega dengan harga 200 rb per 50 kg. Sedangkan harga telur 19rb.

"Alhamdulillah, masa panen raya, harga jagung pakan terjangkau" ungkapnya

Nurhasin Ketua Kelompok Petani mengatakan lebih memilih jagung hibrida dibandingkan dengan jagung lokal.  Terkait dengan limbah dari hasil jagung yang masih banyak terbuang dan belum dimanfaatkan, Ia berharap ada bantuan pemerintah untuk pengadaan alat chopper untuk pengolahan. “Kita berharap limbah jagung dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak,  sehingga ada nilai tambah dari limbah jagung dan dapat menambah penghasilan kita”, pungkasnya.

 

Contact Person:

Ir. Sri Widayati, MMA (Direktur Pakan Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian)

Logo

DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN
KEMENTERIAN PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA

Jl. Harsono RM No. 3 Gedung C Lantai 6 - 9, Ragunan
Kecamatan Pasar Minggu Kota Jakarta Selatan
Provinsi Daerah Khusus Jakarta 12550

Tlp: (021) 7815580 - 83, 7847319
Fax: (021) 7815583

[email protected]
https://ditjenpkh.pertanian.go.id/

Tetaplah Terhubung

Mari jalin silaturahmi dengan mengikuti akun sosial media kami

Copyright © 2021 Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementerian Pertanian - All Rights Reserved

Aksesibilitas

Kontras
Saturasi
Pembaca Layar
D
Ramah Disleksia
Perbesar Teks
Jarak Huruf
Jarak Baris
Perataan Teks
Jeda Animasi
Kursor
Reset