Ketersediaan Pangan di Bali Aman Dalam Menghadapi Ramadhan dan Idul Fitri
- 21 Mei 2019, 03:29 WIB
- /
- Dilihat 2682 kali
Denpasar (21/5)-- Ketersediaan 10 bahan pangan secara umum cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Bali dalam menghadapi Puasa Ramadhan dan Idul Fitri. Hal ini disampaikan oleh Drs. H. Roem Kono selaku Pimpinan Kunjungan Kerja Komisi IV DPR RI pada acara pertemuan di kantor Bulog Provinsi Bali dengan instansi terkait.
Lebih lanjut Roem Kono menyampaikan, bahwa sangat penting dilakukan pengawasan intensif terhadap ketersediaan 10 bahan pangan pokok, dan pengamanan distribusi pangan dari produsen sampai ke konsumen. Disamping itu, pengawasan sebagai langkah antisipatif, agar harga 10 bahan pangan pokok tetap stabil ditingkat konsumen menjelang bulan Puasa dan Idul Fitri 2019.
Untuk pelaksanaan pengawasan ini, Komisi IV DPR RI bersama Kementerian Pertanian yang diwakili oleh Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan, Drh. I Ketut Diarmita, MP. bersama beberapa instansi terkait, melakukan Kunjungan Kerja (Kunker) ke Divisi Regional Bulog Provinsi Bali.
Selaku tuan rumah Ketua Bulog Provinsi Bali, Yosef Wijaya menyampaikan, bahwa Satuan Tugasnya senantiasa mengantisipasi sesegera mungkin, sehingga tidak terjadi gejolak baik dalam hal ketersediaan maupun harga 10 bahan pangan pokok ditingkat konsumen di Provinsi Bali. Pengawasan juga dilakukan di seluruh Indonesia, sehingga secara umum terbukti harga tetap stabil, lanjut Yosef Wijaya.
Anggota DPR yang lain dari Fraksi PDIP Ono Surono mengapresiasi, bahwa Pemerintah cukup berhasil untuk penyediaan pangan, tetapi fungsi Bulog dalam menyerap gabah petani belum optimal, sering dikatakan gudang sering dalam keadaan full. Penyerapan produksi gabah petani ini sangat penting, karena dapat berpengaruh pada stabilitas harga diupayakan tetap seimbang.
Dinas Perdagangan juga menyampaikan, bahwa jelang lebaran Satgas Pangan memantau 10 komuditas pertanian semua harganya stabil. Diharapkan Tim Ketahanan Pangan koordinasi dengan Bulog, perlu buffer stock dan keamanan pangan serta melakukan edukasi terhadap masyarakat (Germas).
BPOM juga menegaskan, bahwa 2 minggu menjelang puasa telah dilakukan pengawasan pangan, hasilnya hanya 1% yg memakai bahan pengawet, untuk pangan kedaluwarsa masih banyak beredar sehingga diperlukan kerjasama dengan petugas-petugas di kabupaten.
Pada kesempatan yang sama Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan I Ketut Diarmita menyampaikan, bahwa ketersediaan bahan pangan asal hewan secara nasional terjadi surplus, seperti : daging sapi suplus sekitar 19.000 ton, dan khusus harga daging sapi di beberapa pasar di Denpasar saat ini rata-rata pada kisaran Rp. 80.000 - Rp.130.000 per kg. Lebih lanjut ditegaskan, bahwa ketersediaan daging ayam surplus sekitar 30. 000 ton, dengan harga rata-rata di Denpasar pada kisaran Rp.35.000 - Rp.36.000, dan telur ayam ras terjadi surplus sekitar 153.000 ton, dengan harga di Denpasar rata-rata Rp.22.000 - Rp.24.000,- . Harga-harga ini cukup stabil dan menguntungkan peternak, tegas Ketut.
Ketut menambahkan dalam memberikan rasa aman pada masyarakat dalam mengkonsumsi daging kerbau dari India, Ketut menjelaskan kebijakan pemasukan daging kerbau sudah melalui kajian ilmiah oleh para pakar dan Kementerian Pertanian terus melakukan pengawasan dalam menjamin produk daging yang masuk ke Indonesia melalui penerapan persyaratan teknis pemasukan kedalam wilayah RI” tegas Ketut.
Selain itu Ketut menuturkan menurut organisasi kesehatan hewan dunia (OIE), bahwa India dinilai masih zone bebas PMK secara kompartemen. Untuk mitigasi resiko lebih lanjut, di Indonesia juga dilakukan surveilan pada hewan hidup, dan dari pihak Bulog juga sudah melakukan surveilans, dimana daging tersebut di sebar. Sehingga sampai saat ini puji syukur kita aman dari kasus PMK, tegas Ketut.
Lanjut Ketut menerangkan untuk pemenuhan kebutuhan daging sapi nasional, pemerintah terus berupaya meningkatkan populasi dan produktivitas melalui program Upaya Khusus Sapi Indukan Wajib Bunting yang dikenal dengan Program UPSUS SIWAB. Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan telah banyak melakukan langkah strategis untuk menjaga ketersediaan dan kemananan mutu pangan asal hewan khususnya menjelang hari raya Idul Fitri tahun 2019.
“Kami berharap dengan adanya pasokan produk pangan asal hewan yang cukup dan terjamin, maka masyarakat dapat merayakan hari lebaran tahun ini dengan tenang” tutup Ketut.