• Beranda
  • Berita
  • Kementan Kembali Melepas Bibit Sapi Perah Dengan Harga Terjangkau Ke Masyarakat

Kementan Kembali Melepas Bibit Sapi Perah Dengan Harga Terjangkau Ke Masyarakat

  • 13 Juni 2016, 12:53 WIB
  • /
  • Dilihat 2743 kali

BATURRADEN, JATENG (28/03/15)_ “Indonesia sudah mampu menghasilkan bibit sapi perah sendiri dengan kualitas mutu bibit murni dengan produktifitas susu rata-rata di atas 20 liter/hari.  Harga 50-60 persen lebih murah dibanding harga bibit sapi impor dari Australia dan New Zealand dengan kualitas bersaing” jelas Syukur Iwantoro, Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan.  

Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementerian Pertanian terus tingkatkan produksi bibit sapi perah bagi masyarakat, untuk pengembangan industri persusuan dalam negeri.  Pabrik produsen bibit sapi perah tersebut yakni Balai Besar Pembibitan Ternak Unggul dan Hijauan Pakan Ternak (BBPTUHPT) Baturraden, yang merupakan salah satu UPT di bawah koorinator Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan.  BBPTUHPT Baturraden merupakan satu-satunya UPT Nasional yang memproduksi bibit sapi perah.

Total bibit unggul sapi perah yang sudah dihasilkan dan dilepas oleh BBPTUHPT Baturraden sudah mencapai 1050 ekor.  Pada tahun 2015 ini ditargetkan produksi bibit sapi perah yang akan dilepas ke masyarakat sebanyak 200 ekor.  Sampai pada bulan Maret tahun 2015 ini, BBPTUHPT Baturraden telah melepas bibit sapi perah unggul ke masyarakat sebanyak 32 ekor.

Sabtu, 28 Maret 2015 lalu, bertempat di Farm Rearing Manggala Desa Karang Tengah Kecamatan Cilongok Kab Banyumas, Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Syukur Iwantoro melepas 12 ekor bibit sapi perah betina unggul ke masyarakat.  Bibit unggul sapi perah tersebut dikirim untuk  memenuhi kebutuhan di Bogor dan Jawa Tengah. 

Komitmen pemerintah untuk terus memperbaiki kualitas bibit sapi perah di masyarakat, dibuktikan dengan meningkatnya jumlah bibit unggul sapi perah yang sudah didistribusikan selama 9 tahun ini.  Pada tiga tahun terakhir, BBPTUHPT Baturraden telah mendistribusikan sebanyak 639 ekor bibit unggul sapi perah.  Angka ini meningkat lebih dari 300% dibandingkan tiga tahun sebelumnya yang hanya berjumlah 209 ekor saja.

BBPTU-HPT Baturaden telah mendistribusikan bibit unggul sapi perah ke wilayah Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Jambi, Bengkulu, Sumatera Selatan, Kalimantan Selatan, Gorontalo, Sulawesi Selatan, Bali, Jawa Timur, Jawa Barat dan Jawa Tengah.

Kepala BBPTUHPT Baturraden, Ali Rachman menjelaskan bahwa, “Pola pemeliharaan yang digunakan untuk menghasilkan bibit sapi perah di BBPTUHPT Baturraden memenuhi standard Internasional Animal Welfare dengan sistem pastura dan semi intensif”. 

Ali Rachman mengatakan bahwa, “Dengan harga jual  bibit unggul sapi perah BBPTUHPT Baturraden yang lebih murah dibandingkan sapi impor dengan kualitas yang tidak kalah bagus, maka masyarakat peternak akan mendapatkan untung yang lebih banyak”.  Mulai tahun 2014, BBPTUHPT Baturraden juga mulai mengembangkan kambing perah, jelas Ali Rachman.

Syukur Iwantoro menambahkan, “Selain menghasilkan bibit sapi bermutu dg harga bersaing, Balai ini juga berhasil mengembangkan hijauan pakan ternak (HPT-red) yang mengandung protein tinggi sebesar 27 persen, yang dikenal dengan tarum manis atau indigofera.  Tanaman ini merupakan tanaman asli Indonesia.  HPT bermutu ini digunakan sebagai bahan pakan murah konsentrat hijau untuk substitusi bahan konsentrat asal biji-bijian dan serealia, yang saat ini harganya terus melambung”. 

Lebih lanjut Ali Rachman menambahkan, “Pemberian indigofera sbg pengganti konsentrat ini, menekan biaya produksi sampai18-21%, tanpa mengurangi produktivitas susu yang dihasilkan”. 

Luki Abdullah peneliti indigofera dan pakar pakan ternak dari Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor (IPB), menegaskan bahwa “Dengan kandungan protein yang tinggi, indigofera tidak hanya bagus untuk sapi, tapi juga sangat bagus untuk kambing/domba.  Bahkan apabila diolah dalam bentuk tepung dapat digunakan juga sebagai substitusi bungkil kedelai sebanyak 15% dalam pakan unggas, dengan kualitas telur dan daging lebih baik”.

Dengan demikian penggunaan indigofera akan mampu menekan biaya produksi, dan sekaligus akan menekan ketergantungan Indonesia akan impor bahan baku pakan yang saat ini masih tinggi.

Syukur mengatakan “Mengingat jenis tanaman ini asli Indonesia dan dapat ditanam di sebagian besar wilayah Indonesia, serta mudah dibudidayakan dan cepat menghasilkan hijauan pakan ternak, maka akan sangat meringankan peternakan rakyat yang saat ini terbebani harga konsentrat yang terus melambung tinggi”.

Oleh karena itu Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan bekerjasama dengan berbagai pihak, saat ini mulai memperkenalkan dan menyebarkan benih dan bibit indigofera kepada para peternak di beberapa sentra produksi ternak, ungkap Syukur Iwantoro. 

“Saya mengharapkan para pengusaha pabrik pakan khususnya pakan unggas, juga mulai mempertimbangkan penggunaan bahan baku alternatif indigofera ini”, imbuh Syukur Iwantoro.


Sumber : Astri Wibawanti, Dedeh Kurniasih, Titik Triary W. Subbag Kerjasama dan Humas. Bagian Perencanaan.Ditjen PKH

Logo

DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN
KEMENTERIAN PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA

Jl. Harsono RM No. 3 Gedung C Lantai 6 - 9, Ragunan
Kecamatan Pasar Minggu Kota Jakarta Selatan
Daerah Khusus Jakarta 12550

Tlp: (021) 7815580 - 83, 7847319
Fax: (021) 7815583

[email protected]
https://ditjenpkh.pertanian.go.id/

Tetaplah Terhubung

Mari jalin silaturahmi dengan mengikuti akun sosial media kami

Copyright © 2021 Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementerian Pertanian - All Rights Reserved

Aksesibilitas

Kontras
Saturasi
Pembaca Layar
D
Ramah Disleksia
Perbesar Teks
Jarak Huruf
Jarak Baris
Perataan Teks
Jeda Animasi
Kursor
Reset