• Beranda
  • Berita
  • Kemandirian Pakan Penting di Tengah Pandemi Covid-19

Kemandirian Pakan Penting di Tengah Pandemi Covid-19

  • 19 Juni 2020, 09:24 WIB
  • /
  • Dilihat 2287 kali

"Ketersediaan kebutuhan Hijauan pakan Ternak (HPT) sangat penting apalagi dalam situasi pandemi covid-19 yang serba sulit. Terlebih, unsur utama penentu harga produk pangan asal ternak adalah pakan," kata Makmun, ketika melakukan kunjungan kerja di Garut, Kamis (18/6/2020).

Diketahui, dari data Struktur Ongkos Usaha Tani (SOUT) tahun 2017, porsi biaya pakan terhadap total biaya produksi pada skala usaha peternakan rakyat yaitu 70,97 persen untuk ayam ras petelur, 56,95 persen untuk ayam ras pedaging, 57,67 persen untuk sapi potong dan 67,08 persen untuk sapi perah. penjelasan Direktur Jenderal PKH, I Ketut Diarmita.

Menyadari peran penting aspek pakan, baik unggas maupun ruminansia, Makmun menilai perlu pengembangan usaha produksi pakan mandiri yang dikelola oleh kelompok (masyarakat) secara berkelanjutan dengan menggunakan bahan pakan lokal.

Di sisi lain, Direktur Jenderal PKH, I Ketut Diarmita menilai jagung lebih menguntungkan untuk kebutuhan HPT dibanding rumput. Untuk itu, nantinya kelompok UPP ini bisa diberikan bantuan bibit jagung kemudian dikembangkan, karena di samping menguntungkan peternak, juga akan menguntungkan petani jagung.

"Saya sering katakan pada teman-teman untuk memetakan lokasi yang mana saja cocok untuk dikembangkan jagung sebagai kebutuhan HPT," kata Ketut.

Direktur Pakan, Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian RI (Ditjen PKH Kementan), Makmun mengatakan, kegiatan kemandirian pakan penting dilakukan. Hal ini karena kebutuhan Hijauan Pakan Ternak (HPT) diperlukan untuk meningkatkan produksi ternak, khususnya ternak ruminansia.

"Kami sangat mendukung kelompok ternak yang mengembangkan usaha produksi pakan, apalagi kalau dikelola dengan baik," tambahnya.

"Dalam penyediaannya, bahan pakannya ditentukan oleh banyak faktor, seperti musim, distribusi, transportasi, dan manajemen stok," jelas Makmun.

Ia melanjutkan, untuk pakan ruminansia, yang 20 persen berupa serat kasar hijauan pakan ternak (HPT), semestinya tidak ada kendala dalam penyediaanya, utamanya dalam hal mencukupi jumlah kebutuhan utamanya di sentra-sentra ternak padat penduduk. Namun, di daerah yang tidak padat penduduk, pemanfaatan lahan untuk penyediaan hijauan pakan memang masih belum dioptimalkan.

Pemberian HPT dalam jumlah cukup dan berkualitas akan diperoleh dua manfaat sekaligus, yaitu efisiensi usaha dalam penggunaan tenaga kerja dan peningkatan produktivitas. Selain itu, bisa menstimulasi berkembangnya pertanian HPT secara komersial, karena konsumennya tersedia.

Makmun menuturkan, seiring dengan program pemerintah untuk mensukseskan penyediaan protein hewani, Ditjen PKH pada tahun 2019 juga telah memfasilitasi kelompok peternak yang terseleksi dalam kegiatan Kemandirian Pakan melalui pengembangan Unit Pengolahan Pakan (UPP) unggas dan ruminansia sebanyak 33 kelompok. Pengembangan UPP ini dilakukan di 11 Provinsi dan 25 Kabupaten/Kota, terdiri dari 13 UPP Unggas dan 20 UPP Ruminansia. Rata – rata produksi pakan yang mendapat fasilitasi kegiatan kemandirian pakan sebesar 1.052 ton/bulan.

"Kegiatan tersebut memberikan fasilitas paket bantuan berupa alat dan mesin pakan (alsin), bahan pakan, perbaikan gudang/ruang produksi serta operasional kelompok," ungkapnya.

Salah satu kelompok UPP yang mendapatkan fasilitas adalah kelompok Hurip Mekar yang berlokasi di Desa Cihurip, Kecamatan Cihurip, Kabupaten Garut, Jawa Barat. Kelompok yang berdiri pada tanggal 14 Februari 2008 ini memiliki anggota sebanyak 35 orang yang saat ini sudah melakukan kegiatan pembuatan pakan silase secara mandiri, saat ini jumlah sapi milik kelompok Hurip Mekar berjumlah 120 ekor.

Pada tahun 2019, kelompok Hurip Mekar mendapatkan bantuan dari APBN Kemandirian Pakan antara lain berupa mesin baller silase (pengemas/pembuat silase), mesin chopper, mesin sprayer, alat press manual, dan bangunan gudang pakan/bahan pakan, serta pelatihan serta pendampingan.

Dengan memanfaatkan bahan pakan lokal yang tersedia di sekitar, kelompok Hurip Mekar diharapkan mampu memproduksi pakan secara berkelanjutan dengan harga yang terjangkau. Sehingga harapannya, kebutuhan pakan di wilayahnya dapat dipenuhi secara mandiri.

Lebih lanjut, Makmun menyebut dengan berkembangnya usaha kelompok Hurip Mekar ini diharapkan bisa mewujudkan kemandirian pakan sekaligus menjadi upaya dalam meningkatkan aktivitas perekonomian di pedesaan dan peningkatan taraf hidup masyarakat petani dan ternak anggota kelompok ternak Hurip Mekar.

"Semoga berkembangnya usaha kelompok UPP diharapkan dapat mewujudkan kemandirian pakan di Indonesia," harap Makmun.

Menurutnya, wujudkan bank pakan sama saja dengan mewujudkan swasembada pangan hewani untuk mendukung ketahanan pangan Indonesia. Ia juga berharap, UPP yang lain ikut mencontoh apa yang dilakukan oleh UPP Hurip Mekar yang diketuai Ahmad.

"Kita berharap ada Ahmad-Ahmad di tempat lain sehingga bisa kita wujudkan kemandirian pakan serta sekaligus mewujudkan pangan asal hewan," harapnya.

Sementara itu, Ketua Kelompok Hurip Mekar, Ahmad Wahyudin menjelaskan, pembuatan silase ini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan pakan utamanya pada musim kemarau. Ia menyebut, awalnya silase sangat sederhana dengan memakai bungker dari papan kayu dan memakai tong biru.

Namun, setelah diberikan fasilitas lewat program pengembangan UPP, saat ini Kelompok Hurip Mekar telah mampu membuat bungker beton kapasitas 200 ton dan mulai melakukan penjualan ke peternak yang lain.  Saat ini produksi silase di kelompok Hurip Mekar mencapai 80 ton/bulan atau sekitar atau 960 ton/tahun dan bisa memenuhi kebutuhan pakan untuk ternak sekitar 110 ekor dalam waktu satu tahun, dengan harga jual silase di lokasi kelompok seharga Rp. 1.750,-/kg serta keuntungan yang didapatkan sekitar Rp. 350,-/kg.

"Peningkatan fasilitas ini berimbas kepada meningkatnya konsumen. Ada beberapa konsumen peternak yang datang dari berbagai daerah sekitar Jawa Barat dan luar Jawa Barat," kata Ahmad.

Pada saat ini banyak permintaan untuk produk silase, antara lain dari Kecamatan Cihurip sendiri juga berasal dari peternak di Kecamatan Salawi Garut, Balai Sapi Potong milik Pemerintah Daerah Kabupaten Ciamis, Peternakan Sapi dan Domba Manglayang, Jayagiri Kabupaten Bandung, Peternakan Sapi Cisarua di Bandung, peternak sapi perah di Kabupaten Bogor, peternak sapi di kota Serang bahkan dari Bali.

Penjelasan dari Ade Hikmat Buana selaku Manager Utama Koperasi Peternak Garut Selatan, bahwa dengan pemakaian silase jagung sebagai pakan sapi perah seperti yang dilakukan Kelompok Hurip Mekar dengan ketua Ahmad mampu meningkatkan kadar protein susu dari 2,7 % menjadi 3 % dan total solid dari 11,5 % dapat meningkat menjadi lebih dari 12 %. Dengan peningkatan kandungan protein dan total solid ini otomatis meningkatkan kualitas susu sehingga susu yang dihasilkan mampu mencapai standard Grade A di Koperasi sehingga harga pun lebih tinggi Rp. 500,-/liter yaitu Rp. 5.400,-/liter dibanding yang rata-rata Rp. 4.900,-/liter.

Ia menambahkan bahwa dengan adanya pakan silase ini menjadi solusi terhadap kendala peternakan rakyat selama ini yaitu mereka banyak menghabiskan waktu untuk mencari Hijauan Pakan Ternak setiap hari, kadang tidak sempat bersilaturahim dengan tetangga dan tidak sempat untuk berwisata. Dengan adanya silase tebon jagung ini yang mampu bertahan cukup lama sebagai tabungan pakan sehingga peternak tidak repot menyabit repot setiap hari, jadi peternak bisa lebih focus pada ternak seperti reproduksi dan kesehatannya. Bahkan bisa meningkatkan kemampuan pemeliharaan yang tadinya hanya 5 ekor bisa sampai 15 ekor dengan seorang pekerja. Ia menyebutkan saat ini terus dilakukan penggalakan pemanfaatan silase ini kepada anggota koperasi.

 

Narahubung:

 

Drh. Makmun, M.Sc, Direktur Pakan

Logo

DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN
KEMENTERIAN PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA

Jl. Harsono RM No. 3 Gedung C Lantai 6 - 9, Ragunan
Kecamatan Pasar Minggu Kota Jakarta Selatan
Provinsi Daerah Khusus Jakarta 12550

Tlp: (021) 7815580 - 83, 7847319
Fax: (021) 7815583

[email protected]
https://ditjenpkh.pertanian.go.id/

Tetaplah Terhubung

Mari jalin silaturahmi dengan mengikuti akun sosial media kami

Copyright © 2021 Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementerian Pertanian - All Rights Reserved

Aksesibilitas

Kontras
Saturasi
Pembaca Layar
D
Ramah Disleksia
Perbesar Teks
Jarak Huruf
Jarak Baris
Perataan Teks
Jeda Animasi
Kursor
Reset