Kementan Turun Langsung Pantau Vaksinasi Mandiri Peternak di Bali
- 16 Januari 2025, 13:55 WIB
- /
- Dilihat 83 kali
- /
- humaspkh
Tabanan – Dalam upaya menekan penyebaran penyakit mulut dan kuku (PMK), PT Agro Sari Satwa, sebuah perusahaan peternakan di Tabanan, Bali, melaksanakan vaksinasi mandiri. Kegiatan ini merupakan hasil kolaborasi dengan Kementerian Pertanian (Kementan) dan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Bali.
Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Peternakan Kementan sekaligus Penanggung Jawab Pengendalian PMK Provinsi Bali, Makmun, turun langsung dalam pelaksanaan vaksinasi tersebut (16/1). Ia bahkan turut melakukan vaksinasi.
"Kami mengapresiasi langkah peternak yang memiliki inisiatif untuk melaksanakan vaksinasi mandiri. Ini menunjukkan kesadaran tinggi terhadap kesehatan ternak, terutama di tengah keterbatasan anggaran pemerintah," ujar Makmun.
Pemilik PT Agro Sari Satwa, I Made Putra Wibawa, menjelaskan bahwa vaksinasi ini merupakan komitmen perusahaannya dalam menjaga kesehatan ternak sebagai aset utama.
"Kami juga mendukung pemerintah untuk mencapai target Indonesia bebas PMK. Bahkan, kami berkomitmen membantu vaksinasi bagi peternak di sekitar kami," kata Putra Wibawa.
Berdiri sejak 2019, PT Agro Sari Satwa berlokasi di Banjar Basangbe, Desa Perean Kangin, Kecamatan Baturiti, Tabanan. Saat ini, perusahaan memelihara 45 ekor sapi, sementara mitra peternakannya mengelola sekitar 300 ekor. Perusahaan ini menerapkan sistem close loop, di mana mereka berperan sebagai mitra offtaker yang memfasilitasi akses pembiayaan dan menyediakan pakan hijauan berkualitas.
Dalam program vaksinasi ini, PT Agro Sari Satwa membeli langsung 500 dosis vaksin PMK dari Pusat Veteriner Farma Surabaya pada 14 Januari 2025.
Makmun menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah dan peternak untuk menyukseskan program vaksinasi. Ia juga menyoroti perlunya edukasi kepada peternak tentang manfaat vaksinasi, khususnya bagi ternak yang akan dilalulintaskan.
"Penyebaran PMK sangat cepat dengan tingkat morbiditas tinggi. Jika tidak ditangani dengan serius, dampaknya bisa memicu kematian dan kerugian besar bagi peternak," ujar Makmun.
Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Bali, Wayan Sunada, menambahkan bahwa pengawasan lalu lintas ternak menjadi salah satu tantangan utama. Menurut dia, pihaknya sangat membutuhkan dukungan dari Polisi Air untuk mencegah masuknya ternak ilegal.
"Pengawasan di pelabuhan dan pintu masuk wilayah Bali harus menjadi komitmen bersama demi menjaga kesehatan ternak di Bali," kata Wayan.
Ia juga mengingatkan peternak untuk tetap optimistis dan bersiap menghadapi kebutuhan ternak siap potong menjelang Idul Fitri dan Idul Adha tahun ini.