• Beranda
  • Berita
  • Kementan Dukung Program P2SP, KUD Bayongbong Dongkrak Produksi Susu Dari 8 Liter ke 25 Liter!

Kementan Dukung Program P2SP, KUD Bayongbong Dongkrak Produksi Susu Dari 8 Liter ke 25 Liter!

  • 14 Mei 2025, 15:48 WIB
  • /
  • Dilihat 28 kali
  • /
  • adminpemberitaan

Garut,  — Kementerian Pertanian mendorong peningkatan produksi susu nasional melalui Program Peningkatan Produksi Susu Per Ekor (P2SP). Program ini ditargetkan mampu meningkatkan produktivitas sapi perah dari rata-rata 8 liter menjadi 25 liter per ekor per hari.

Langkah tersebut ditegaskan saat kunjungan Direktur Hilirisasi Hasil Peternakan Kementerian Pertanian, Makmun, ke Koperasi Unit Desa (KUD) Bayongbong, Kabupaten Garut, Jawa Barat, Minggu (11/5/2025). Makmun menyampaikan bahwa upaya peningkatan produktivitas harus menjadi prioritas agar peternak lebih sejahtera dan industri susu nasional makin berdaya saing.

“Upaya seperti P2SP harus kita dorong agar peternak lebih sejahtera dan industri susu dalam negeri semakin kuat,” ujar Makmun saat berdialog dengan pengurus koperasi.

Kunjungan ini juga meninjau kondisi lapangan serta capaian awal pelaksanaan P2SP di KUD Bayongbong. Koperasi ini sebelumnya sempat mengalami masa kejayaan pada era 1990-an dengan produksi mencapai 30 ton per hari. Namun, dalam dua dekade terakhir, produksi menurun drastis hingga hanya 6,2 ton per hari, terutama akibat keterbatasan hijauan pakan dan dampak wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) serta Lumpy Skin Disease (LSD).

General Manajer KUD Bayongbong, Taryat Ali Nursidik, menjelaskan bahwa mayoritas peternak masih bergantung pada jerami dan rumput lapang, yang berpengaruh terhadap kuantitas dan kualitas susu.

“Rata-rata kadar total solid susu 11,9%, sedangkan angka Total Plate Count 500 ribu. Harga jual di tingkat peternak saat ini Rp7.350 per liter, masih di bawah harga dari pabrik Rp8.150 per kilogram”, kata Taryat.

Untuk menjawab tantangan itu, koperasi mulai menerapkan berbagai komponen P2SP. Salah satunya adalah mekanisasi pakan dengan penggunaan mesin chopper untuk produksi silase jagung. Silase tersebut dikemas dalam tong plastik kapasitas 150 liter dan dijual ke peternak seharga Rp1.000 per kilogram.

Langkah lain adalah pengusulan bantuan 1.500 unit wadah pemerahan berbahan food grade untuk menggantikan ember plastik yang dinilai rentan terhadap pencemaran mikroba. KUD juga mengajukan penambahan 1.000 ekor sapi perah impor guna mendukung skala usaha dan meningkatkan produksi.

Edukasi juga menjadi bagian penting program ini. Salah satunya melalui kanal YouTube Sobatdrh & Bank Pakan yang menyajikan penjelasan tentang manajemen laktasi, pentingnya keseimbangan pakan, serta peran Body Condition Score (BCS) dan Dry Matter Intake (DMI) dalam menentukan produksi susu.

Kementerian Pertanian menyatakan akan terus mendampingi koperasi dan peternak dalam pelaksanaan P2SP. Pendampingan dilakukan melalui penyuluhan, bantuan teknis, dan penyediaan sarana produksi, seperti peralatan pemerahan berbahan higienis dan fasilitas pembuatan pakan fermentasi.

“Peningkatan produksi susu nasional tidak bisa dilepaskan dari penguatan kelembagaan peternak dan transformasi menuju budidaya sapi perah yang efisien dan berorientasi mutu,” tutup Makmun.

Logo

DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN
KEMENTERIAN PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA

Jl. Harsono RM No. 3 Gedung C Lantai 6 - 9, Ragunan
Kecamatan Pasar Minggu Kota Jakarta Selatan
Provinsi Daerah Khusus Jakarta 12550

Tlp: (021) 7815581 - 83, 78847319

Tetaplah Terhubung

Mari jalin silaturahmi dengan mengikuti akun sosial media kami

Copyright © 2021 Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementerian Pertanian - All Rights Reserved

Aksesibilitas

Kontras
Saturasi
Pembaca Layar
D
Ramah Disleksia
Perbesar Teks
Jarak Huruf
Jarak Baris
Perataan Teks
Jeda Animasi
Kursor
Reset