2. |
Perkembangan kasus AI pada unggas yang meningkat pada 1 bulan sebelumnya (Maret 2012) yakni di Kabupaten Bima dan Kota Bima – Provinsi Nusa Tenggara Barat, dilaporkan kondisinya pada bulan April 2012sudah mulai dapat terkendali kasusnya. Tindakan surveilans dan pengendalian penyakit AI akan terus diberlanjutkan dan ditingkatkan lagi. |
3. |
Kasus Flu Burung pada manusia selama bulan April (1s/d 30 April 2012) dilaporkan 1 kasus positif dan meninggal akibat tertular virus H5N1, yakni a.n. F (2.8 th) di Kota Pekan Baru – Riau (Sumber : Kemenkes). Hasil penelusuran faktor risiko penularan dari unggas oleh Tim PDSR bahwa ayah korban adalah penjual telur dan karkas burung puyuh. Hasil pengujian sampel di Laboratorium BPPV Bukittinggi menunjukkan hasil negatif virus H5N1 dan tidak ada unggas sakit/mati di sekitar rumah korban. Surveilans lebih mendalam masih terus dilakukan. Respon tindakan telah dilakukan sesuai SOP Pengendalian AI, antara lain dengan kegiatan pemusnahan unggas secara terbatas (Focal Culling), penyemprotan Desinfeksi di sekitar lokasi kasus, penyuluhan kepada warga sekitar (KIE). Perkembangan kasus Flu Burung pada manusia di Indonesia Sejak kasus pertama dilaporkan pada bulan Juli 2005 hingga April 2012 telah ditetapkan sebanyak 189 orang yang tertular dan 157 orang diantaranya meninggal akibat infeksi virus H5N1 tersebut (Rata-rata tingkat kematian 83 %). Berdasarkan hasil penelitian Kementerian Kesehatan RI, disimpulkan bahwa penularan virus Flu Burung pada manusia adalah berasal dari unggas dan belum terjadi penularan dari manusia ke manusia, hal tersebut dibuktikan dengan virus H5N1 yang ditemukan pada manusia masih memiliki karakter genetic yang sama dengan pada unggas. |
4. |
Kasus AI pada unggas selama 1 bulan sebelumnya (Maret 2012) |
|
a. |
Jumlah kasus AI sebanyak 72 kasus di 72 desa (diantara 76.613 desa se-Indonesia) pada 37 Kab/kota di 14 Provinsi, yakni: Nusa Tenggara Barat 17 kasus (Bima, Kota Bima), Jawa Barat 10 kasus (Indramayu, Kuningan, Bandung, Majalengka, Bandung Barat, Bekasi dan Kota Cimahi), Bengkulu 7 kasus (Seluma, Muarabengkahulu, Bengkulu), Jawa Tengah 7 kasus (Semarang, Ambarawa Semarang, Pati, Purworejo, Klaten), Sulawesi Selatan 7 kasus (Soppeng, Makassar, Pinrang, Parepare), DI. Yogyakarta 6 kasus (Kota Yogyakarta, Bantul, Kulonprogo, Bantul, Sleman), Sulawesi Barat 4 kasus (Majene, Polewalimandar), Riau 4 kasus (Pekan Baru, Dumai, Siak), Jawa Timur 3 kasus (Banyuwangi), Bali 3 kasus (Jembrana), Banten 1 kasus (Lebak), Sulawesi Tengah 1 kasus (Palu), Sumatera Utara 1 kasus (Tebing Tinggi), Sumatera Barat 1 kasus (Bukitinggi).
Menyebabkan kematian unggas sebanyak 13.764 ekor (6.953 ekor ayam kampung, 781 ekor ayam layer dan 6.030 ekor ayam broiler) . Kasus paling tinggi terjadi di Prov. NTB, yakni 17 kasus pada 17 desayang menyebabkan kematian unggas 5.455 ekor ayam kampung. |
b. |
Jumlah kasus AI pada bulan Maret 2012 ini (72 kasus) masih jauh lebih rendah dibanding pada Maret 2011(277 kasus) dan Maret 2010 (159 kasus). |
|
5. |
Kasus AI pada Unggas selama 1 tahun sebelumnya (tahun 2011). |
|
a. |
Jumlah kasus sebanyak 1.411 kasus yang terjadi di 29 provinsi dengan urutan kasus tertinggi hingga terendah yakni : Sumatra Barat, Sulawesi Selatan, Riau, Lampung, Jawa Tengah, Jawa Barat, Bali, Jambi, Gorontalo, DI. Yogyakarta, Jawa Timur, Banten, Bengkulu, NTB, Kalimantan Timur, Sumatra Utara, Sulawesi Barat, Aceh, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Bangka Belitung, Kalimantan Barat, Sumatera Selatan, Sulawesi Tenggara, Kalimantan Tengah, NTT, Kepulauan Riau, DKI Jakarta dan Kalimantan Selatan terendah (Grafik-3) |
b. |
Tidak terjadi kasus di tahun 2011: di Maluku, Papua, Papua Barat dan Maluku Utara. |
c. |
Provinsi yang saat ini masih berstatus bebas AI adalah Maluku Utara. |
d. |
Sedangkan kasus AI pada unggas komersial ayam ras, berdasarkan informasi dari Forum/Asosiasi Masyarakat Perunggasan, bahwa selama tahun 2011 relatif sedikit/menurun dibanding tahun 2010 dan dilaporkan tidak ada dampak/gejolak terhadap penurunan harga dan penurunan konsumsi produk unggas. |
|
6. |
Perkembangan kasus AI pada unggas tahun 2006 s/d 2011 Sejak terjadinya wabah AI pada unggas di Indonesia yang dideklarasi pada bulan Januari 2004, kasus secara bertahap menurun setiap tahun yakni tahun 2011 sebanyak 1411 kasus. Jumlah tersebut lebih rendah dibanding tahun sebelumnya 1502 (th.2010), 2293 (th 2009), 1.413 (th 2008), 2.751 (th 2007) dan 612 (th 2006). |
7. |
Komunikasi Publik |
|
a. |
Komunikasi dengan masyarakat melalui SMS dan Call Center AI Direktorat Kesehatan Hewan No.08118301001 |
b. |
b. Informasi kasus AI pada unggas terkini di Indonesia dapat diakses melalui website dihttps://ditjennak.deptan.go.id |
|