• 25 September 2019, 10:17 WIB
• /
• Dilihat 1734 kali

Kendari, Sulawesi Tenggara - Kementerian Pertanian RI melalui Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Ditjen PKH) mendorong Pemerintah Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) untuk kembangkan industri peternakan 4.0 menuju Sulawesi Tenggara Emas. Hal itu disampaikan oleh I Ketut Diarmita, Dirjen PKH saat menjadi narasumber Seminar Nasional pada acara Lokasabha (Musyawarah Daerah) XIII Pimpinan Daerah Kesatuan Mahasiswa Hindu Dharma Indonesia (KMHDI) di Kendari, Provinsi Sulawesi Tenggara dengan materi "Revolusi Teknologi Pertanian di Era Industri 4.0 Dalam Mewujudkan Pertanian Modern Menuju Sultra Emas", Sabtu (21/9/2019).

Ketut berharap bahwa Sulawesi Tenggara menjadi salah satu daerah pendukung untuk menjadikan Indonesia menuju lumbung pangan dunia, yaitu dengan optimalisasi pelaksanaan program Upsus Siwab, penyelamatan betina produktif, perbaikan genetik, penyediaan pakan yang berkualitas serta pengendalian penyakit hewan yang mungkin timbul. "Saya berharap langkah-langkah tadi dapat mengembalikan marwah Sulawesi Tenggara sebagai sentra produksi sapi seperti zaman dulu" tambahnya.

Industri 4.0, menurut Ketut adalah wajah baru pada Sektor Peternakan Indonesia. Era digital pun mengharuskan peternak rakyat untuk turut serta dalam perkembangan zaman, jika tidak mau tertinggal oleh perusahaan besar yang terus berinovasi dengan teknologi. Menurutnya ada 4 (empat) kewajiban peternak rakyat untuk dapat bertahan di era bisnis digital yaitu (i) adanya infrastruktur informasi dan teknologi dalam bentuk jaringan internet, (ii) klasterisasi wilayah sesuai dengan spesialisasi dalam peternakan sapi seperti pembagian pembibitan, penggemukan, pemotongan, atau penghasil susu, (iii) penggunaan teknologi finansial sebagai inovasi dalam akses permodalan, dan (iv) penggunaan jejaring bisnis melalui sistem aplikasi. 

"Pemerintah terus mendukung masyarakat supaya memiliki daya saing dengan penyediaan infrastruktur dan kebutuhan untuk menuju digitalisasi" ungkap Ketut pada kegiatan tersebut yang juga dihadiri oleh Wakil Gubernur Sultra, Ketua KMHDI, PHDI Sultra, Presedium pimpinan pusat KMHDI, Staf Khusus Kepresidenan Bidang Politik dan Pemerintahan, Kepala Dinas Pertanian Sulawesi Utara, dan Guru Besar Fakultas Pertanian Universitas Halu Oleo Kendari. 

Lebih lanjut Ketut menyebutkan bahwa government driven, large scale farm driven dan farmer driven merupakan sebuah sistem penggerak yang bertujuan untuk membangun sistem peternakan terintegrasi antar peternak, antar komponen peternakan dan antar pasok input dan output sekaligus untuk membangun budaya beternak dengan sistem yang lebih maju.

Menurut Ketut, industri 4.0 membutuhkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang siap dari sektor peternakan. Inisiatif tersebut dapat dimulai dengan pengembangan kurikulum ajar yang sesuai tuntutan Industri 4.0, pengembangan link dan match antara sekolah dan industri, pembangunan sekolah vokasi, dan pengembangan sertifikasi kompetensi profesional.

Ketut berpesan bahwa untuk mewujudkan peluang tersebut generasi muda harus mempunyai skill personal drive dan learning & innovation yang baik. “Memiliki jiwa kepemimpinan, tanggung jawab, disiplin, fleksibel & adaptif, inisiatif, kritis serta kolaboratif adalah segenap kemampuan yang harus dimiliki oleh Pemuda-Pemudi masa kini yang dapat diwujudkan dengan jiwa Sociopreneurship” pungkasnya.